Permasalahan Tujuan PenggunaanPenutupan Lahan

2 luas wilayah Jabodetabek Nurhasanah 2004. Hal ini menunjukkan bahwa masih adanya pemanfaatan ruang yang belum memperhatikan RTR Kawasan yang telah ditetapkan. Penggunaan lahan aktual tahun 2010 yang inkonsisten terhadap peruntukan lahan kawasan sebesar 10,21. Hal ini mengindikasikan bahwa inkonsistensi penggunaan lahan terhadap Rencana Tata Ruang Kawasan akan terus meningkat jika dibiarkan terus menerus. Oleh sebab itu, analisis penyimpanganinkonsistensi penggunaan lahan perlu dilakukan untuk melihat besarnya inkonsistensi penggunaan lahan aktual dengan Rencana Tata Ruang Kawasan yang terjadi. Analisis kemampuan lahan suatu wilayah juga harus diperhatikan mengingat penggunaan suatu lahan dan Rencana Tata Ruang harus disesuaikan dengan kapasitaskarakteristik fisik lingkungan lahanwilayah.

I.2. Permasalahan

Wilayah Jabodetabek merupakan wilayah aglomerasi kawasan permukiman terbesar di Indonesia. Sebagian besar penduduk khususnya masyarakat pedesaan melakukan perpindahan dari desa ke kota, salah satunya ke Jakarta sebagai ibu kota negara dan di Bodetabek sebagai daerah hinterland di sekitar Jakarta. Selain hal tersebut, peningkatan jumlah penduduk Jabodetabek setiap tahunnya mengakibatkan bertambahnya kebutuhan pemanfaatan lahan permukiman yang semakin luas dan semakin berkembang. Pemanfaatan lahan yang tidak terkendalikan secara bijaksana akan dapat mempengaruhi ketersediaan sumberdaya lahan dan dapat mengganggu keseimbangan lingkungan.

1.3. Tujuan

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis inkonsistensi penggunaanpenutupan lahan aktual terhadap Rencana Tata Ruang RTR Kawasan dan kemampuan lahan di Jabodetabek. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis penggunaan lahan aktual wilayah Jabodetabek tahun 2010 2. Mengevaluasi inkonsistensi penggunaan lahan aktual tahun 2010 terhadap peruntukan lahan menurut Rencana Tata Ruang RTR Kawasan Jabodetabekpunjur Perpres No. 54 Tahun 2008 3. Mengevaluasi ketidaksesuaian penggunaan lahan aktual tahun 2010 terhadap kemampuan lahan wilayah. 4. Mengevaluasi ketidaksesuaian peruntukan lahan menurut Rencana Tata Ruang RTR Kawasan Jabodetabekpunjur Perpres No. 54 Tahun 2008 terhadap kemampuan lahan

I.4. Batasan Penelitian

1. Evaluasi kemampuan lahan tidak memasukkan aspek-aspek penerapan teknik konservasi lahan di wilayah Jabodetabek. 2. Parameter kemampuan fisik tanpa memasukkan aspek banjir dan batuan permukaan 3 3. Penggunaanpenutupan lahan aktual wilayah Jabodetabek tidak memperhitungkan luas poligon minimum atau poligon yang lebih kecil dari satuan lahan terkecil. 4 5

I. TINJAUAN PUSTAKA

1.1. PenggunaanPenutupan Lahan

Lahan merupakan lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi, dan vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut berpengaruh pada penggunaannya Rustiadi et al. 2010. Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantarannya adalah aktivitas flora, fauna, dan manusia baik di masa lampau maupun saat sekarang. Pengertian penggunaan lahan menurut Arsyad 2006 merupakan setiap bentuk intervensi campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materiil maupun spiritual. Terdapat dua golongan besar penggunaan lahan yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non pertanian. Penggunaan lahan yang optimal memerlukan keterkaitan dengan karakteristik dan kualitas lahannya. Hal tersebut disebabkan adanya keterbatasan dalam penggunaan lahan yang sesuai dengan karakteristik dan kualitas lahannya bila dihubungkan dengan pemanfaatan lahan secara berkesinambungan. Pengertian penutupan lahan land cover merupakan kenampakan visual yang dapat dilihat tanpa memperhatikan pemanfaatan untuk manusia. Menurut Sitorus 2004, secara umum penggunaan lahan digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu: penggunaan lahan pedesaan, secara umum dititik beratkan pada produksi pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dan kehutanan, dan penggunaan lahan perkotaan, secara umum dititik beratkan untuk tempat tinggal, pemusatan ekonomi, layanan jasa, dan pemerintahan. Berdasarkan Permen RI No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWN disebutkan bahwa kawasan pedesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Hasil penelitian oleh Deni 2004 menyebutkan bahwa telah terjadi peningkatan penggunaan lahan di Jabodetabek pada tahun 1992 hingga 2001 sebesar 10,05 untuk permukiman. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan lahan terutama untuk permukiman akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan penduduk, peningkatan jumlah fasilitas, dan seiring dengan perkembangan wilayah. Penggunaan lahan dari luasan lahan yang satu berbeda dengan luasan lahan yang lain. Terdapat beberapa jenis penggunaan lahan yang dapat dianalisis dalam suatu lahan tertentu. Jenis-jenis penggunaan lahan pada umumnya disesuaikan dengan kemampuan dan kesesuaian lahan masing-masing, kesuburan tanah, dan dilihat pada topografi yang ada. Penggunaan lahan memerlukan mekanisme pemantauan yang baik mengingat fungsi dan peranan yang sangat penting. Terdapat dua mekanisme utama dalam pemantauan tersebut, diantaranya adalah pengamatan lapangan dan 6 pemanfaatan data penginderaan jauh. Berdasakan literatur yang ada, telah banyak digunakan data-data penginderaan jauh untuk tujuan pemetaan dan pemantauan penggunaan lahan Anjani 2010.

1.2. Tata Ruang dan Penataan Ruang