15
2.3.1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan pemilihan dan penentuan tema penelitian, studi literatur, pembuatan proposal, dan pengumpulan data-data yang diperlukan dalam
penelitian serta pemilihan metode yang digunakan untuk analisis data. Tahapan pengumpulan data diantaranya adalah mengumpulkan data-data penunjang seperti
peta tanah, peta administrasi, peta Rencana Tata Ruang, dan peta land system.
2.3.2. Pengolahan Data Digital dan Analisis Spasial
Pengolahan data digital dan analisis spasial dilakukan dengan menggunakan software ArcView GIS. Peta penggunaan lahan diperoleh dari hasil
digitasi citra landsat oleh Afifah tahun 2010. Hasil digitasi tersebut kemudian dioverlay dengan peta administrasi sehingga diperoleh peta penggunaan lahan
pada masing-masing kabupatenkota. Selanjutnya peta penggunaan lahan dioverlay dengan peta Rencana Tata Ruang RTR Kawasan Jabodetabek dan peta
kemampuan lahan sehingga didapatkan peta inkonsistensi penggunaan lahan terhadap RTR Kawasan dan peta ketidaksesuaian terhadap kemampuan lahan.
Kemudian peta inkonsistensi dan peta ketidaksesuaian dianalisis secara deskriptif.
a. Tumpang Tindih overlay
Tahap tumpang tindih dilakukan dengan menggunakan metode overlay peta digital. Pada tahap ini, peta yang satu dioverlay dengan peta yang lain
sehingga terbentuk peta baru yang dapat menunjang penelitian. Misal: peta penggunaan lahan Jabodetabek tahun 2010 ditumpang tindihkan dengan peta
administrasi Jabodetabek. Hasil dari overlay peta tersebut didapatkan peta penggunaan lahan di setiap wilayah yaitu kabupatenkota di Jabodetabek.
Tahap selanjutnya yaitu overlay peta penggunaan lahan pada masing-masing wilayah dengan peta kemampuan lahan yang telah dibuat. Hasil dari overlay
kedua peta ini didapatkan peta ketidaksesuaian penggunaan lahan terhadap kemampuan lahan wilayah Jabodetabek.
b. Penetapan Kemampuan Fisik Lahan
Penentuan kemampuan fisik lahan dikategorikan ke dalam bentuk kelas dan sub kelas. Faktor pembatas yang terdapat pada masing-masing parameter
menentukan lahan yang dianalisis masuk pada kelas dan sub kelas yang mana. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17
tahun 2009, penentuan kelas dan sub kelas kemampuan lahan dilakukan dengan teknik overlay beberapa peta diantaranya adalah peta lereng, peta
tanah, peta erosi, dan peta drainase. Kemudian hasil dari overlay tersebut dilakukan identifikasi kelas kemampuan lahan Gambar 1. Pada penelitian
ini, peta kemampuan lahan dibuat dengan mengekstrak peta tanah dan peta land system menjadi beberapa peta diantaranya peta kemiringan lereng, peta
kedalaman tanah, peta tekstur tanah, peta drainase tanah, dan peta erosi, serta peta kepekaan erosi. Beberapa kriteria faktor pembatas dalam penelitian ini
tidak digunakan seperti faktor banjir, batuan permukaan dikarenakan keterbatasan data yang diperoleh, sehingga penentuan kemampuan lahan
hanya menggunakan data yang telah tersedia. Langkah selanjutnya yaitu menganalisis antara peta penggunaan lahan dengan peta kemampuan lahan
sehingga akan dapat terlihat peta ketidaksesuaian penggunaan lahan terhadap kemampuan lahan. Selain itu dilakukan overlay antara peta RTR Kawasan
16 dengan peta kemampuan lahan sehingga didapatkan peta ketidaksesuaian
RTR terhadap kemampuan lahan Jabodetabek.
c. Penetapan Peta Inkonsistensi Penggunaan Lahan