Pengemasan Kecambah Tepung Sari a Penerimaan Tandan

Gambar 11. Perkecambahan Benih: A Ruang Perkecambahan, B Benih Normal, C Benih Afkir Panjang

4. Pengemasan Kecambah

Kecambah yang akan disalurkan dikemas ke dalam kantong plastik. Kantong plastik berisi 150 butir kecambah dengan ukuran 26 cm x 30 cm dengan label PPKS. Kecambah yang dijual memiliki kisaran harga Rp 6 000 - Rp 7 000kecambah tergantung varietas. Pengiriman kecambah dilakukan dengan memasukkan kantung plastik kecil ke dalam box plastik berukuran 62 cm x 54 cm x 12 cm dengan kapasitas 33 - 34 kantong kecambah dengan jumlah benih sebanyak 5 000 - 5 125 kecambah. Pemberian busa syrofoam di dalam box digunakan untuk mengurangi kerusakan benih ketika dikirimkan. Pengiriman benih ke luar pulau memerlukan penanganan khusus yaitu kantong-kantong kemasan kecambah dimasukkan ke dalam peti pengiriman yang terbuat dari kayutriplek berukuran 55 x 35 x 40 cm dengan kapasitas ± 5 125 benih dengan bobot ± 5 kg berlogo PPKS. Kemasan yang digunakan untuk konsumen langsung berbentuk kardus. Kemasan peti plastik tidak jauh berbeda dengan peti kotak, baik peti plastik dan peti kotak lebih sering digunakan untuk penyaluran ke PPKS Medan dan luar pulau, sedangkan untuk kemasan kardus merupakan kemasan yang ditujukan untuk konsumen langsung. Kemasan kardus memiliki daya tamping hingga 2000 butir kecambah. Kemasan kecambah baik per persilangan yang akan disalurkan ke konsumen sebelumnya dicatat dan disalin ke dokumen daftar persilangan disertai dengan dokumen DO Delivery Order yang dikeluarkan oleh administrasi Divisi Pemasaran dan Logistik serta surat pengantar acara serah terima kecambah dari Divisi Produksi kepada konsumen kemudian staf Divisi QC memberikan segel khusus. Pembungkusan dan pengemasan kecambah dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Pengemasan dan Penyaluran Kecambah: A Kemasan Plastik Kecambah, B Box Plastik, dan C Box Kardus Penyaluran kecambah dilakukan di Divisi Pemasaran dan Logistik PPKS. Pembelian oleh konsumen dilakukan secara langsung kepada konsumen. Khusus untuk konsumen lokal dapat langsung datang membeli. Produksi kecambah PPKS dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Produksi Kecambah PPKS Tahun 2005 - 2010 No Tahun Benih Baik Produksi Kecambah butir 1 2005 50 835 900 40 676 096 2 2006 42 428 992 26 182 240 3 2007 36 742 022 39 310 737 4 2008 43 514 789 46 156 569 5 2009 48 503 862 39 220 325 6 2010 38 648 106 38 659 007 Rata-rata 43 442 612 38 367 495 Sumber: Persiapan Benih, Divisi Produksi PPKS Marihat Persentase daya berkecambah, jumlah kecambah normal, kecambah abnormal dan benih tidak tumbuh berfluktuatif tiap bulannya. Jumlah kecambah yang diproduksi tergantung oleh banyaknya pesanan kecambah. Persentase daya kecambah , kecambah normal, abnormal, dan benih tidak tumbuh tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Perkecambahan Benih PPKS Tahun 2010 Bulan Kecambah Normal Kecambah Abnormal Tidak Tumbuh Daya Kecambah Januari 4 553 280 159 899 996 295 82.55 Februari 4 315 879 108 86 1 098 505 80.11 Maret 4 274 006 189 145 1 236 206 78.31 April 3 410 335 126 274 723 997 83.01 Mei 3 315 494 132 601 1 128 881 75.34 Juni 3 470 072 137 151 1 046 416 77.51 Juli 2 213 873 130 637 1 057 129 68.92 Agustus 2 867 542 22 484 1 357 953 69.49 September 2 382 908 123 502 1 521 786 62.22 Oktober 2 429 963 10 665 1 337 207 65.48 November 2 535 295 106 644 994 143 72.66 Desember 2 890 360 150 563 636 593 78.59 Rata-rata 38 659 007 1 300 451 13 135 111 74.51 Sumber: Persiapan Benih, Divisi Produksi PPKS Marihat Quality Control Quality Control atau Quality Assurance merupakan divisi yang lingkup kerjanya melakukan pengawasan dan verifikasi proses pada hampir semua divisi yang dibawahi oleh SUS Satuan Usaha Strategis. Sasaran mutu dan verifikasi Divisi Quality Control adalah sebagai berikut: I. Melakukan verifikasi pada setiap tahap proses produksi tandan benih pada divisi pohon induk yang terdiri dari : a. Pengamatan bunga minimal 33 b. Pembungkusan bunga minimal 34 c. Penyerbukan bunga minimal 39 d. Pembungkaan bungkusan minimal 38 e. Panen minimal 25 f. Tepung sari minimal 55 II. Melakukan verifikasi kualitas dan kuantitas produk pada setiap tahap proses produksi kecambah kelapa sawit minimal 8.5 untuk kualitas dan 3.5 untuk kuantitas III. Menindaklanjuti keluhan pelanggan 100 IV. Jangka waktu penyelesaian terhadap keluhan pelanggan tersebut maksimal 30 hari setelah surat resmi yang berkenan dan keluhan diterima oleh divisi QC-QA. Jumlah pekerja yang berada di divisi ini total 30 orang dengan perincian sebagai berikut: 1. Divisi pohon induk : 1 orang 2. Divisi Produksi : 5 orang 3. Divisi Kultur Jaringan : 2 orang 4. Pekerja Kantor : 5 orang 5. Pekerja Lapangan : 17 orang Dalam divisi ini, pengawasan dilakukan terhadap proses, apabila suatu proses produksi dan pengamatan dilakukan dengan baik, maka hasil yang didapat akan baik. Alur proses pengadaan bahan tanaman kecambah kelapa sawit di instansi PPKS Marihat dapat dilihat pada Gambar 13. Proses verifikasi yang dilakukan oleh staf Divisi Quality Control yaitu pengamatan secara rutin setiap hari yang kemudian akan dicatat dalam kegiatan harian pekerja, khusus di bagian perkecambahan, staf QC diperkenankan mengganti kecambah yang tidak baik pada proses seleksi verifikasi dalam hal kualitas dan kuantitas. Proses verifikasi tidak terlepas dari pengambilan sampel. Kegiatan pengambilan sampel berlangsung secara acak sesuai dengan kriteria sasaran mutu, setiap divisi dan unit memiliki kriteria pengambilan sampel yang berbeda-beda. Hasil dari proses verifikasi yang dilakukan oleh Divisi Quality Control selanjutnya akan menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi. Evaluasi yang dijadikan pertimbangan terdiri dari kinerja karyawan, proses produksi, bahan dan alat serta fasilitas penunjang produksi yang berkelanjutan. Divisi BRDPemuliaan Divisi Pohon Induk Divisi Produksi Divisi Pemasaran dan Logistik Gambar 13. Alur Proses Pengadaan Bahan Tanaman di PPKS Marihat Pemuliaan Tanaman Pohon Induk Pohon Bapak Produksi Tandan Benih Pematahan Dormansi Persiapan Benih Perkecambahan Produksi Kecambah Penyaluran Kecambah Divisi QCQA Analisis Tetrazolium dan Daya Berkecambah Berdasarkan Letak Benih Dalam Tandan Viabilitas benih merupakan salah satu tolok ukur dalam menentukan kualitas benih. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas dengan tingkat viabilitas benih yang beragam antar benih maupun varietas. Pengaruh letak dan posisi benih dalam tandan kelapa sawit menjadi salah satu penyebab beragamnya tingkat viabilitas benih dalam sebuah tandan. Proses produksi benih diharapkan mendapatkan tingkat viabilitas yang seragam dan tinggi sehingga meminimalisir adanya replanting dan kebutuhan benih tambahan. Tingkat viabilitas benih pada umumnya berbanding lurus dengan daya berkecambah benih, dimana tingkat viabilitas yang baik akan memperoleh benih dengan daya berkecambah yang baik juga. Oleh karena itu untuk mengetahui pengaruh letak benih perlu dilakukan analisis tetrazolium dan daya berkecambah berdasarkan letak benih. Tujuan percobaan ini yaitu untuk mengetahui tingkat viabilitas benih kelapa sawit dan potensi perkecambahan seluruh bagian tandan dan letak benih. Pengujian daya berkecambah menggunakan metode pengambilan letak yang sama dengan pengujian viabilitas tetrazolium. Proses pematahan dormansi benih dilakukan selama 58 hari dan pengamatan pemilihan pertama dilakukan pada hari ke 17 dengan pengamatan pemilihan rutin setiap 3 - 4 hari selama enam kali pemilihan. Kriteria pengamatan terdiri dari berbagai parameter. Pengamatan embrio viabel terdiri dari embrio berwarna merah tua titik dan merah tua rata, sedangkan embrio non viabel terdiri dari berwarna merah muda rata dan tidak mengalami perubahan warna setelah perendaman. Pengujian daya kecambah memiliki kriteria pengamatan yang terdiri dari kecambah normal, kecambah abnormal, kecambah panjang dan benih tidak tumbuh. Pemetaan bagian tandan selengkapnya pada Lampiran 6. Hasil I. Struktur Tandan, Berondolan Dan Spikelet Morfologi tandan untuk tiap varietas tidak memiliki karakter yang secara spesifik berbeda. Tandan yang digunakan bertipe nigrescens, dengan warna kematangan ungu-hitam, namun untuk tandan varietas AVROS, tandan berwarna oranye-merah. Bentuk tandan bervariasi, tidak sepenuhnya membulat, pada bagian pangkal terdapat kapas-kapas hasil sisa pembungkusan. Gambar tandan yang diuji dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Tandan Uji; A Varietas Yangambi, B Varietas AVROS, dan C Varietas Simalungun Struktur berondolan tandan tiap varietas memberikan variasi yang berbeda. Hasil sampling menunjukkan bahwa berondolan yang berasal dari varietas AVROS memiliki ukuran dan bentuk paling kecil dibandingkan dengan varietas Yangambi dan Simalungun. ukuran berondolan terbesar yaitu varietas Simalungun. Ukuran berondolan antar varietas uji dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Perbandingan Ukuran Berondolan; A Varietas Yangambi, B Varietas Simalungun, C Varietas AVROS Struktur spikelet pada tandan kelapa sawit memiliki karakteristik yang sama untuk setiap tandan, namun untuk letak benih memiliki karakter yang berbeda. Secara garis besar, pembagian letak benih yaitu bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah. Bagian atas yang dicirikan terdapat bagian meruncing memiliki karakteristik spikelet yang berukuran paling kecil beserta berondolan dan jumlah benih yang terbentuk baik. Bagian tengah memiliki karakteristik spikelet berukuran sedang - besar, paling tinggi, ukuran berondolan sedang - besar dan paling banyak terbentuk berondolan baik. Karakteristik spikelet yang berada di bagian bawah yaitu besar melebar, berukuran pendek dan berondolan yang terbentuk baik banyak. Karakteristik spikelet dan berondolan antar letak tandan dapat dilihat pada Gambar 16 dan 17. A B Gambar 16. Karakter Tandan dan Spikelet; A Bagian Tandan dan B Karakteristik Spikelet Sesuai Abjad; Bawah, Tengah, dan Atas Gambar 17. Karakteristik Berondolan; A Bawah, B Atas, dan C Tengah

II. Karakteristik Tandan

Dokumen yang terkait

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg (15:15:6:4) di Pre Nursery

6 79 69

Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan

0 52 93

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Produk Karet Nanokomposit Dengan Teknik Pencelupan

8 70 75

Penentuan Kadar Kalium Dalam Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis Guinensis Jack ) Dengan Metode Flame Photometry

38 192 52

Identifikasi karakter vegetatif dan generatif hasil persilangan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat, Sumatera Utara

2 18 86

Produksi dan Pemasaran Bahan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat Sumatera Utara

1 10 6

Identifikasi karakter vegetatif dan generatif hasil persilangan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat, Sumatera Utara

1 14 163