Tabel 11. Pengaruh Varietas Terhadap Viabilitas Tetrazolium,
Daya Berkecambah dan Potensi Tumbuh Maksimum
Peubah Varietas D x P
AVROS Yangambi
Simalungun Viabilitas Tetrazolium
37.40c 48.89b
64.81a Daya Berkecambah
27.72c 34.07b
41.29a Potensi Tumbuh Maksimum
29.07c 38.70b
47.59a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan
hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5
VII. Interaksi Letak Dengan Varietas Terhadap Peubah Perkecambahan
a Viabilitas Tetrazolium
Viabilitas tetrazolium dipengaruhi oleh letak baik pada ketiga varietas. Pengaruh varietas yang memberikan hasil yang sangat nyata hasilnya
memberikan perbedaan yang jelas. Interaksi antara letak dan varietas terhadap viabilitas tetrazolium ditunjukkan pada Tabel 12. Persentase tertinggi dari semua
letak yaitu varietas Simalungun pada letak L6 86.67 . Letak L3 pada varietas AVROS memberikan persentase terendah dibandingkan dengan letak lainnya,
diduga karena beberapa benih belum berkembang dengan baik.
b Daya Berkecambah
Daya Berkecambah dipengaruhi oleh letak dan varietas seperti pada Tabel 12. Daya berkecambah untuk tiap letak memiliki karakteristik yang
menyerupai pola viabilitas tetrazolium. Letak yang memiliki persentase tertinggi terletak pada varietas Simalungun dengan letak L5 yaitu sebesar 53.33 yang
tidak berbeda nyata dengan letak L4, L6 dan L7 pada varietas yang sama dan L4 serta L5 pada varietas Yangambi. Letak L3 pada varietas Yangambi memberikan
persentase daya berkecambah yang paling rendah dibandingkan dengan letak lainnya yaitu sebesar 20 .
c Potensi Tumbuh Maksimum
Potensi Tumbuh Maksimum memberikan pengaruh yang sangat nyata. Pada Tabel 12, letak yang memiliki persentase tertinggi pada varietas
Simalungun dengan letak L6 sebesar 60 yang tidak berbeda nyata pada letak
L5, L4, dan L7 pada varietas yang sama serta letak L4 pada varietas Yangambi. Letak dengan persentase terendah terletak pada varietas Yangambi dengan letak
L3 sebesar 23.33 .
VIII. Benih Tanpa Inti dan Tanpa Embrio
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa baik varietas dan letak
memberikan karakteristik kemunculan benih non inti dan non embrio yang berbeda beda. Varietas yang memiliki persentase kemunculan benih non inti dan
non embrio terbanyak yaitu varietas AVROS. Letak dengan persentase kemunculan benih non inti tertinggi pada letak L3 dan benih dengan
kemunculan benih non embrio tertinggi yaitu pada L2, kedua letak tersebut mewakili bagian benih yang terdapat pada bagian bawah. Rata-rata persentase
kemunculan benih non inti dan non embrio untuk setiap varietas dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 19. Rata-Rata Persentase Benih Non Inti dan Non Embrio Tiap
Varietas: A Varietas Yangambi, B Varietas AVROS Dan C Varietas Simalungun
IX. Kecambah Abnormal dan Kecambah Panjang