A. Pengujian Viabilitas Tetrazolium Embrio
Penelitian mengenai analisis pengujian viabilitas benih kelapa sawit akan menguji seluruh tingkat viabilitas benih dari keseluruhan bagian tandan yang
terwakili oleh sampel yang dibagi-bagi berdasarkan bagian tandan dengan menggunakan uji tetrazolium 1 sebagai uji cepat pendugaan viabilitas.
Penelitian ini menggunakan tiga varietas kelapa sawit yang telah dilepas oleh PPKS yaitu AVROS, Yangambi dan Simalungun. Tiap varietas diberikan tiga
perlakuan dengan tiga ulangan, masing-masing ulangan memiliki kajian pengamatan sebesar 10 berondolan.
Pembagian letak benih sebanyak sembilan bagian yaitu L1 13 atas, L2 15 atas, L3 110 atas, L4 13 tengah, L5 35 tengah, L6 45 tengah, L7
13 bawah, L8 15 bawah dan L9 110 bawah. Besarnya letak benih berdasarkan besarnya tandan, semakin besar tandan maka pembagian letak benih
semakin luas. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengumpulkan spikelet di tiap letak kemudian dipipil dan diambil acak. Proses pengujiaan viabilitas
menggunakan larutan tetrazolium dengan konsentrasi 1 selama 24 jam. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di dalam kajian ini bertujuan
untuk menentukan berondolan yang paling baik dijadikan benih dari seluruh bagian tandan buah segar. Adapun kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
berupa : i.
Mengamati dan melakukan pemecahan tandan dan sortasi berondolan untuk dijadikan benih yang telah dipetakan bagiannya. Pemecahan
dilakukan dengan menggunakan alat pemotong sederhana atau menggunakan mesin sesuai dengan standar kegiatan di instansi.
ii. Mengamati proses pengolahan benih meliputi kegiatan pembersihan,
sortasi, pematahan dormansi, pengemasan, penyimpanan dan pengujian benih.
iii. Pengujian dilakukan di dalam laboratorium Biomol - PPKS, peralatan
dan bahan yang digunakan berasal dari instansi. Indikator pengujian benih berupa jumlah benih viabel dan non viabel yang dapat dilihat skala
warna merah atau merah muda berdasarkan hasil pembelahan benih. Indikator pengamatan yang lain berupa struktur fisik kecambah setelah
dilakukan pengolahan, bobot benih yang diukur dengan cara ditimbang, warna kulit benih, dan ukuran benih secara keseluruhan uji.
iv. Hasil pengujian benih selanjutnya akan dibandingkan dengan hasil kajian
uji kecambah.
B. Pengujian Daya Berkecambah