Persiapan Benih. Tepung Sari a Penerimaan Tandan

Proses Pengolahan Tandan Divisi Produksi merupakan divisi yang bertanggung jawab dalam mengolah tandan benih menjadi kecambah siap salur. Proses produksi benih kelapa sawit terdiri dari tiga tahapan yaitu persiapan benih, pematahan dormansi dan perkecambahan.

1. Persiapan Benih.

Unit persiapan benih merupakan bagian dari Divisi Produksi yang memiliki tugas untuk mempersiapkan benih dari tandan benih menjadi benih siap proses. Kegiatan persiapan benih terdiri dari: penerimaan tandan benih, pencincangan tandan, fermentasi, pemipilan, pengupasan, seleksi, pemberian logo PPKS, dan penyimpanan benih. Standar HOK yang diterapkan pada unit ini setiap pekerja khususnya bagian pencincangan minimal per hari 30 tandan, standar ini bersifat fleksibel, tidak dituntut satu hari selesai, yang berarti sesuai dengan banyaknya jumlah tandan, apabila sedikit, bisa berkurang. Pencacahan dan pemipilan masih menggunakan tenaga manual, alat yang digunakan berupa kapak untuk mencacah dan sekop untuk memipil. Tenaga pencacah sawit merupakan pekerja yang harus terampil, dikarenakan apabila teknik mencacah salah, maka kerusakan benih akan semakin besar. Sumber daya yang terdapat pada unit persiapan benih berjumlah 44 orang yang terdiri dari: satu supervisor, 18 karyawan tetap, 14 karyawan harian lepas KHL ,dan 11 pegawai kontrak waktu tertentu PKWT. Secara umum alur persiapan benih dapat dilihat pada Gambar 9. a Penerimaan Tandan Penerimaan tandan buah segar yang akan dijadikan benih dikirim berdasarkan lokasi dan shift pengiriman. Untuk lokasi yang berada di daerah Bah Jambi sebagian besar dikirim pada hari senin, sebagian lainnya dikirim pada hari selasa. Pengiriman tandan buah segar dikirim dari lokasi Bah Jambi, Marihat dan Balimbingan dikirim pada hari selasa. Khusus hari kamis, terdapat pengiriman dari kebun Dalu-Dalu, seluruh pengiriman ini sudah terjadwal dengan baik. Pengambilan tandan buah segar untuk kebun Bah Jambi, Marihat, dan Balimbingan menggunakan sistem afdeling dan blok, sedangkan untuk kebun Dalu-Dalu hanya menggunakan blok saja. Pengiriman tandan tidak ada target, tetapi fleksibel tergantung berbagai kondisi yang terjadi, seperti cuaca dan kondisi tanaman namun sesuai jadwal. Pengiriman tandan beragam, mulai dari 50-300 tandan benih dengan 1 350-2 000 berondolan kumulatif. Setiap varietas dan daerah ditandai dengan kode khusus seperti: 1. 09 = Yangambi 4. LTC = Langkat 7. 718 = High Meso 2. 04 = Lame 5. SMB = Simalungun 8. Dy = Dumpy 3. 05 = AVROS 6. 540 = Big Bunch Penerimaan tandan merupakan kegiatan serah terima tandan benih dari Divisi Pohon Induk ke Divisi Produksi. Petugas yang membawa tandan dari lapang yaitu krani lapang. Tandan yang telah diterima kemudia diperiksa surat pengantar panen, kebenaran, kelengkapan label kemudian ditimbang. Kegiatan pemeriksaan tandan meliputi kondisi label tandan yang tertancan, identitas label, nomor penyerbukan, tanggal bungkus, tanggal serbuk, nomor pohon unduk, nomor registrasi, dan nama inisial pollinator. Nama-nama varietas yang dikeluarkan PPKS dan karakteristik dari varietas tersebut terdapat pada lampiran 2 dan 3. Tandan yang diterima dalam kondisi terbungkus tas bagging, hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kehilangan berondolan, tercampurnya berondolan dan kerusakan yang terjadi selama pengiriman. Penimbangan tandan dilakukan bersama dengan tas pembungkusnya yang memiliki bobot 1 kg. Bobot tandan memiliki nilai yang bervariasi tergantung tahun tanam dan kondisi pohon, semakin tua umur tanaman induk maka semakin berbobot tandannya. Proses penerimaan tandan dapat dilihat pada Gambar 3. Tandan-tandan yang diterima merupakan tandan dengan tipe nigrescens yang memiliki ciri-ciri berwarna oranye-ungu ketika dalam keadaan masak. Bobot tandan memiliki varian yang beragam, dengan kisaran 25 hingga 71 kg. Gambar 3. Proses Penerimaan Tandan Benih: A Penerimaan Dari Pohon Induk, B Label Identitas Tandan, dan C Pengecekan Label dan Identitas Tandan. b Pencincangan Tandan Kegiatan pencincangan merupakan suatu proses pemotongan spikelet dari stalk tandan. Kegiatan pencincangan dilakukan di tempat khusus yaitu bak pencincangan yang terpisah agar tidak tercampur dengan potongan tandan lain. Bak ini memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi berturut turut 1 m x 1 m x 0.6 m. Pencincangan dilakukan setelah tandan diperiksa, umumnya dilakukan satu hari setelah penerimaan tandan. Proses pencincangan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang, dikarenakan beresiko terjadinya kerusakan biji, oleh karena itu dilakukan oleh petugas pencincang yang sudah mahir. Lamanya proses mencincang bervariasi antara 7-9 menit tergantung ukuran tandan. Hasil pencincangan selanjutnya dikelaskan berdasarkan kelas fruitset persentase buah baik yang terbentuk dalam satu tandan. Tandan berkualitas tidak baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 pembentukan berondolan tandan fruitset 20, 2 tandan tanpa biji, 3 tandan busuk, 4 kondisi label yang lepastidak tertancap. Tandan yang tidak baik selanjutnya diafkir, dihitung jumlahnya, dimusnahkan dengan cara dibakar lalu dibuat berita acara pemusnahan. Kegiatan Pencincangan dapat dilihat pada Gambar 4. Tandan benih dengan tingkat Fruitset 20 kelas D memiliki karakteristik buah yang terbentuk tidak sempurna, banyak buah berukuran kecil, tidak memiliki inti, dan tidak berisi. Penyebab terjadinya tandan dengan kelas fruitset D yaitu: a Kondisi bunga belum sepenuhnya anthesis atau telah lewat masa anthesis pada saat diserbuki. b Penyebaran tepung sari tidak merata saat penyerbukan. c Bunga atau tandan terganggu saat pertumbuhan. d Faktor genetis tanaman. Setelah kegiatan pencincangan, kumpulan spikelet kemudian dimasukkan ke dalam keranjang plastik berdasarkan persilangan untuk selanjutnya difermentasi. Daftar kelas fruitset tersaji pada Tabel 3. Tabel 3. Kelas Fruitset Tandan Benih Kelas Fruitset Persen Terbentuknya Buah A 80-90 B 60-80 C 40-60 D 20-40 E 20 Sumber: Persiapan Benih, Divisi Produksi PPKS Marihat Gambar 4. Proses Pencincangan Tandan: A Pencincangan Manual, B Hasil Cincangan, C Hasil Cincangan Siap Fermentasi c Fermentasi dan Pemipilan Fermentasi dilakukan untuk memudahkan dalam pemipilan berondolan dan memidahkan pengupasan daging. Fermentasi dilakukan langsung di dalam keranjang plastik dikarenakan tidak mudah berkarat dan dapat dipakai berulang serta umur ekonomisnya panjang. Tandan difermentasi selama 4-7 hari hingga terbentuk jamur. Ciri-ciri keberhasilan fermentasi yaitu: 1 buah mudah terlepas dari spikelet, 2 banyak buah yang telah terlepas, 3 daging buah agak memar dan mudah tersobek, 4 spikelet terlihat layu dan mengkerut, 5 adanya miselium dan tercium bau khas fermentasi, 6 adanya lalat kecil yang mengerubungi. Setelah proses fermentasi selesai, kemudian dipipil Gambar 5. Gambar 5. Proses Fermentasi dan Pemipilan: A Fermentasi dan B Pemipilan Pemipilan dilakukan untuk memisahkan berondolan dari spikelet. Proses pemipilan dilakukan di box khusus yang memiliki tiga bagian khusus yaitu bagian pemipil atas, ayakan besi untuk memisahkan berondolan dan spikelet, proses ini dibantu dengan sekop dan ruang penampung bagian atas. Seluruh buah dipastikan lepas dari spikelet untuk mengurangi terjadinya kehilangan hasil. Hasil pemipilan dimasukkan ke dalam karung goni, tiap karung goni berisi satu persilangan yang selanjutnya siap untuk dikupas. d Pengupasan Buah Berondolan yang telah dipipil kemudian dimasukkan ke dalam karung lalu dikupas menggunakan alat pengupas depericarper. Mesin depericarper yang dimiliki oleh PPKS sebanyak 7 unit, dengan depericarper horizontal sebanyak 6 unit dan vertikal sebanyak 1 unit. Mesin pengupas depericarper memiliki keunggulan dan kelemahan. Mesin depericarper horizontal memiliki keunggulan kerusakan 0, tetapi memerlukan air dan waktu yang lebih lama yaitu sekitar 45 menit per tandan. Mesin depericarper vertikal memiliki keunggulan waktu yang relatif lebih singkat dibanding horizontal, mesin ini membutuhkan waktu pengupasan per tandan selama 10 menit dengan tingkat kerusakan 1. Instansi PPKS dalam memproduksi lebih mengutamakan dalam menggunakan mesin pengupas tipe vertikal karena waktu yang digunakan untuk mengupas lebih cepat. Pengoperasian mesin pengupas dituntuk untuk berhati- hati dan peka dikarenakan apabila terjadi kelalaian maka tidak hanya kerusakan biji yang tinggi tetapi dapat melukai petugas. Pengupasan dilakukan secara terpisah untuk tiap persilangan dan satu mesin untuk satu persilangan. Hasil pengupasan berupa benih kemudian direndam dengan larutan Dithane untuk mencegah berkembangnya jamur serta mikroorganisme. Bobot basah biji hasil pengupasan diletakkan di atas kawat penirisan dan disimpan kering selama 24 jam dengan suhu 20-25°C. Kegiatan pengeringan selain untuk mengeringkan Dithane juga untuk dapat memudahkan seleksi biji putih dan biji normal. Mesin dan hasil pengupasan dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Proses Pengupasan Buah: A Depericarper Tipe Vertikal, B Depericarper Tipe Horizontal, dan C Penirisan Biji Hasil Pengupasan. e Seleksi Benih Bagian seleksi benih pada divisi ini terbagi dua yaitu seleksi benih dan pengelompokan. Kegiatan seleksi benih terdiri dari memisahkan, mengelompokkan dan menghitung benih baik dan benih afkir. Setiap persilangan yang diseleksi dilakukan secara terpisah dan dilakukan secara teliti untuk menghindari tercampurnya benih lain. Benih yang telah diterima kemudian disortasi menggunakan kotak kawat dengan panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 10 cm, diameter lubang yang digunakan sebesar 1.3 x 1.3 cm. Penggunaan diameter sebesar 1.3 cm merupakan benih yang berukuran sedang. Benih yang lolos dari kotak kawat merupakan benih kecil dan afkir. Selain seleksi kotak kawat bawah, kotak kawat atas turut diseleksi untuk memisahkan benih pecah dan benih baik. Selain seleksi, unit ini juga memotong rambut benih yang terdapat di bagian ujung, yang bertujuan untuk mencegah terbentuknya jamur. Benih-benih yang telah diseleksi, kemudian ditimbang dan dicatat jumlahnya serta dimasukkan ke dalam kantung berlubang beserta identitas. Kantung yang berisi benih kemudian dikirim ke gudang stock untuk dikelompokkan dan diberi identitas. Bagian stock terdiri dari dua unit kerja, yaitu pengelompokan dan pemberian identitas. Pengelompokan benih memiliki kegiatan kerja untuk memilah benih berdasarkan jenis persilangannya. Pengerjaan pengelompokan benih berada pada ruang stock I yang memiliki suhu dingin AC. Benih yang telah disortir oleh bagian ini kemudian dikirim ke bagian identitas. Bagian identitas bertugas untuk menandai benih, menandakan benih menggunakan mesin inkjet dengan kapasitas mesin 60.000 butirhari atau 200 butir per menit dan masa kerja mesin per hari 5 jam Gambar 7. Benih yang telah diberi identitas memiliki ciri-ciri terdapat tulisam PPKS berwarna kuning di cangkang benih. Benih yang telah diberi identitas selanjutnya dimasukkan ke dalam ruang stock II, namun untuk benih yang telah dipesan, dikirim ke unit pematahan dormansi. Benih-benih yang terkategori afkir selanjutnya akan dimusnahkan dengan cara dibakar di tempat khusus pembakaran, kegiatan pemusnahan dilakukan setiap bulan secara rutin. Gambar 7. Pemberian Cap Identitas: A Benih yang Berada Di Lintasan Mesin, B Benih yang Telah Diberi Cap Identitas, C Mesin Inkjet HQLK \DQJ EDLN \DLWX EHQLK \DQJ PHPLOLNL XNXUDQ GLDPHWHU • cm, berwarna coklat tua atau hitam, tidak cacat fisik, dan tidak pecah. Biji afkir dibedakan menjadi empat jenis Gambar 8 yaitu: a Biji kecil Kriteria biji kecil yaitu yang berukuran 1.3 cm yang lolos saringan. Penyebab terjadinya biji kecil yaitu faktor genetik atau kondisi morfologis pohon induk. b Biji pecah Biji pecah yaitu biji yang kondisi fisiknya tidak baik yang disebabkan oleh kegiatan prosessing dalam penyiapan benih yaitu pencincangan dan pengupasan. c Biji putih Biji putih merupakan biji yang disebabkan oleh pertumbuhan yang belum sempurna atau dipanen terlalu muda. Biji putih umumnya biji yang terdapat di bagian dalam. Gambar 8. Biji Afkir dan Kemasan Benih: A Biji Ukuran Kecil, B Biji Pecah, C Biji Putih Afkir, D Label Identitas dan E Kemasan Simpan Benih f Penyimpanan Benih Benih yang sudah diberi identitas, cap, dan dikelompokkan kemudian disimpan di ruang stock. Di dalam ruang penyimpanan disusun rak-rak penyimpanan sesuai dengan varietasnya yang berukuran 8 m x 1 m x 3 m. Ruang penyimpanan berfungsi untuk menyimpan benih seoptimal mungkin dalam jangka waktu lama serta menjaga viabilitas benih. Ruangan penyimpanan bersuhu 20°-25°C dengan kontrol rutin tiga kali dalam satu hari untuk menjaga kestabilan suhu. Penyimpanan benih umumnya variatif mulai dari dua minggu hingga tiga bulan sudah langsung diminta untuk dikecambahkan. Benih yang akan dikecambahkan kemudian dikeluarkan dari ruang penyimpanan sesuai dengan varietas disertai dengan surat permintaan. g Pencapaian Produksi Benih Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa setiap tahun PPKS marihat dapat memproduksi benih baik dengan rata-rata 43 442 612 butir dengan jumlah benih per tandan rata-rata sebesar 1385 benih per tandan. Produksi benih tertinggi terdapat pada tahun 2005 yaitu sebanyak 50 835 900 butir dan terendah yaitu pada tahun 2007 sebesar 36 724 022 butir. Tabel 4. Produksi Persiapan Benih Tahun 2005-2010 Sumber: Persiapan Benih, Divisi Produksi PPKS Marihat Tahun Produksi Tandan Masuk Tandan Afkir Tandan Diproses Biji Afkir Benih Baik Jumlah benihtandan 2005 40 212 1411 38 801 107 633 50 835 900 1316 2006 32 238 543 31 695 127 741 42 428 992 1345 2007 25 860 197 25 663 54 530 36 724 022 1435 2008 31 303 290 31 013 63 602 43 514 789 1407 2009 34 442 309 34 133 57 350 48 503 862 1425 2010 28 138 279 27 859 160 143 38 648 106 1387 Rata-rata 32 032 505 31 527 95 166 43 442 612 1385 Realisasi pencapaian produksi dilihat dari persentase tingkat kerusakan benih selama proses hingga bulan maret 2011. Sampai dengan bulan Maret 2011, biji afkir akibat kerusakan pecah selama proses pengolahan menjadi benih sebanyak 36 551 butir dengan jumlah biji yang diprosesdihasilkan sebanyak 8 976 554 butir sehingga persentase kerusakan adalah 0.40 Kerusakan benih: 36 551 x 100 = 0.40 8 976 554 Gambar 9. Alur Penyiapan Benih di PPKS Marihat Penyimpanan Benih Pematahan Dormansi Pemberian Label dan Cap Penerimaan Tandan Benih Pengecekan Identitas, Penghitungan, Pencincangan Tandan Fermentasi Pemipilan Pengupasan dan Penirisan Seleksi Benih Stock Seed Tandan Kelas D Tandan Banci Tandan Tanpa Identitas Afkir Dimusnahkan Biji berukuran kecil Biji putih Biji pecah

2. Pematahan Dormansi

Dokumen yang terkait

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg (15:15:6:4) di Pre Nursery

6 79 69

Hubungan Antara Tinggi Tanaman Varietas Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jaeq) dengan Kualitas Tandan

0 52 93

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Produk Karet Nanokomposit Dengan Teknik Pencelupan

8 70 75

Penentuan Kadar Kalium Dalam Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis Guinensis Jack ) Dengan Metode Flame Photometry

38 192 52

Identifikasi karakter vegetatif dan generatif hasil persilangan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat, Sumatera Utara

2 18 86

Produksi dan Pemasaran Bahan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat Sumatera Utara

1 10 6

Identifikasi karakter vegetatif dan generatif hasil persilangan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat, Sumatera Utara

1 14 163