25
Berdasarkan dari keseluruhan hasil pengamatan teripang getah didapatkan nilai b kurang dari 3,00 yang menunjukkan pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif yaitu
pertumbuhan panjang lebih dominan dibandingkan pertumbuhan bobot King 2007. Dari hasil uji t dengan selang kepercayaan 95, keseluruhan pengamatan didapatkan
nilai t hitung t tabel dengan interpretasi tolak H = 3. Pola pertumbuhan panjang tidak
proporsional dengan pertumbuhan bobot. Secara umum, koefisien korelasi r yang didapatkan nilainya menjauhi 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan panjang
tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan bobot. Semakin panjang tubuh teripang getah tidak berarti akan semakin baik kondisinya.
4.2.3. Teripang duri Stichopus horrens
Pola pertumbuhan teripang duri dapat diduga dari analisis regresi linear panjang dan bobot. Grafik hubungan panjang dan bobot hasil pengamatan dapat dilihat dari
Gambar 14 – 16. Hubungan panjang dan bobot teripang duri pada pengamatan I tanggal
23 September lihat Gambar 14 dapat diketahui nilai a sebesar -3,293; b sebesar 2,857; koefisien determinasi R
2
sebesar 0,914, dan koefisien korelasi r sebesar 0,956.
Gambar 14. Hubungan panjang – bobot teripang duri pada pengamatan I
Ln[W] = 2.857L - 3.293 R² = 0.914
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 L
n W
Ln L
26
Berdasarkan Gambar 15, pada pengamatan II tanggal 10 Februari 2011 dapat diketahui bahwa nilai a sebesar 1,568; b sebesar 1,370; koefisien determinasi R
2
sebesar 0,914, dan koefisien korelasi r sebesar 0,956.
Gambar 15. Hubungan panjang – bobot teripang duri pada pengamatan II
Dari Gambar 16, pengamatan III yang dilakukan pada tanggal 05 Maret 2011 dapat dilihat bahwa hubungan pajang-bobot diketahui nilai a sebesar -1,930; b sebesar
2,315; koefisien determinasi R
2
sebesar 0,774, dan koefisien korelasi r sebesar 0,863.
Gambar 16. Hubungan panjang – bobot teripang duri pada pengamatan III
Ln W = 1.370L + 1.568 R² = 0.914
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 L
n W
Ln L
Ln[W] = 2.315L - 1.930 R² = 0.744
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 L
n W
Ln L
27
Keseluruhan hasil penelitian teripang duri didapatkan nilai b kurang dari 3,00 yaitu pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif King 2007. Hal tersebut berarti
kondisi tubuh teripang duri dalam keadaan kurus karena pertumbuhan panjang lebih dominan dibandingkan dengan pertumbuhan bobot. Dari hasil uji t dengan selang
kepercayaan 95, keseluruhan pengamatan didapatkan nilai t hitung t tabel dengan interpretasi tolak H
= 3. Pola pertumbuhan panjang tidak proporsional dengan pertumbuhan bobot. Nilai koefisien korelasi r yang menggambarkan keeratan hubungan
antara panjang dan bobot dari awal pengamatan 23 September 2010 sampai akhir penelitian 05 Maret 2011 mendekati 1. Perubahan panjang sangat berpengaruh terhadap
perubahan bobot teripang duri, tetapi hal ini tidak dapat membuktikan bahwa semakin panjang tubuh teripang duri maka kondisinya semakin baik.
4.2.4. Teripang gamat Stichopus variegatus