20
Salinitas  yang  baik  untuk  kehidupan  teripang  terutama  teripang  pasir  adalah  32,0 –
35,0 ‰.  Dari  hasil  pengamatan  didapatkan  nilai  salinitas  sebesar  27,0–30,0‰.
Rendahnya nilai salinitas tersebut disebabkan oleh tingginya curah hujan selama waktu pengamatan dan tingginya pengaruh air dari daratan di lokasi kurungan tancap. Salinitas
sangat  mempengaruhi  pertumbuhan  teripang  pasir,  perbedaan  salinitas  sebesar  3,0 ‰
dapat  menyebabkan  pengelupasan  kulit  pada  tubuh  teripang  James  et  al.  1988  in Gultom 2004.
4.2.   Pola Pertumbuhan
Pertumbuhan panjang lebih dominan dibanding bobot dikarenakan 2 faktor  yaitu faktor  internal  dan  eksternal.  Faktor  internal  meliputi  jenis  kelamin,  umur,  dan
keturunan sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah ketersediaan makanan Effendie 2002. Semakin bertambah panjang tubuh teripang maka kebutuhan makanan
akan  meningkat  sedangkan  ketersediaan  makanan  tidak  selalu  meningkat  dan  tidak bertambah  dengan  cepat  Gultom  2004.  Koefisien  korelasi  r  dapat  menggambarkan
hubungan  kedua  variabel,  rentang  nilai  0  sampai  1,  semakin  mendekati  nilai  1  berarti korelasi kedua variabel sempurna atau sangat erat kaitannya King 2007.
4.2.1.  Teripang pasir Holothuria scabra
Pola pertumbuhan teripang dapat diduga dari analisis regresi linear antara panjang dan bobot teripang pasir. Hasil pengamatan dapat dilihat dari Gambar 7
– 10. Hubungan panjang-bobot teripang pasir pada pengamatan I lihat Gambar 7 tanggal 23 September
2010  dapat  diketahui  nilai  a  sebesar  3,043;  b  sebesar  0,962;  koefisien  determinasi  R
2
sebesar 0,343, dan koefisien korelasi r sebesar 0,5857.
21
Gambar 7.  Hubungan panjang – bobot teripang pasir pada pengamatan I
Dari Gambar 8 pada pengamatan II yang dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2010 dapat dilihat bahwa hubungan pajang-bobot dinyatakan dengan nilai a sebesar 2,767; b
sebesar 1,049; koefisien determinasi R
2
sebesar 0,546, dan koefisien korelasi r sebesar 0,7389.
Gambar 8.  Hubungan panjang – bobot teripang pasir pada pengamatan II
Berdasarkan  Gambar  9,  pada  pengamatan  III  tanggal  10  Februari  2011  dapat diketahui bahwa nilai a sebesar 3,885; b sebesar 0,090; koefisien determinasi R
2
sebesar 0,003, dan koefisien korelasi r sebesar 0,0548
.
Ln[W] = 0.962L + 3.043 R² = 0.343
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 L
n W
Ln L
Ln[W] = 1.049L + 2.767 R² = 0.546
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 L
n W
Ln L
22
Gambar 9.  Hubungan panjang – bobot teripang pasir pada pengamatan III
Hubungan  panjang-bobot  teripang  pasir  pada  pengamatan  IV  tanggal  05  Maret 2011 lihat Gambar 10 dapat diketahui nilai a sebesar 3,224; b sebesar 0,932; koefisien
determinasi R
2
sebesar 0,381, dan koefisien korelasi r sebesar 0,6173.
Gambar 10.  Hubungan panjang – bobot teripang pasir pada pengamatan IV
Berdasarkan  dari  keseluruhan  hasil  pengamatan  didapatkan  nilai  b    3,00  yang menunjukkan pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif yaitu pertumbuhan panjang
lebih  dominan  dibandingkan  pertumbuhan  bobot  King  2007.  Hal  ini  sesuai  dengan hasil  penelitian  yang  sudah  dilakukan  oleh  Gultom  2004  selama  3  bulan  di  Pulau
Kongsi,  Kepulauan  Seribu.  Dari  hasil  uji  t  dengan  selang  kepercayaan  95,
Ln[W] = 0.090L + 5.885 R² = 0.003
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 L
n W
Ln L
Ln[W] = 0.932L + 3.224 R² = 0.381
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 L
n W
Ln L
23
keseluruhan pengamatan didapatkan nilai t hitung  t tabel dengan interpretasi tolak H = 3. Pola pertumbuhan panjang tidak sama dengan pertumbuhan bobot.
Koefisien korelasi r yang menggambarkan keeratan hubungan panjang dan bobot dari  awal  penelitian  23  September  2010  sampai  akhir  penelitian  05  Maret  2011
memiliki  nilai  r  yang  menjauhi  dari  nilai  1  yang  artinya  perubahan  panjang  tidak berpengaruh  nyata  dan  kaitannya  tidak  erat  terhadap  perubahan  bobot.  Keadaan  ini
dapat  membuktikan  bahwa  semakin  panjang  teripang  tidak  berarti  kondisi  teripang semakin baik.
4.2.2.  Teripang getah Holothuria leucospilota