9
2.4.  Makanan dan Kebiasaan Makan Teripang
Cara  makan  teripang  dibagi  dua  yaitu  pemakan  deposit  dan  suspensi  dengan sumber  makanan  kandungan  bahan  organik,  detritus,  dan  plankton.  Kebanyakan
teripang  aktif  pada  malam  hari,  sedangkan  pada  siang  hari  hanya  berlindung membenamkan  diri  dalam  pasir  Darsono  2006.  Umumnya  makanan  utama  untuk
teripang  jenis  Holothuria  yang  hidup  di  daerah  tropis  adalah  detritus  dan  kandungan bahan organik dalam pasir sedangkan plankton, bakteri, dan biota mikroskopis lainnya
sebagai makanan pelengkap. Substrat berpasir cenderung memiliki bahan organik yang sedikit  dibandingkan  dengan  pasir  halus  Gultom  2004.  Kandungan  bahan  organik
yang  tepat  untuk  kebutuhan  nutrisi  teripang  pasir  dengan  nilai  1,41 –2,18  Tsiresy
2011.  Sedimen  yang  padat  bahan  organik  memiliki  pengaruh  terhadap  rendahnya pertumbuhan  teripang  pasir.  Tinggi  rendahnya  kandungan  C-organik  dipengaruhi  oleh
pasokan  air  dari  daratan  Wood  1987  in  Dwindaru  2010.  Analisis  makanan  teripang pasir  85  berupa  lumpur;  pasir  3,52;  pecahan  karang  0,12;  detritus  1,46,  dan
65,47  didominasi  oleh  plankton  kelompok  diatom.  Nilai  persentase  konsumsi makanan kelompok diatom untuk Holothuria leucospilota sebesar 64,89; butiran pasir
8,31; serat tumbuhan 0,15 dan detritus 0,49. Stichopus variegatus mengkonsumsi plankton  kelompok  diatom  sebesar  56,17;  butiran  pasir  4,22  dan  detritus  1,42
Yusron  Sjafei 1997. Teripang  mempunyai  pola  waktu  yang  dapat  dibagi  menjadi  dua,  yaitu  makan
setiap saat seperti Holothuria atra, H. flavomaculata, dan H. eduilis dan berhenti makan satu  sampai  tiga  kali  pada  siang  hari  dan  selama  istirahat  membenamkan  diri  dalam
pasir seperti Stichopus variegatus, S. chloronatus, Holothuria scabra, H. impatiens, H. lecanora Bakus 1973 in Gultom 2004.
2.5.   Habitat dan Penyebaran Teripang
Teripang  umumnya  hidup  berasosiasi  dengan  ekosistem  terumbu  karang  dan lamun pada zona intertidal sampai kedalaman 20 m dengan dasar berpasir halus dengan
tanaman pelindung seperti lamun, terlindung dari hempasan ombak, dan perairan  yang
10
kaya akan detritus. Di Indonesia, hewan ini banyak tersebar di daerah Riau, Lampung, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Timur, Maluku, dan Papua Azis 1997.
Habitat teripang pasir pada ekosistem terumbu karang dengan substrat pasir halus dan lamun jenis Cymodocea pada zona intertidal pada kedalaman 0 - 10 meter. Teripang
duri  atau  warty  sea  cucumber  hidup  berasosiasi  dengan  substrat  berbatu  pada kedalaman perairan 5 sampai 20 m. Pada siang hari bersembunyi di bawah atau di celah
karang Hickman 1998 in Hearn  Pinillos 2006. Teripang getah hidup  pada substrat berpasir dengan pecahan karang dan ditumbuhi dengan padang lamun yang didominasi
oleh jenis  Thalassia  sp. Teripang duri hidup  pada perairan dangkal  sampai  kedalaman 15 m dengan substrat berpasir dan pecahan karang. Spesies ini suka bersembunyi di sela
karang mati. Stichopus variegatus hidup pada perairan dangkal sampai kedalaman 25 m dengan substrat  pasir berlumpur. Teripang  gamat umumnya ditemukan di daerah  yang
banyak ditemukan alga atau padang lamun Palomares  Pauly 2011. Hama bagi teripang dalam sebuah kawasan konservasi adalah kepiting, bulu babi,
dan bintang laut. Hewan-hewan tersebut dapat mengakibatkan kerusakan fisik teripang. Kerusakan fisik  yang dialami dapat menyebabkan penyakit, luka bertambah besar, dan
mati  apabila  tidak  diobati.  Selain  itu,  organisme  penempel  seperti  spons,  teritip,  dan rumput  laut  yang  menempel  pada  kurungan  teripang  dapat  mengganggu  sirkulasi  air
dan  menurunkan  kualitas  air  yang  berakibat  kurang  baik  bagi  pertumbuhan  teripang Martoyo et al. 2006.
2.6.   Parameter Fisika dan Kimia Perairan