PENDAHULUAN Pengaruh Pupuk Organik Hayati pada Peningkatan Keragaan Bibit Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq )
dengan ortofosfat pada permukaan tapak jerapan koloid yang bermuatan positif Premono et al.1994; 2 pelepasan ortofosfat dari ikatan logam P melalui
pembentukan kompleks logam organik Elfiati 2005 dan 3 modifikasi muatan jerapan oleh ligan organik. Selain meningkatkan nutrisi dan serapan hara bagi
tanaman, mikrob juga memproduksi fitohormon yang berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan perakaran, pertumbuhan tajuk dan kesehatan tanaman
Hindersah Simarmata 2004.
Kelapa Sawit
Kelapa sawit Elaeis guineensis Jacq adalah tanaman perkebunan penting penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati
biodiesel. Syarat tumbuh kelapa sawit diantaranya membutuhkan lama penyinaran matahari yang baik antara 5-7 jamhari, memerlukan curah hujan
tahunan 1500-4000 mm dan temperatur optimal 24-28
o
C. Ketinggian tempat yang ideal untuk sawit antara 1-500 m dpl di atas permukaan laut. Kelembaban
optimum yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80-90 dan kecepatan angin 5- 6 kmjam untuk membantu proses penyerbukan.
Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai
dan muara sungai. Tingkat keasaman pH yang optimum untuk sawit adalah 5.0- 5.5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase ber-
irigasi baik dan memiliki lapisan solum cukup dalam 80 cm tanpa lapisan padas. Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15
o
Kiswanto et al. 2008. Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan
budidaya tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan sesuai standar teknis diharapkan dapat dihasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit
yang baik adalah bibit yang memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam menghadapi kondisi cekaman lingkungan
pada saat pelaksanaan penanaman transplanting. Sistem pembibitan kelapa sawit dapat dilakukan dengan menggunakan satu atau dua tahapan pekerjaan,
tergantung kepada persiapan yang dimiliki sebelum kecambah dikirim ke lokasi pembibitan. Untuk pembibitan yang menggunakan satu tahap single stage, berarti
penanaman kecambah kelapa sawit langsung dilakukan ke pembibitan utama main nursery.
Sedangkan pada sistem pembibitan dua tahap double stage, dilakukan pembibitan awal pre nursery terlebih dahulu selama kurang lebih 3 tiga bulan
pada kantong plastik media tanam berukuran kecil dan selanjutnya dipindah ke pembibitan utama main nursery dengan kantong plastik media tanam berukuran
lebih besar. Sistem pembibitan dua tahap banyak dilaksanakan oleh perusahaan perkebunan, karena memiliki beberapa keuntungan, antara lain: kemudahan dalam
pengawasan dan pemeliharaan serta tersedianya waktu persiapan pembibitan utama pada tiga bulan pertama. Selain itu sistem pembibitan dua tahap menjamin
kualitas bibit yang akan ditanam di lapang, karena telah melalui beberapa tahapan seleksi, baik di pembibitan awal maupun di pembibitan utama. Seleksi yang ketat
di pembibitan awal dapat mengurangi keperluan tanah dan kantong plastik media tanam besar di pembibitan utama.
Penanaman kecambah kelapa sawit yang telah diterima diusahakan segera ditanam pada kantong plastik media tanam yang telah disediakan. Keterlambatan
penanaman akan mengakibatkan kerusakan atau kelainan pada kecambah tersebut, antara lain: bakal akar dan daun akan menjadi panjang, sehingga mempersulit
penanaman sehingga bakal akar dan daun akan mudah patah, kecambah akan mengalami kerusakan karena terserang jamur dan kecambah akan menjadi
matikering karena kekurangan air. Kecambah yang ditanam adalah kecambah yang telah dapat dibedakan antara bakal daun plumula dan bakal akar radikula.
Bakal daun ditandai dengan bentuknya yang agak menajam dan berwarna kuning muda, sedangkan bakal akar berbentuk agak tumpul dan berwarna lebih kuning
dari bakal daun. Pada waktu penanaman harus diperhatikan posisi dan arah kecambah, plumula menghadap ke atas dan radikula menghadap ke bawah.
Kecambah yang belum jelas bakal akar dan daunnya dikembalikan kedalam kantong plastik dan disimpan dalam kondisi lembab, selama beberapa hari bisa
ditanam kembali.
Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat karena tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder, tertier dan
kuarter Fauzi et al. 2008. Akar primer tumbuh ke bawah didalam tanah sampai batas permukaan air tanah. Akar sekunder, tertier dan kuarter tumbuh sejajar
dengan permukaan air tanah bahkan akar tertier dan kuarter menuju ke lapisan atas atau ke tempat yang banyak mengandung zat hara. Daun kelapa sawit mirip
kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk, bersisip genap dan bertulang sejajar. Daun-daun membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai 7.5
– 9 m. Jumlah anak daun disetiap pelepah berkisar antara 250
– 400 helai.