Pengaruh pupuk organik hayati penambat N

interaksinya dengan tanaman. Lee et al. 2000 mengungkapkan interaksi mikrob penambat N 2 dengan tanaman inang merupakan salah satu contoh peningkatan kualitas tanaman oleh mikrob. Oleh sebab itu penelitian tentang pemanfaatan mikrob untuk budidaya perkebunan harus terus diteliti untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan optimal. Pupuk organik hayati Biost adalah produk pupuk yang mengandung berbagai mikrob yang berfungsi sebagai pelarut fosfat, penambat N 2 dan juga mengandung jamur Trichoderma sp. Pemakaian pupuk ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi pemupukan anorganik, ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit, serta dapat meningkatkan keragaan tanaman bibit kelapa sawit. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui efektifitas mikrob penambat N 2 yang terdapat dalam pupuk organik hayati pada empat taraf dosis pemupukan nitrogen dalam meningkatkan keragaan bibit kelapa sawit. 2. Mengetahui efektifitas mikrob pelarut fosfat yang terdapat dalam pupuk organik hayati pada dua sumber hara fosfat dan enam taraf dosis fosfat dalam meningkatkan keragaan bibit kelapa sawit. Hipotesis Penelitian 1. Pemberian pupuk organik hayati meningkatkan efektifitas mikrob penambat N 2 pada pembibitan kelapa sawit. 2. Pemberian pupuk organik hayati meningkatkan efektifitas mikrob pelarut fosfat pada dua sumber hara dan enam taraf dosis fosfat di pembibitan kelapa sawit. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi tentang efektifitas mikrob penambat N 2 yang terdapat dalam pupuk organik hayati untuk meningkatkan keragaan tanaman bibit kelapa sawit. 2. Memberikan informasi tentang efektifitas mikrob pelarut fosfat yang terdapat dalam pupuk organik hayati untuk meningkatkan ketersediaan hara fosfat dan keragaan tanaman di pembibitan kelapa sawit. 3. Memberi informasi dosis anjuran penggunaan pupuk organik hayati dan pupuk anorganik pada pembibitan kelapa sawit.

2. TINJAUAN PUSTAKA Pupuk Organik Hayati

Pupuk organik atau bahan organik tanah merupakan sumber nitrogen utama selain itu peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikrob tanah untuk menjadi humus atau bahan organik tanah. Bahan organik dapat berperan sebagai sumber energi dan makanan mikrob tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikrob tanah dalam penyediaan unsur hara bagi tanaman. Namun penggunaan pupuk organik saja dirasa belum dapat meningkatkan produktivitas tanaman, oleh karena itu sistem pengelolaan hara terpadu yang memadukan pupuk organik dan pupuk hayati dalam rangka meningkatkan produktivitas lahan dan pelestarian lingkungan perlu digalakkan Simanungkait et al. 2006. Pupuk hayati merupakan mikrob hidup yang diberikan kedalam tanah sebagai inokulan untuk membantu tanaman memfasilitasi atau menyediakan unsur hara tertentu bagi tanaman. Oleh karena itu pupuk ini sering juga disebut sebagai pupuk mikrob. Pupuk hayati telah dilaporkan mampu meningkatkan efisiensi serapan hara, memperbaiki pertumbuhan dan hasil, serta meningkatkan ketahanan terhadap serangan hama penyakit Agung Rahayu 2004. Beberapa mikrob yang memiliki sifat unggul adalah mikrob penambat N 2 , mikrob pelarut fosfat, mikrob perombak selulosa untuk mempercepat pengomposan dan masih banyak lagi fungsi dari mikrob yang belum diketahui secara luas. Beberapa jenis mikrob penambat N 2 antara lain Azotobacter, Azospirillum sedangkan bakteri pelarut fosfat antara lain Pseudomonas sp, Bacillus sp, Bukholderia sp, Mycobacterium dan Flavobacterium Premono 1994. Menurut Katupitya dan Vlassak 1990 berdasarkan hasil percobaan inokulasi di lapang dengan Azospirillum dari seluruh dunia yang dikumpulkan selama 20 tahun, bakteri Azospirillum mampu meningkatkan hasil pertanian pada kondisi tanah dan iklim yang berbeda dan secara statistik nyata meningkatkan hasil 30 hingga 50 . Kemampuan penambatan N 2 oleh bakteri yang hidup disekitar akar tanaman akan berkurang jika nitrogen dalam tanah tinggi. Hasil penelitian pada tanaman sorgum di lapangan menunjukkan bahwa dengan pemberian pupuk nitrogen 200 kgha, dapat menghambat aktivitas bakteri yang mengandung enzim nitrogenase. Bakteri pelarut fosfat seperti Bacillus sp dan Pseudomonas sp merupakan mikrob tanah yang mempunyai kemampuan melarutkan fosfat tidak tersedia menjadi tersedia. Hal tersebut dikarenakan bakteri mampu mensekresi asam-asam organik yang dapat membentuk komplek stabil dengan kation-kation pengikat fosfat didalam tanah dan asam-asam organik tersebut akan menurunkan pH serta memecahkan ikatan pada beberapa bentuk senyawa fosfat sehingga akan meningkatkan ketersediaan fosfat dalam larutan tanah Subba Rao 1994. Dalam aktivitasnya, mikrob pelarut fosfat akan menghasilkan asam-asam organik diantaranya asam sitrat, glutamat, suksinat dan laktat. Meningkatnya asam-asam organik tersebut biasanya diikuti dengan penurunan pH tanah. Asam organik dapat meningkatkan ketersediaan fosfat didalam tanah melalui beberapa mekanisme diantaranya adalah : 1 anion organik bersaing