Peubah populasi mikrob tanah

penggunaan pupuk organik, dimana pengaruh suhu rumah kaca yang tinggi dapat diminimalisir karena kemampuan bahan organik menjaga kelembaban tanah dan hara yang terkandung pada pupuk organik bersifat lambat tersedia. Diketahui suhu optimum untuk mikrob diazotrop adalah 32-36 o C Dobereiner 1991. Data tinggi tanaman yang diamati sampai dengan 12 MST dan di uji secara statistik ini agar mendapatkan gambaran perkembangan vegetatif tanaman bibit kelapa sawit. Pada pengamatan selanjutnya Lampiran 8 terjadi penurunan efektifitas pupuk organik hayati terhadap pertumbuhan tinggi tanaman yang diantaranya selain disebabkan kondisi media tanam juga dapat disebabkan oleh pengaruh suhu rumah kaca yang tinggi sehingga memberikan stress lingkungan pada mikrob diazotrop yang terkandung pada pupuk organik hayati dan diketahui bahwa ketersediaan energi dan kemampuan bakteri menambat N 2 bersaing dengan mikroba lain yang hidup dan perkembangannya juga bergantung pada energisumber makanan yang sama Simanungkait et al. 2004.

4.1.3 Jumlah Pelepah Daun

Dari hasil analisa statistik DMRT 5 terhadap data pengamatan jumlah pelepah daun pada 12 MST, diketahui bahwa pemberian perlakuan berupa pupuk kimia, pupuk organik dan pupuk organik hayati menunjukkan pengaruh yang tidak nyata Tabel 4, namun pada Gambar 3 terlihat perlakuan penggunaan pupuk organik hayati dengan dosis N 75 B1N2. Hal tersebut menunjukkan bahwa dosis pupuk N satu taraf dibawah dosis rekomendasi masih dapat menunjukkan hasil pelepah daun terbaik. Berikut disajikan hasil pengamatan pelepah daun tanaman Gambar 3 : Gambar 3 Pengaruh pupuk organik hayati penambat N 2 terhadap jumlah pelepah daun bibit kelapa sawit pada 4 - 12 MST. Masih berdasarkan Gambar 3 pertambahan jumlah pelepah daun tertinggi berturut-turut terdapat pada perlakuan kombinasi pupuk organik pada berbagai taraf dosis N. Hal ini diduga karena aspek biologi tanah yang lebih baik pada perlakuan pupuk organik dimana pupuk organik dapat berperan sebagai penambah 1 2 3 4 5 6 7 8 4 6 8 10 12 Pelepah tanaman -1 MST P el epah daun Perlakuan bahan organik yang berfungsi sebagai buffer dalam tanah dan sumber karbon dan energi bagi aktifitas mikrob dalam tanah, pemberian pupuk organik hayati secara terus menerus dapat memperbaiki struktur tanah dan dapat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Bahan organik juga berperan sebagai sumber dan makanan mikrob tanah sehingga dapat meningkatkan aktifitas mikrob tanah dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman Simanungkalit et al. 2006 Hasil analisa statistik pada keragaan tanaman 12 MST Tabel 4 menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada diameter bonggol dan tinggi tanaman. Hal ini diduga karena pupuk N yang diberikan dalam bentuk NH 4 + digunakan oleh mikrob tanah untuk mendekomposisi bahan organik atau C- Organik. Jumlah N yang dimineralisasi dalam kondisi aerobik lahan kering lebih kecil daripada kondisi anaerobik Broadbent Rayes 1971. Kandungan N yang tersedia bagi tanaman sangat berpengaruh terhadap kemampuan tanaman untuk berkembang salah satunya dalam pertumbuhan pelepah daun tanaman. Nitrogen berperan utama dalam pertumbuhan daun dan batang, juga keseluruhan tubuh tanaman serta vigor tanaman Santosa et al. 2007. Tabel 4 Pengaruh pupuk organik hayati penambat N 2 pada tanaman bibit kelapa sawit terhadap diameter, tinggi dan jumlah pelepah daun pada 12 MST Perlakuan Keragaan Tanaman Diameter mm Tinggi cm Pelepah tanaman Pengaruh Tunggal Tanpa pupuk organikhayati 15.01 b 40.20 b 6.1 a Pupuk Organik 16.23 a 42.41 a 6.2 a Pupuk Organik Hayati 16.34 a 41.79 ab 6.1 a Pengaruh Kombinasi Tanpa pupuk organikhayati 13.77 b 40.16 cd 6.3 a Pupuk N dosis 50 15.75 ab 41.13 abcd 5.5 a Pupuk N dosis 75 14.76 ab 38.44 d 6.0 a Pupuk N dosis 100 15.61 ab 40.23 cd 6.2 a Pupuk N dosis 125 15.15 ab 41.06 bcd 6.3 a Pupuk Organik 14.41 ab 41.99 abc 5.7 a Pupuk Organik + Pupuk N dosis 50 16.63 ab 40.27 cd 6.5 a Pupuk Organik + Pupuk N dosis 75 16.49 ab 43.81 ab 6.5 a Pupuk Organik + Pupuk N dosis 100 17.06 a 43.96 ab 6.2 a Pupuk Organik + Pupuk N dosis 125 16.54 ab 42.03 abc 6.3 a Pupuk Organik Hayati 16.79 ab 40.16 cd 6.2 a Pupuk Organik Hayati + Pupuk N dosis 50 15.04 ab 39.97 cd 6.0 a Pupuk Organik Hayati + Pupuk N dosis 75 16.49 ab 41.95 abc 6.2 a Pupuk Organik Hayati + Pupuk N dosis 100 17.28 a 44.45 a 6.3 a Pupuk Organik Hayati + Pupuk N dosis 125 16.11 ab 42.42 abc 6.0 a Keterangan : Angka yang ditandai dengan huruf yang sama pada setiap kolom menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf nyata 0.05. Analisa keragaan tinggi tanaman menunjukkan hasil statistik yang berbeda nyata antar perlakuan dengan hasil tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan pupuk organik hayati dengan pupuk N 100 B2N3, sedangkan berturut-turut hasil terendah ditunjukkan oleh perlakuan tanpa penggunaan pupuk organikhayati dengan dosis N 125, 100 75 B0N4, B0N3, B0N2. Hasil terendah tersebut