Peubah keragaan tanaman Pengamatan Peubah Penelitian

dengan pupuk N dosis 100 B1N3. Peningkatan pertumbuhan diameter bonggol terendah ditunjukkan perlakuan tanpa pupuk organikhayati tanpa pupuk N B0N0. Hal ini sejalan dengan pernyataan bawasannya dengan bertambahnya usia bibit kelapa sawit, kebutuhan akan unsur hara semakin meningkat pula. Menurut Dwidjoseputro 1984 pasokan unsur kalium dan fosfor akan menyebabkan tanaman tidak mudah roboh, diameter batang membesar, pembuluh xylem dan floem tidak mudah rusak, sehingga memperlancar pengangkutan mineral dan fotosintat. Pengukuran diameter bonggol tanaman dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perlakuan yang diaplikasikan pada media tanam bibit kelapa sawit dapat mendukung pertumbuhan keragaan tanaman sebelum dipindah tanam kelapangan karena melalui tahap pembibitan sesuai standar teknis diharapkan dapat dihasilkan bibit yang baik dan berkualitas BPTP, 2006.

4.1.2 Tinggi Tanaman

Data pengamatan tinggi tanaman yang diamati setiap 2 minggu dari 4 MST hingga 12 MST, diketahui bahwa pemberian perlakuan berupa pupuk nitrogen, pupuk organik dan pupuk organik hayati menunjukkan pengaruh yang nyata Tabel 4. Hal ini mengindikasikan pengaruh aplikasi pupuk organik hayati penambat N 2 bersama pupuk nitrogen dapat menunjukkan performa keragaan tinggi tanaman yang baik sehingga ada peluang untuk melanjutkan penelitian pada areal terbukalapangan untuk lebih melihat pengaruh lanjutan dari penggunaan pupuk organik hayati di pembibitan kelapa sawit. Hasil pengamatan laju pertumbuhan tinggi tanaman disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 Pengaruh pupuk organik hayati penambat N 2 terhadap tinggi tanaman bibit kelapa sawit pada 4 - 12 MST. Berdasarkan Gambar 2, pertumbuhan tinggi tanaman yang terbaik ada pada perlakuan kombinasi pupuk organik hayati dengan pupuk N dosis 100 B2N3, namun hasil yang hampir sama ditunjukkan pula oleh perlakuan pupuk organik dengan pupuk N 75 100 B1N2 B1N3. Hal ini karena efek 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 B0N0B0N1B0N2B0N3B0N4B1N0B1N1B1N2B1N3B1N4B2N0B2N1B2N2B2N3B2N4 4 6 8 10 12 cm MST T in g g i ta n a m a n Perlakuan penggunaan pupuk organik, dimana pengaruh suhu rumah kaca yang tinggi dapat diminimalisir karena kemampuan bahan organik menjaga kelembaban tanah dan hara yang terkandung pada pupuk organik bersifat lambat tersedia. Diketahui suhu optimum untuk mikrob diazotrop adalah 32-36 o C Dobereiner 1991. Data tinggi tanaman yang diamati sampai dengan 12 MST dan di uji secara statistik ini agar mendapatkan gambaran perkembangan vegetatif tanaman bibit kelapa sawit. Pada pengamatan selanjutnya Lampiran 8 terjadi penurunan efektifitas pupuk organik hayati terhadap pertumbuhan tinggi tanaman yang diantaranya selain disebabkan kondisi media tanam juga dapat disebabkan oleh pengaruh suhu rumah kaca yang tinggi sehingga memberikan stress lingkungan pada mikrob diazotrop yang terkandung pada pupuk organik hayati dan diketahui bahwa ketersediaan energi dan kemampuan bakteri menambat N 2 bersaing dengan mikroba lain yang hidup dan perkembangannya juga bergantung pada energisumber makanan yang sama Simanungkait et al. 2004.

4.1.3 Jumlah Pelepah Daun

Dari hasil analisa statistik DMRT 5 terhadap data pengamatan jumlah pelepah daun pada 12 MST, diketahui bahwa pemberian perlakuan berupa pupuk kimia, pupuk organik dan pupuk organik hayati menunjukkan pengaruh yang tidak nyata Tabel 4, namun pada Gambar 3 terlihat perlakuan penggunaan pupuk organik hayati dengan dosis N 75 B1N2. Hal tersebut menunjukkan bahwa dosis pupuk N satu taraf dibawah dosis rekomendasi masih dapat menunjukkan hasil pelepah daun terbaik. Berikut disajikan hasil pengamatan pelepah daun tanaman Gambar 3 : Gambar 3 Pengaruh pupuk organik hayati penambat N 2 terhadap jumlah pelepah daun bibit kelapa sawit pada 4 - 12 MST. Masih berdasarkan Gambar 3 pertambahan jumlah pelepah daun tertinggi berturut-turut terdapat pada perlakuan kombinasi pupuk organik pada berbagai taraf dosis N. Hal ini diduga karena aspek biologi tanah yang lebih baik pada perlakuan pupuk organik dimana pupuk organik dapat berperan sebagai penambah 1 2 3 4 5 6 7 8 4 6 8 10 12 Pelepah tanaman -1 MST P el epah daun Perlakuan