3. Pendanaan
Perumusan sistem pendanaan dengan sumber-sumber yang jelas, yang dapat digali dari masyarakat dan anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah untuk
pembangunan hutan kota. 4.
Peningkatan Partisipasi Masyarakat Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat harus dilakukan progran
penyuluhan terpadu meliputi: a.
Memasukkan masalah lingkungan termasuk lingkungan perkotaan dan hutan kota ke dalam bagian kurikulum pendidikan
b. Membuat leaflet dan poster tentang pentingnya hutan kota, agar dimengerti
dan dipahami oleh masyarakat luas c.
Melaksanakan penyuluhan melalui lembaga-lembaga swadaya masyarakat tentang masalah lingkungan perkotaan dan hutan kota.
5. Penelitian
Pelaksanaaan penelitian meliputi: a.
Pemilihan jenis dan pengadaan bibit untuk masing-masing bentuk dan tipe hutan kota
b. Teknik pembuatan dan pemeliharaan tanaman
c. Sistem manajemen hutan kota.
2.5 Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Hutan Kota
Hutan kota memerlukan suatu pengelolaan yang tertib agar keberadaan dan fungsinya terpelihara sepanjang masa dengan melibatkan tiga unsur, yaitu:
individu, masyarakat
dan Pemerintah
KotaKabupaten. Pemerintah
KotaKabupaten harus membuat perencanaan hutan kota untuk lahan yang tersedia di lahan milik pemerintah maupun lahan milik masyarakat dan individu.
Setiap unit lahan yang berada pada suatu kota harus dibuat perencanaannya oleh pemerintah, kemudian jika lahan itu milik pemerintah pelaksanaannya dilakukan
oleh pemerintah, tetapi jika lahan milik masyarakat dilaksankan oleh masyarakat dan jika lahan itu milik individu masyarakat maka pelaksanaannya oleh individu
masyarakat dengan bimbingan teknis dari pemerintah supaya benar pelaksanaannya Fakuara 1986 .
Pembentukan organisasi yang menangani hutan kota meliputi perencanaan dan pengendalian di bawah koordinasi Bappeda Tk.II serta pelaksana dibawah
tanggung jawab WalikotaBupati dengan tim pembina di bawah koordinasi Bappeda Tk.I Fakultas Kehutanan IPB 1987. Secara umum organisasi
pengelolaan dan pengembangan hutan kota dapat didekati dengan Gambar 2.
Gambar 2 Organisasi pengelolaan dan pengembangan hutan kota Dahlan 2004. Sedikitnya ada lima instansi yang merupakan pihak yang berperan dalam
penyelenggaraan hutan kota di Kota Bogor yaitu Abdurahman 2005: 1.
Bappeda Kota Bogor yang berperan dalam perencanaan alokasi ruang, 2.
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor – LIPI sebagai pengelola Kebun Raya Bogor,
3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam sebagai
pengelola Hutan Penelitian Darmaga dan Arboretum Gunung Batu,
Penanggung Jawab
Kepala Wilayah WalikotaBupati
Pelaksana
Dinas Kehutanan Dinas Pertamanan
Dinas Tata Kota Dinas Perkebunan
Dinas Pertanian Perusahaan Negara
Dinas Kebersihan Swasta
Dinas Perkebunan KampusSekolah
Perorangan, dll
Perencana
Bappeda Tk.II
4. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor sebagai pengelola jalur hijau,
taman kota, kuburan dan Taman Makam Pahlawan, 5.
Badan Penelitian In Vitro Balittro sebagai pengelola Kebun Percobaan Cimanggu.
Bappeda Kota Bogor berperan dalam perencanaan alokasi ruang yang diwujudkan dalam kewenangannya menyusun produk perencanaan tata ruang
yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah yang didalamnya memuat kebijakan mengenai keberadaan lahan hutan kota yang dinyatakan sebagai lahan yang tidak dapat
dialih fungsikan menjadi peruntukkan lainnya. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor
– LIPI, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam dan Balittro dalam penyelenggaraan hutan kota di Kota Bogor
berperan sebagai pengelola hutan kota. Dinas Kebersihan dan Pertamanan merupakan salah satu perangkat daerah yang memiliki peran penting dalam
penyelenggaraan hutan kota di Kota Bogor, karena pengelolaan hutan kota dalam bentuk jalur, taman dan lain-lain dilimpahkan kepada Dinas Kebersihan dan
Pertamanan. Bagian yang berperan dalam kegiatan penyelenggaraan hutan kota yaitu bidang pertamanan dengan seksi pembangunan dan penataan taman serta
seksi pemeliharaan taman. Struktur organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan dapat dilihat pada Gambar 3.
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor 2009
Gambar 3 Struktur organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor.
Kepala dinas Sekretariat
Sub bagian umum dan
kepegawaian Sub bagian
keuangan Sub
bagian perencanaan
dan pelaporan
Kelompok jabatan
fungsional Bidang
kebersihan
Seksi Penyapuan
Seksi Pengangkutan
Bidang penerangan jalan umum dan
dekorasi kota
Seksi pembangunan PJU
dan dekorasi kota
Seksi pemeliharaan PJU dan dekorasi
kota Bidang
pertamanan
Seksi pembangunan dan
penataan taman
Seksi pemeliharaan taman
Bidang pembinaan pengelolaan sampah
Seksi pengembangan teknologi
penanggulangan sampah
Seksi pengembangan kemitraan
UPTD Pemakaman UPTD
Pengolahan air limbah
UPTD Pengolahan
sampah
BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 Letak dan Luas