Kandungan fikosianin dari Spirulina fusiformis

Hal ini berkebalikan dengan sintesis lemak. Kandungan lemak biomasa Spirulina fusiformis umur panen 75 hari pada penelitian ini sangat rendah, yaitu 2,32. Spirulina merupakan mikroalga yang tidak menghasilkan kandungan lemak tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Spolaore 2006 bahwa kandungan lemak Spirulina berkisar antara 6-7. Kandungan karbohidrat Spirulina fusiformis pada umur panen 75 hari mencapai 25,67. Belay et al. 2007 menyatakan bahwa sintesa karbohidrat melalui pembentukan glukosa selama proses fotosintesis memerlukan sumber karbon dan cahaya. Komponen natrium bikarbonat NaHCO 3 sebagai larutan penyangga dalam medium kultivasi Spirulina fusiformis menyebabkan pH medium kultivasi tidak berfluktuatif yaitu, pada awal pH 9 dan akhir pH 10. Hal ini sesuai dengan pernyatan Zarouk 1966 bahwa fluktuasi pH yang terlalu tajam akan mengakibatkan kematian alga. Komponen natrium bikarbonat NaHCO 3 , selain sebagai larutan penyangga yang digunakan pada kultur Spirulina, juga merupakan sumber karbon yang dibutuhkan untuk proses sintesis karbohidrat. Kandungan karbohidrat yang terdapat pada alga hijau biru ini berkisar antara 15-25.

4.3 Kandungan fikosianin dari Spirulina fusiformis

Ekstraksi fikosianin pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan air pada kultur umur 8, 15, 31, 35, dan 75 hari. Lorenz 1998 mengekstraksi fikosianin menggunakan buffer fosfat. Fikosianin kasar dapat diperoleh dengan mengekstrak serbuk Spirulina fusiformis dengan buffer fosfat pH 7 dan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 620 nm dengan buffer fosfat sebagai blanko. Kadar fikosianin dihitung secara kuantitatif dengan cara menghitung absorbansi yang diperoleh dari hasil ekstraksi Lampiran 4. Fikosianin merupakan pigmen fotosintetik utama pada Spirulina disamping peranannya sebagai penyimpan cadangan nitrogen dan asam amino. Besar maupun kecilnya keberadaan fikosianin yang terkandung dalam biomasa sel tergantung banyak sedikitnya suplai nitrogen yang dikonsumsi oleh Spirulina Richmond 1980. Hal ini menunjang penelitian bahwa perlu diketahui umur panen yang tepat untuk menghasilkan kandungan fikosianin terbaik. Kadar fikosianin pada masing-masing umur panen ini dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Nilai kadar fikosianin berdasarkan umur panen Umur panen A 620 nm Kadar fikosianin 8 hari 1a 1,390 5,850 15 hari 2a 1,610 6,717 31 hari 3a 1,968 7,969 35 hari 1b 2,006 8,102 75 hari 2b 2,102 8,204 Keterangan: 1a = awal fase log; 2a = tengah fase log; 3a = akhir fase log 1b = awal fase stasioner; 2b = akhir fase stasioner Ekstraksi biomasa Spirulina fusiformis menggunakan air menghasilkan kadar fikosianin yang berbeda untuk setiap umur panen, yaitu berkisar antara 5,850 - 8,204. Fikosianin tertinggi dalam penelitian ini diperoleh ketika mikroalga Spirulina fusiformis berada pada fase pertumbuhan stasioner. Fase stasioner merupakan akhir dari produksi biomasa. Kondisi ini dapat digambarkan sebagai suatu grafik pertumbuhan yang konstan Gambar 5. Fikosianin terdiri dari dua komponen fikobiliprotein, yaitu c-fikosianin dan allofikosianin. Fikosianin dapat bertindak sebagai material penyimpan nitrogen. Pada saat kondisi nitrogen melimpah, selain digunakan untuk pertumbuhan Spirulina, nitrogen disimpan dalam bentuk fikosianin Richmond 1988. Oleh karena itu, pada fase stasioner dengan umur panen 75 hari diperoleh kandungan fikosianin yang lebih besar dibandingkan fikosianin pada umur panen yang lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar fikosianin tertinggi dihasilkan oleh ekstraksi air biomasa kering Spirulina fusiformis pada umur panen 75 hari, yaitu sebesar 8,204 dengan nilai absorbansi fikosianin pada A 620 nm adalah 2,102 Tabel 3 dan nilai absorbansi kultur Spirulina fusiformis pada A 480 nm adalah 5,354 Lampiran 2. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Achmadi et al. 2002 yang menyatakan bahwa rapat optis OD optimum pada Spirulina platensis untuk mendapatkan pigmen fikosianin terbaik adalah diatas 1,0 pada panjang gelombang 480 nm.

4.4 Aktivitas antihiperglikemik dari biomasa Spirulina fusiformis pada

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Pacing (Costus spiralis) terhadap Diameter Tubulus Seminiferus, Motilitas, dan Spermisidal pada Tikus Jantan Strain Sprague-Dawley

0 10 95

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium Sativum L.) Pada Tikus Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo Dan In Vitro

3 25 115

Uji Antifertillitas Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) pada Tikus Jantan Strain Sprague Dawley Secara In Vivo

4 11 134

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Efek Pemberian Ekstrak Kayu Nigella sativa terhadap Glukosa Darah Dan Kolesterol Tikus Diabetes Mellitus yang Diinduksi Streptozotocin. 2014

1 6 62

Uji Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih (Collocalia fuciphaga Thunberg, 1821). Terhadap Aktivitas SGPT & SGOT Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague-Dawley

0 23 107

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

Efek Pemberian Ekstrak Kayu Nigella sativa terhadap Glukosa Darah Dan Kolesterol Tikus Diabetes Mellitus yang Diinduksi Streptozotocin. 2014.

2 6 62

Karakteristik pigmen fikosianin dari Spirulina fusiformis yang dikeringkan dan diamobilisasi

12 38 58

Aktivitas Ekstrak Cacing Laut Siphonosoma Australe Sebagai Antihiperglikemik Pada Tikus Galur Sprague Dawley Yang Diinduksi Streptozotocin

2 28 49