3.4.1 Kadar fikosianin
Kadar fikosianin dihitung berdasarkan nilai absorbansi yang dibaca spektrofotometer pada panjang gelombang 620 nm buffer fosfat sebagai blanko.
Kadar fikosianin dapat dihitung dengan rumus Doke 2005, sebagai berikut: Kadar fikosianin
= A
620
× 10 7,3 × mg sampel × berat kering biomasa
× 100 Keterangan:
A
620
= Absorbansi pada 620 nm 7.3
= Koefisien ekstensi fikosianin murni pada 620 nm 10
= total volume buffer fosfat.
3.4.2 Pengukuran komposisi kimia biomasa Spirulina fusiformis pada umur
panen terpilih
Pengukuran komposisi kimia atau proksimat dari biomasa kering Spirulina fusiformis pada umur panen terpilih kadar fikosianin tertinggi meliputi
analisis kadar air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat. Tahapan analisis ini adalah sebagai berikiut:
1 Analisis kadar air AOAC 1995
Cawan porselin dikeringkan dalam oven pada suhu 102-105
o
C selama 30 menit. Cawan tersebut diletakkan ke dalam desikator selama lebih kurang
30 menit, kemudian didinginkan dan ditimbang hingga beratnya konstan. Cawan dan sampel Spirulina fusiformis sebesar 1-2 g ditimbang dengan
timbangan digital. Cawan tersebut dimasukkan ke dalam oven pada suhu 102-105
o
C selama kurang lebih 6 jam. Cawan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam desikator dan dibiarkan sampai dingin dan ditimbang sampai diperoleh
berat yang konstan. Perhitungan kadar air dapat dihitung dengan rumus:
Kadar air =
B −C
B −A
x 100 Keterangan: A = Berat cawan kosong g
B = Berat cawan dengan sampel g C = Berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan g
2 Analisis kadar lemak AOAC 1995
Sampel seberat 5 gram W
1
dimasukkan ke dalam kertas saring pada kedua ujung bungkus ditutup dengan kapas bebas lemak dan selanjutnya dimasukkan
ke dalam selongsong lemak, kemudian sampel yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam labu lemak yang sudah ditimbang berat tetapnya W
2
dan disambungkan dengan tabung Soxhlet. Selongsong lemak dimasukkan ke dalam
ruang ekstraktor tabung Soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak n-heksana p.a.. Kemudian dilakukan refluks selama 6 jam.
Pelarut lemak yang ada dalam labu lemak didestilasi hingga semua pelarut lemak menguap. Pada saat destilasi pelarut akan tertampung di ruang ekstraktor,
pelarut dikeluarkan sehingga tidak kembali ke dalam labu lemak, selanjutnya labu lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105
o
C, setelah itu labu didinginkan dalam desikator sampai beratnya konstan W
3
. Rumus perhitungan kadar lemak adalah:
Kadar lemak =
W
3
−W
2
W
1
× 100
3 Analisis kadar protein AOAC 1995
Tahap-tahap yang dilakukan dalam analisis protein terdiri dari tiga tahap yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Pengukuran kadar protein dilakukan dengan
metode mikro Kjeldahl. Sampel ditimbang sebanyak 0,25 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu
Kjeldahl 100 ml, lalu ditambahkan 0,25 gram selenium dan 3 ml H
2
SO
4
p.a. pekat. Sampel didestruksi pada suhu 410
o
C selama kurang lebih 1 jam sampai larutan jernih lalu didinginkan. Setelah dingin, ke dalam labu Kjeldahl
ditambahkan 50 ml akuades dan 20 ml NaOH 40, kemudian dilakukan proses destilasi dengan suhu destilator 100
o
C. Hasil destilasi ditampung dalam labu Erlenmeyer 125 ml yang berisi
campuran 10 ml asam borat H
3
BO
3
2 dan 2 tetes indikator bromcherosol green-methyl red yang berwarna merah muda 1:2. Setelah volume destilat
mencapai 40 ml dan berwarna hijau kebiruan, maka proses destilasi dihentikan. Keterangan :
W
1
= Berat sampel gram W
2
= Berat labu lemak kosong gram W
3
= Berat labu lemak dengan lemak gram
Destilat dititrasi dengan HCl 0,10 N sampai terjadi perubahan warna merah muda. Volume titran dibaca dan dicatat. Larutan blanko dianalisis seperti sampel.
Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai berikut: N =
ml HCl − ml blanko × N HCl × 14,007 mg sampel × faktor koreksi alat
∗
× 100
Faktor koreksi alat = 2,5
Kadar Protein = N × faktor konversi
∗
Faktor Konversi = 6,25
4 Analisis kadar abu AOAC 1995
Cawan pengabuan dikeringkan di dalam oven selama 1 jam pada suhu 105
o
C, kemudian didinginkan selama 15 menit di dalam desikator dan ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan. Sampel sebanyak 5 gram dimasukkan ke
dalam cawan pengabuan dan dipijarkan di atas nyala api hingga tidak berasap lagi, dan dimasukkan ke dalam tanur pengabuan dengan suhu 600
o
C selama 1 jam, kemudian ditimbang hingga diperoleh berat yang konstan.
Kadar abu dapat ditentukan dengan rumus: Berat abu
g = berat sampel dan cawan akhir g − berat cawan kosong g Kadar abu
berat basah = Berat abu g
Berat sampel awal g × 100
5 Analisis karbohidrat AOAC 1995
Pengukuran kadar karbohidrat dilakukan secara by difference, yaitu hasil pengurangan dari 100 dengan kadar air, kadar abu, kadar protein, dan kadar
lemak sehingga kadar karbohidrat tergantung pada faktor pengurangan. Hal ini karena karbohidrat sangat berpengaruh terhadap zat gizi lainnya. Kadar
karbohidrat dapat dihitung dengan mengunakan rumus:
3.4.3 Pengujian senyawa flavonoid secara kualitatif Harborne 1987