Biomassa Lamun Struktur Komunitas Lamun .1 Komposisi Jenis dan Sebaran Lamun

39

4.3.3 Biomassa Lamun

Pengamatan biomassa lamun dibagi atas tiga bagian, yaitu biomassa akar, batang dan daun. Hasil pengamatan biomassa berat basah dan berat kering tersaji dalam Tabel 10. Dari hasil pengamatan terlihat untuk berat basah pada 3 lokasi masih didominasi oleh berat daun yaitu dengan rata-rata 560.87 gbbm 2 di Rendani, 340.98 gbbm 2 di Wosi dan 540.08 gbbm 2 Biomassa dan produksi dapat bervariasi secara spasial dan temporal yang disebabkan oleh berbagai faktor, terutama oleh nutrien dan cahaya Tomascik et al. 1987. Selain itu juga sangat tergantung pada spesies dan kondisi perairan lokal lainnya seperti kecerahan air, sirkulasi air, kedalaman Zieman 1987, panjang hari, suhu dan angin Mellor et al. 1993. Fortes 1990 menambahkan bahwa besarnya biomassa lamun bukan hanya merupakan fungsi dari ukuran tumbuhan, tetapi juga merupakan fungsi dari kerapatan. Biomassa batang juga relatif lebih berat karena batangrizoma merupakan gudang penyimpanan hasil fotosintesis dan unsur hara, serta dapat digunakan kembali untuk regenerasi bagian yang putus atau mati. di pulau Lemon. Ini menunjukkan distribusi hasil fotosintesis lebih banyak disimpan dalam daun. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa biomassa lamun di bawah substrat lebih besar dibanding di atas substrat. Namun sebaliknya, produksi lamun di atas substrat lebih besar dibanding di bawah substrat Brouns 1985. Nilai ini disebabkan oleh adanya variasi cahaya, kedalaman, nutrien tipe sedimen, struktur komunitas mikroba, turbulensipengadukan dalam air, suhu air, dan spesies lamun Fonseca et al. 1990; Pollard Greenway 1993. Biomassa berat basah dan berat kering dari 3 lokasi yang terendah ada pada lokasi Wosi, berbeda dengan dua lokasi Rendani dan Pulau Lemon yang nilai biomassanya relatif sama. Pada lokasi Wosi biomassanya relatif lebih rendah dikarenakan lokasi yang bersubstrat lumpur. Keadaan ini terkait dengan kekeruhan yang yang mempengaruhi intensitas cahaya. Daerah Wosi ini juga merupakan daerah yang landai sehingga kedalaman perairan rendah, memungkinkan intensitas cahaya relatif tinggi sehingga menyebabkan lamun kurang berfotosintesis secara optimal yang mengakibatkan biomassanya rendah. 40 Menurut Erftemeijer 1993 mengatakan cahaya cenderung menghambat pertumbuhan lamun jika intensitasnya begitu tinggi pada siang hari. Tabel 10 Biomassa lamun dalam berat basah dan berat kering Lokasi Berat Basah gbbm2 Berat Kering gbkm2 Akar Batang Daun Akar Batang Daun Rendani 308.84 402.11 560.87 103.98 121.81 152.14 Wosi 204.46 260.52 340.98 72.06 90.39 107.30 P. Lemon 303.84 438.94 540.08 109.72 120.14 158.50 Total 817.14 1101.57 1441.93 285.76 332.34 417.94 Sementara untuk berat kering masih di dominansi oleh berat kering daun yaitu 152 gbkm 2 di Rendani, 107.30 gbkm 2 di Wosi dan 158.50 gbkm 2 Tabel 10 Variasi biomassa dari lokasi penelitian berkaitan erat dengan dengan tipe sedimen dan unsur haranya. Umumnya lamun menyukai tipe substrat karbonat seperti ada pecahan karang. Di lokasi Wosi terlihat rendah karena tipe substrat berupa lumpur. Berat kering juga masih dipengaruhi oleh nutrien yang diserap seperti nitrat dan fosfat. Kalau melihat hasil selisih biomassa pada Gambar 12 pada tiga lokasi terlihat hasilnya hampir sama dan merata. Untuk selisih biomassa lamun tidaklah terlalu berbeda jauh nilainya seperti akar 22-25, batang 32-35 dan daun 43-45, ini disebabkan karena masing-masing mengambil nutrien dari laut dan darat yang sama, ini disebabkan karena masing-masing mengambil nutrien dari laut dan darat yang sama. Daun dengan fotosintesis mendapatkan nutrien, juga melakukan respirasi dalam air yaitu dengan mengambil karbon organik yang larut dalm air. Rizoma dan akar juga mengambil karbon organik yang larut dalam air dan menyimpan nutrien dari dalam substrat. Hal ini terbukt i dalam Gambar 9. 41 Keterangan : a Rendani, b Wosi, c P. Lemon.

4.3.4 Indeks Keanekaragaman H’, Keseragaman E dan Dominansi Cd Jenis Lamun