Kekeruhan turbidity Total Fosfat

31 Toleransi lamun terhadap salinitas bervariasi antar jenis dan umur. Lamun yang tua dapat menoleransi fluktuasi salinitas yang besar. Ditambahkan bahwa Thalassia hemprichii ditemuka n hidup dari salinitas 3.5-60 00 , namun dengan waktu toleransi yang singkat. Salinitas juga dapat berpengaruh terhadap biomassa, produktivitas, kerapatan, lebar daun dan kecepatan pulih lamun. Pada jenis Amphibolis antartica biomassa, produktivitas dan kecepatan pulih tertinggi ditemuka n pada salinitas 42.5°° o Dalam penelitian ini nilai salinitas paling tinggi pada lokasi pulau Lemon 31 , sedangkan kerapatan semakin meningkat dengan meningkatnya salinitas, namun jumlah cabang dan lebar daun semakin menurun Walker 1985. 00 , sedangkan pada lokasi Rendani dan Wosi adalah sama sebesar 29 00 . Salinitas padang lamun antara 15-40 00 , tetapi puncak pertumbuhan dicapai pada salinitas 30 00

4.2.6 Kekeruhan turbidity

, baik untuk komunitas Thalassia Wibisono 2005. Nilai salinitas yang rendah, pada lokasi Wosi diduga berhubungan dengan masuknya air sungai sehingga membawa limbah organik dan keberadaan lapisan minyak pada permukaan air. Nontji 1987 mengemukakan distribusi salinitas di laut salah satunya dipengaruhi oleh aliran sungai. Begitu halnya dengan Rendani yang terdapat juga sungai air payau dekat dengan daerah tersebut. Menurut APHA 2004 merupakan deskripsi sifat yang optik suatu perairan yang bergantung pada jumlah cahaya sinar yang dipancarkan dan diserap oleh partikel-partikel dalam air. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekeruhan antara lain pasir, lumpur, bahan organik dan anorganik, plankton dan organisme mikroskopik. Penyebaran kekeruhan di pengaruhi oleh faktor kimia, biologi dan fisik. Menurut Kirby 1986, kekeruhan dipengaruhi juga oleh proses penyerapan, refleksi serta asal materi suspensi dan interaksi yang ada didalamnya serta dinamika perairan. Hasil pengukuran kekeruhan terlihat pulau Lemon memiliki nilai yang paling kecil yaitu 1.64 NTU yang berarti perairan yang sangat jernih, karena perairan Pulau Lemon jauh dari kota Manokwari. Pada lokasi Rendani dengan nilai kekeruhan 4.08 NTU karena di lokasi ini terdapat komunitas mangrove yang berperan pertama dalam menahan sedimen dari darat. Sedangkan Wosi kekeruhan paling tinggi karena lokasi 32 bersubstrat lumpur dan diduga adanya masukan limbah organik dari sungai Wosi di daerah pasar. Kepmen Negara dan Lingkungan Hidup No 51 Tahun2004 menetapkan nilai ambang batas untuk kekeruhan untuk biota laut yaitu 5. Kisaran ini masih baik untuk daerah Rendani dan Pulau Lemon, sedangkan Wosi berada di luar ambang baku mutu ini.

4.2.7 Total Fosfat

Fosfat merupakan satu dari beberapa senyawa yang esential untuk pertumbuhan lamun, karena senyawa ini dibutuhkan dalam mensintesa protoplasma. Fosfat dalam perairan alami umumnya dalam bentuk ortofosfat dan polifosfat Irawan 2003. Hasil analisis kandungan fosfat di kolom air di semua lokasi penelitian menunjukkan konsentrasi yang tinggi yaitu 0.22-0.62 mgl. Konsentrasi ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan baku mutu biota air laut yang ditetapkan oleh Kepmen Negara dan Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 yaitu sebesar 0.015 mgl. Keberadaan fosfat yang tinggi disamping limbah antropogenik juga karena ekosistem di lingkungannya contohnya dari mangrove yang berhubungan dengan adanya pelepasan senyawa dari matrik karbonat karena kandungan karbonat yang tinggi Levaan 2008. Ini dapat dilihat pada ekosistem padang lamun Rendani dan Pulau Lemon, sedangkan limbah antropogenik ada pada lokasi Wosi.

4.2.8 Nitrat