Biomassa Lamun Indeks Keanekargaman H’, Indeks Keseragaman E dan Dominansi Lamun Cd

19 sebaliknya semakin rendah Indeks Nilai Penting spesies ke-i, maka semakin rendah peranan spesies ke-i didalam komunitas Brower et al. 1990 : INP = FR + KR + PR Dimana : FR = frekuensi relatif KR = kepadatan relatif PR = penutupan relatif

3.3.2.6 Biomassa Lamun

Penentuan contoh biomassa ditentukan dengan mengambil semua plot kuadran di tiap transek. Sampel contoh lamun diambil dengan menggunakan skop kecil, dibersihkan dengan mengeluarkan pasir dan batu-batuan yang masih menempel. Di laboratorium, setiap sampel lamun dibersihkan kemudian ditiriskan dengan menggunakan kertas koran, dipisahkan bagian akar, batang dan daun kemudian ditimbang untuk mengetahui berat basah lamun. Setelah penimbangan berat basah, bagian-bagian tadi dimasukan dalam kertas aluminium foil dan dimasukkan ke dalam oven pengeringan dengan suhu 60 Penentuan biomassa lamun dinyatakan dalam gram berat basah m C selama 24 jam Kiswara 1995; Duarte et al. 2001 dan dilakukan penimbangan kembali untuk mengetahui berat kering dari lamun tersebut. 2 untuk lamun yang basah dipanen dan ditiriskan dan gram berat kering m 2

3.3.2.7 Indeks Keanekargaman H’, Indeks Keseragaman E dan Dominansi Lamun Cd

. Fortes 1990 menambahkan bahwa besarnya biomassa lamun bukan hanya merupakan fungsi dari ukuran tumbuhan, tetapi juga merupakan fungsi dari kerapatan. Parameter ini meliputi keragaman padang lamun; semakin tinggi nilai indeks keragamankeanekaragaman semakin tinggi tingkat kekayaan ekosistem padang lamun. Keragamankeanekaragaman H’ sangat penting untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu komunitas. Semakin tinggi indeks keanekaragaman suatu habitat, maka semakin baik kestabilan habitat tersebut terhadap tekanan dari luar external pressure semakin baik. 20 Nilai indeks padang lamun ditunjukkan pada indeks keanekaragaman Shannon- Wiener dengan persamaan sebagai berikut : H’ = Dimana : pi = Proporsi Penutupan padang lamun ke i n i N = Total Penutupan Bentuk pertumbuhan Padang lamun = Nilai Penutupan Bentuk Pertumbuhan Padang Lamun ke i H’ = Indeks Keanekaragaman Bentuk Pertumbuhan Padang Lamun Dengan Kriteria sebagai Berikut Magurran 2004. Jika, H’ ≤ 2 : Keanekaragaman Rendah Jika, 2 H’ ≤ 3 : Keanekaragaman Sedang, dan Jika, H’ 3 : Keanekaragaman Tinggi. Pada perhitungan nilai indeks keanekaragaman bentuk pertumbuhan padang lamun menggunakan logaritma basis 2log 2 Indeks keseragaman regularitas yaitu dengan membandingkan nilai indeks keanekaragaman dan nilai keanekaragaman maksimum. dengan pertimbangan bahwa padang lamun merupakan biota sesile alami yang keberadaranya mulai terancam, sehingga faktor probabilitasnya harus diperbesar. Keseragaman Jenis Ikan E di hitung dengan rumus : E = H’H’ Dimana : H’ = indeks keanekaragaman Shannon-Wienner maks H’maks = log 2 S = jumlah spesies S Menurut Romimohtarto Juwana 2001 mengatakan nilai indeks ini menggambarkan struktur penyebaran spesies yaitu merata atau tidak. Jika nilai indeks tinggi, ini menggambarkan bahwa kandungan setiap spesies berbeda banyak. Nilai indeks kemerataan berkisar antara 0 – 1, dengan kriteria sebagai berikut : E0.4 = keseragaman kecil 0.4 ≤E0.6 = keseragaman sedang E ≥0.6 = keseragaman besar 21 Untuk mengetahui dominansi suatu jenis lamun dalam komunitasnya menggunakan indeks dominansi mengacu pada Cox 2002, sebagai berikut : Dimana : Cd = Indeks dominansi n i N = jumalah total individu seluruh jenis. = jumlah spesies jenis ke-i Nilai indeks dominansi berkisar 0 – 1. Jika indeks dominasi 0 berarti hampir tidak ada jenis ikan yang mendominasi dan apabila nilai indeks dominasi mendekati 1 berarti ada salah satu jenis yang mendominasi di komunitas tersebut.

3.3.3 Pengambilan Sampel Ikan