41
Keterangan : a Rendani, b Wosi, c P. Lemon.
4.3.4 Indeks Keanekaragaman H’, Keseragaman E dan Dominansi Cd Jenis Lamun
Indeks keanekaragaman suatu komunitas dapat menggambarkan kelimpahan
dan kestabilan spesies pada suatu lokasi. Nilai indeks keanekaragaman berkaitan dengan jumlah jenis dan jumlah individu setiap jenis yang diperoleh. Nilai
keseragaman menunjukkan keseimbangan populasi besar. Sedangkan nilai dominansi merupakan nilai ada tidaknya spesies yang mendominasi dalam suatu
komunitas. Identifikasi dan analisis jumlah individu lamun masing-masing tersaji dalam Tabel 11.
Nilai indeks keanekaragaman tertinggi berada pada dua lokasi yaitu Rendani yaitu 2.17 dan Pulau Lemon 2.14. Pada lokasi Wosi yaitu 1.49. dengan mengikuti
kriteria Magurran 2004 maka nilai keanekaragaman masuk dalam kategori keanekaragaman sedang, sedangkan pada Lokasi Wosi masih dalam nilai
keanekaragaman rendah. Nilai indeks ini relatif lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yaitu 0.644 Levaan 2008 dan 1.252 Lahumeten 2009. Ini
menggambarkan adanya perbaikan pertumbuhan lamun dari waktu ke waktu. Tabel 11 Nilai keanekaragaman H’, keseragamanE dan dominansi Cd lamun
Lokasi H’ E Cd Rendani
2.17 0.84
0.30
Wosi 1.49
0.64 0.42
P. Lemon
2.14 0.83
0.26 Seperti yang tersaji pada Tabel 11, nilai keseragaman pada ke-3 lokasi masuk
dalam nilai keseragaman besar mendekati 1. Ini berarti pada ke 3 lokasi tersebut
Gambar 9 Prosentase selisih biomassa
Akar 23
Batang 32
Daun 45
a
Akar 25
Batang 32
Daun 43
b
Akar 22
Batang 35
Daun 43
c
42
ekosistemnya dalam kondisi relatif stabil. Nilai dominansi pada ke 3 lokasi menunjukkan nilai yang hampir sama yaitu Rendani 0.30, Wosi 0.42 dan Pulau
Lemon 0.26. Ini menggambarkan kalau tidak terdapat jenis tertentu yang melimpah mendominasi dari jenis yang lain pada ke-3 lokasi tersebut. Nilai-nilai tersebut
mendekati 0 yang mengindikasikan tidak terjadi dominansi spesies dalam suatu komunitas.
4.4 Struktur Komunitas Ikan 4.4.1 Komposisi Jenis