17
pertama setiap transek diletakkan di daerah dekat daratan, diukur 5 m dari garis pantai, dan kuadran terakhir diukur 10 m seterusnya dari kuadran pertama sampai
kuadran kesepuluh. Sedangkan titik transek selanjutnya diukur dari transek pertama secara horisontal dengan jarak yang diinginkan agar satu daerah titik
pengambilan sampel terwakili. Jarak transek pada lokasi Rendani dan Wosi
adalah 50 m, sedangkan pada lokasi pulau Lemon adalah 30 m.
Penentuan jenis lamun dilakukan secara langsung dengan menggunakan identifikasi lamun menurut Seagrass Watch Northern Fisheries Centre Ausralia,
Lanyon 1986; Kuo den Hartog 2003 Community Environment Network 2005; Mc Kenzie 2003; Mc Kenzie et al. 2003, Kepmen Negara dan
Lingkungan Hidup No. 200 tahun 2004. Selain itu juga dilakukan survei jelajah untuk inventarisasi.
3.3.2.2 Analisis Kerapatan dan Kerapatan Relatif Spesies Lamun
Kerapatan spesies Ki memberikan gambaran jumlah jenis yang menempati suatu ruang tertentu pada suatu ekosistem menurut Fonseca 1990,
formula yang digunakan adalah :
Kerapatan Relatif lamun KR adalah perbandingan kerapatan mutlak spesies ke-I dan jumlah kerapatan seluruh spesies English et al. 1994, sebagai berikut:
3.3.2.3 Frekuensi dan Frekuensi Relatif Spesies Lamun
Frekuensi spesies lamun adalah peluang ditemukannya spesies ke-i dalam petak contoh dan dibandingkan dengan jumlah petak contoh yang diamati
Setyobudiandi et al. 2009 :
18
Frekuensi Relatif KR adalah perbandingan antara frekuensi jenis lamun ke-i dan frekuensi seluruh jenis lamun Cox, 2002 :
3.3.2.4 Penutupan dan Penutupan Relatif Spesies Lamun
Penutupan lamun C menyatakan luasan area yang tertutupi oleh lamun. Perhitungan penutupan spesies lamun berdasarkan Setyobudianto et al. 2009
dengan formula :
Dimana : C = penutupan jenis lamun ke-i Ci = persen penutupan lamun pada tiap plot
f = Jumlah plot transek di setiap sub stasiun Penutupan Relatif RCi spesies lamun merupakan perbandingan luas tutupan
jenis ke-i dengan total tutupan semua jenis Setelah didapatkan hasil prosentase penutupan lamun, kemudian
dibandingkan dengan kriteria baku kerusakan dan pedoman penentuan status padang lamun oleh Kepmen Negara dan Lingkungan Hidup No. 200 Tahun 2004.
Dari kriteria ini baku kerusakan dapat dilihat sehat tidaknya padang lamun Tabel 4.
Tabel 4 Status padang lamun menurut Kepmen Negara dan Lingkungan Hidup No. 200 Tahun 2004
Kondisi Penutupan Baik Kaya Sehat
≥ 60 Rusak
Kurang kayakurang sehat 30 -59.9 Miskin
≤ 29.9
3.3.2.5 Indeks Nilai Penting Spesies Lamun
Indeks Nilai Penting digunakan untuk menghitung dan menduga peranan spesies ke-i didalam suatu komunitas. Semakin tinggi Indeks Nilai Penting spesies
ke-i, maka semakin tinggi peranan spesies ke-i didalam komunitas demikian pula
19
sebaliknya semakin rendah Indeks Nilai Penting spesies ke-i, maka semakin rendah peranan spesies ke-i didalam komunitas Brower et al. 1990 :
INP = FR + KR + PR Dimana : FR = frekuensi relatif
KR = kepadatan relatif PR = penutupan relatif
3.3.2.6 Biomassa Lamun