Uji Wilcoxon Matched Pairs

Prosedur uji statistiknya adalah sebagai berikut : 1. Menentukan formulasi hipotesis H : tidak ada pengaruh antara X dan Y H 1 : Ada pengaruh antara X dan Y 2. Menentukan taraf nyata α dan t tabel Taraf nyata yang di gunakan 5 0,05 untuk uji satu arah. Nilai t tabel memiliki derajat bebas db=ⁿ-2, t α ; n-2. 3. Menentukan kriteria pengujian H : diterima H 1 ditolak apabila t o ≤ t α H : ditolak H 1 diterima apabila t o t α 4. Membuat nilai uji statistik nilai ………………………………………………………………...7 5. Membuat kesimpulan Menyimpulkan H diterima atau ditolak

3.5. Uji Wilcoxon Matched Pairs

Data yang diperoleh dari kuesioner mengenai pengaruh perubahan core banking system terhadap kinerja karyawan diolah dengan menggunakan software microsoft exel dan SPSS serta dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Matched Pairs. Uji Wilcoxon Matched Pairs merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Pada uji ini, di samping memperhatikan tanda perbedaan positif atau negatif juga memperlihatkan besarnya beda dalam menentukan apakah ada perbedaan nyata antara data pasangan yang di ambil dari sampel. Uji satatistik yang digunakan adalah T = nilai terkecil dari nilai absolut hasil penjumlahan tanda jenjang. Berikut prosedur uji statistik tersebut Hasan,2004 : 1. Menentukan formulasi hipotesisinya H : perubahan CBS tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan H 1 : perubahan CBS berpengaruh terhadap kinerja karyawan 2. Menentukan taraf nyata α dengan T tabelnya Taraf nyata yang digunakan 5 0,05 dengan pengujiannya berbentuk dua sisi. 3. Menentukan kriteria pengujian H diterima apabila T ≥ T H ditolak apabila T T 4. Menentukan nilai uji statistik nilai t Tahap-tahap penentuan nilai uji statistiknya adalah sebagai berikut . a. Menentukan tanda beda dan besarnya tanda beda antara pasangan data. b. Mengurutkan bedanya tanpa memperhatikan tanda atau jenjang. 1. Angka 1 untuk beda terkecil , dan seterusnya 2. Jika terdapat beda yang sama, diambil rata-ratanya. 3. Beda nol tidak diperhatikan c. Memisahkan tanda beda positif dan negatif atau tanda jenjang. d. Menjumlahkan semua angka positif dan angka negatif. e. Nilai terkecil dari absolut hasil penjumlahan merupakan nilai T 5. Membuat kesimpulan : Menyimpulkan H diterima atau ditolak.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Syariah Mandiri Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997 yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitulasi sebagian bank-bank di Indonesia. Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan pada bulan November telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang- Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau membuka cabang khusus syariah. PT Bank Susila Bhakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP, PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997-1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai dengan akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo ke dalam PT Bank Mandiri pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah dengan nama Bank Syariah Sakinah diambil alih oleh PT Bank Mandiri Persero. PT Bank Mandiri Persero selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT Bank Mandiri Persero untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris Ny. Machrani M.s. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23