Tabel 6 Rekapitulasi hasil uji chi-square populasi jati Purwakarta dan Ciamis
n
hitung
No Primer Populasi Tunggak TPK
FR FA
tabel
1 Purwakarta
20 20
10.305 206.109 2
OPO 10 Ciamis
11 11
1.677 18.451 50.998
3 Purwakarta
20 20
3.415 68.297 4
OPO 14 Ciamis
11 11
0.529 5.822 38.885
5 Purwakarta
20 20
1.783 35.670 6
OPY 13 Ciamis
11 11
2.225 24.474 48.602
7 Purwakarta
20 20
7.054 141.072 8
OPY 20 Ciamis
11 11
0.595 6.543 38.885
Keterangan : TPK= Tempat Penimbunan Kayu, n= Jumlah contoh uji, FR= Frekuensi relatif, FA= Frekuensi absolut
Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai hitung frekuensi relatif lebih
kecil dari tabel pada populasi Purwakarta dan Ciamis untuk keempat primer
yang digunakan. Sementara itu, nilai hitung frekuensi absolut pada populasi
Purwakarta lebih besar dari tabel untuk primer OPO 10, OPO 14 dan OPY 20.
Primer OPY 13 memiliki nilai hitung yang lebih kecil dari tabel. Demikian
pula pada populasi Ciamis, memiliki hitung frekuensi absolut yang lebih kecil
dari tabel . Dengan demikian, dapat diketahui bahwa hipotesis 0 H
dapat diterima untuk masing-masing populasi pada setiap primer yang digunakan pada
pengujian dengan frekuensi relatif, sementara penerimaan hipotesis 0 H
bervariasi pada pengujian dengan frekuensi absolut berdasarkan primer yang digunakan. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan yang cukup signifikan antara
nilai frekuensi relatif dan frekuensi absolut pada masing-masing lokus. Penerimaan hipotesis 0 H
berarti struktur alelik 1 dan 0 antara kayu tunggak sama dengan kayu di TPK, pada populasi jati Ciamis dan Purwakarta.
4.3.2 Lacak Balak Populasi Kayu Tunggak dan Kayu TPK Per Individu
Dari foto hasil amplifikasi PCR RAPD yang telah dilakukan, diperoleh beberapa lokus yang memiliki intensitas kemunculan yang lebih sering
dibandingkan yang lainnya. Lokus ini digunakan sebagai lokus penanda seperti yang disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Lokus penanda pada primer OPO 10, OPO 14 dan OPY 13
Lokus Penanda No Primer
Populasi Purwakarta
Populasi Ciamis
1 OPO 10
900bp 1000bp
400bp 500bp
2 OPO 14
300bp 900bp
1000bp 300bp
900bp 1000bp
3 OPY 13
300bp 600bp
900bp 300bp
500bp Keterangan: bp= base pair
Primer yang digunakan untuk penentuan lokus penanda adalah primer yang memilki nilai Gst yang terbesar yaitu primer OPO 10, OPO 14 dan OPY 13.
Primer dengan Gst terbesar OPO 10, OPO 14 dan OPY 13 dapat dijadikan sebagai primer penanda untuk kepentingan lacak balak. Hasil pengujian lacak
balak per individu disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Hasil pengujian lacak balak per individu populasi Purwakarta dan Ciamis
POPULASI PURWAKARTA No Tunggak
TPK Persentase Kesamaan
Genotype Keterangan
1 01111000 11111011 62.5
V 2 01111011 01111111
87.5 V
3 00111011
11111101 50.0
X 4
11111000 11011111
50.0 X
5 01111100 11011110 62.5
V 6 11111110 11011111
87.5 V
7 11111011 11011111 75.0
V 8 01111111 11001001
37.5 X
9 11111010 11011101 50.0
X 10 11111111 11111101
87.5 V
11 11001111 11001111 100
V 12 00111011 00111110
75.0 V
13 10101111 11111110 62.5
V 14 11111110 11011101
62.5 V
15 11011111 01111111 75.0
V 16 11111111 10111111
87.5 V
17 11111011 01111111 62.5
V 18 11111010 10111010
75.0 V
19 11111111 00001000 12.5
X 20 11111101 10111000
75.0 V
Persentasi V 75
POPULASI CIAMIS No Tunggak
TPK Persentase Kesamaan
Genotype Keterangan
1 1110101 1110111 85.7
V 2 1010110 1010111
85.7 V
3 1110111 1111101 71.4
V 4 1101111 1011111
71.4 V
5 1110110 1100110 85.7
V 6 1100100 1110111
57.1 X
7 1011111 1101111 71.4
V 8 1011111 1111111
85.7 V
9 0111110 1111101 57.1
X 10 1111111 0111010
57.1 X
11 0111111 0011111 71.4
V
Persentasi V 72.73
Keterangan: X= struktur genotype kayu di tunggak berbeda dengan kayu di TPK, V= struktur genotype kayu di tunggak sama dengan kayu di TPK
Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa populai Purwakartaa dan populasi Ciamis memiliki memiliki kesamaan struktur genotype lebih dari 33 yaitu 75
untuk populasi Purwakarta dan 72.73 untuk populasi Ciamis. Hal ini berarti bahwa struktur genotype masing-masing individu kayu di tunggak dan kayu di
TPK pada populasi Purwakarta dan populasi Ciamis sama yang merupakan kayu dengan satu aliran berasal dari individu pohon yang sama pada blok yang sama.
Hasil ini cukup berbeda dengan pengujian lacak balak per populasi dengan uji chi-square dengan frekuensi absolut, yaitu terdapat perbedaan antara DNA
kayu tunggak dengan DNA kayu di TPK. Hal ini disebabkan pada uji chi-square dengan frekuensi absolut, pengujian didasarkan atas rata-rata kemunculan alel
semua individu pada satu populasi pada suatu lokus tertentu. Sementara pengujian lacak balak per individu dilakukan dengan membandingkan masing-masing
individu di tunggak dan di TPK. Untuk penggunaan pengujian lacak balak tergantung pada keperluan dan waktu yang tersedia. Pengujian per populasi dapat
dilakukan dalam waktu yang relatif lebih singkat, akan tetapi memiliki tingkat keakuratan yang lebih rendah. Sementara pengujian per individu memerlukan
waktu yang yang relatif lebih lama dengan tingkat keakuratan yang lebih tinggi.
4.3.3 Pendugaan Asal Kayu Curian dan Kayu yang Digunakan untuk Industri Penggergajian