heterozygot tidak dapat dibedakan. Alel yang tidak muncul dianggap resesif
terhadap alel yang muncul. Oleh karena itu, penanada RAPD diekspresikan dan diskoring sebagai alel yang dominan Young et al. 2000; Dunham 2004.
2.4 Sertifikasi Lacak Balak Kayu
Sertifikasi lacak balak merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pihak ketiga untuk mengeluarkan suatu pernyataan bahwa suatu hasil hutan,
dalam hal ini kayu, telah diproduksi dari hutan yang lestari. Lacak balak merupakan komponen sistem sertifikasi yang kritis karena menjadi penghubung
antara unit manajemen hutan atau unit usaha kehutanan sebagai produsen dan masyarakat sebagai konsumen hasil hutan LEI 2003a. Proses sertifikasi lacak
balak merupakan salah satu kegiatan utama sertifikasi ekolabel untuk memantau aliran kayu dari hutan ke pabrik Voght et al. 2000, diacu dalam Kholik 2008.
Menurut LEI 2003b, ekolabel berasal dari kata eco yang berarti
lingkungan hidup dan label yang berarti suatu tanda pada produk yang
membedakannya dari produk lain. Pada lingkup kegiatan kehutanan, ecolabelling adalah suatu cara untuk memberikan informasi kepada konsumen mengenai
produk kayu yang dipasarkan dalam bentuk sertifikat atau ekolabel yang menunjukkan bahwa kayu tersebut berasal atau dihasilkan dari suatu hutan yang
dikelola secara lestari Sarijanto 1995. Dalam penerapannya, ekolabel memerlukan adanya kesiapan perangkat yang meliputi standar dan pedoman
pelaksanaan manual, institusi kelembagaan dan mekanisme kerja serta penilai assesor.
Ekolabel yang dapat dipercaya diberikan melalui proses sertifikasi oleh pihak ketiga yang independen untuk menilai bahwa suatu produk diproduksi
dengan mengindahkan kaidah-kaidah pelestarian lingkungan hidup. Dalam penerapan ekolabel, setidaknya ada 5 jaminan yang perlu digunakan sebagai
landasan pelabelan produk kayu Abidin 1995 : 1.
Kepastian ditaatinya jatah tebang hutan lestari. 2.
Kepastian pulihnya tegakan secara alami atau dengan bantuan permudaan alam atau buatan.
3. Kepastian terpeliharanya keanekaragaman hayati.
4. Kepastian terpeliharanya kualitas air, tanah dan udara.
5. Kepastian terpeliharanya peri kehidupan dan budaya masyarakat setempat.
Manfaat sertifikasi yang secara langsung dapat dirasakan adalah kemudahan dalam melakukan promosi dan bertambahnya apresiasi para importir
dan pembeli terhadap perusahaan. Sertifikasi ekolabel juga memberi manfaat positif bagi manajemen internal perusahaan berupa meningkatnya efisiensi
manajemen akibat dari penataan sistem produksi yang lebih baik, sesuai dengan kriteria dan indikator sertifikasi ekolabel LEI 2003c. Bagi konsumen yang
peduli pada lingkungan hidup, ekolabel merupakan sebuah garansi yang menunjukkan bahwa produk yang mendapatkan label sudah memenuhi kriteria
peduli lingkungan Ahmad et al. 1993, diacu dalam Sarijanto 1995. Ekolabel dapat pula disamakan dengan sebuah standar produk yang dapat
memberikan dua kemungkinan yaitu Fahutan IPB 1995 : 1.
Dalam perdagangan, produk yang berstandar selalu mempunyai harga lebih tinggi daripada produk serupa yang tidak berstandar. Harga yang
lebih tinggi diharapkan dapat memberikan dorongan atau intensif bagi produsen untuk mencapainya. Apabila ini terjadi, ekolabel sebagai standar
benar-benar dapat memberikan nilai ekonomi bagi produsen, sehingga pengelolaan hutan secara lestari dapat diwujudkan melalui sertifikasi
ekolabel. 2.
Standar produk, dalam hal tertentu tidak selalu berhubungan dengan harga produknya, tetapi standar tersebut berguna untuk dapat memasuki segmen
pasar tertentu. Dalam perdagangan akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan peran share produk tersebut untuk memasuki pasar.
Penelitian di Amerika pada tahun 1993 terhadap 12 000 konsumen dengan pendapatan lebih besar dari US 50 000 per tahun menunjukkan apabila ada
ekolabel, 68 diantaranya bersedia membayar lebih besar dari harga furniture yang biasa ditawarkan dan sisanya tidak bersedia. Dari 68 konsumen tersebut,
26 bersedia membayar 1-5 lebih tinggi, 33 bersedia membayar 6–10 lebih tinggi dan sisanya 8 bersedia membayar 11–15 lebih tinggi. Sementara itu,
penelitian di Inggris pada tahun 1991 tidak disebutkan jumlah respondennya, 33
konsumen bersedia membayar 13 lebih tinggi daripada harga yang biasa berlaku Fahutan IPB 1995.
Sebagai suatu komponen utama dari sertifikasi ekolabel, sertifikasi lacak balak pada prinsipnya dilakukan terhadap dua hal LEI 2003a:
a. Kejelasan sistem pergerakan hasil hutan.
b. Kinerja sistem pergerakan hasil hutan.
Dalam perjalanannya, hasil hutan baik secara sendiri-sendiri maupun dalam susunan sortimen mengalami mutasi perubahan bentuk, ukuran, jumlah,
kualitas, tanda dan penampilan. Lokasi mutasi disebut sebagai simpul pergerakan dan dapat terbagi ke dalam tiga rute LEI 2003a; rute I yaitu simpul-simpul yang
berada pada rentang jarak dari hutan ke pembeli pertama atau industri pengolah hasil hutan hulu; rute II yaitu simpul-simpul yang berada di dalam industri dan
rute III yaitu simpul-simpul yang berada pada rentang jarak antara industri ke pembeli akhir atau ke kapal.
Faktor kunci yang diperlukan dalam sistem lacak balak adalah cara-cara praktis untuk memeriksa legalitas kayu. Adapun prinsip yang dipakai dalam
penilaian lacak balak adalah penilaian satu langkah ke belakang one step backward
, yaitu hanya menilai sumber hasil hutan pada satu simpul sebelumnya sudah tersertifikasi atau belum. Jika satu simpul sebelumnya belum tersertifikasi,
lacak balak perlu dilanjutkan pada simpul sebelumnya lagi dan seterusnya sampai diperoleh rantai tak terputus yang menerangkan bahwa asal hasil hutan adalah dari
pengelolaan hutan produksi lestari. Dengan kata lain, sertifikat Chain of Custody CoC hanya dapat diberikan pada industri atau pedagang yang mendapatkan
sumber kayunya dari pengelola hutan yang telah mempunyai sertifikat ekolabel atau dari sumber yang legal dan traceable dapat dilacak asalnya LEI 2003a.
2.5 Sertifikasi Kayu dengan Pelabelan