Gambar 10 Cara penilaian pita dengan sistem skoring 1= ada pita, 0= tidak ada pita.
3.4.2 Analisis Lacak Balak Kayu Tunggak dan Kayu TPK Per Populasi
Analisis dilakukan dengan membandingkan struktur alelik 1 dan 0 kayu tunggak dan kayu TPK dengan uji chi-kuadrat chi-square. Chi-kuadrat adalah
uji nyata goodness of fit apakah data yang diperoleh benar menyimpang dari nisbah yang diharapkan, tidak secara kebetulan Crowder 1986. Hasil yang
diperoleh dari skoring hasil amplifikasi DNA kemudian dianalisis dengan uji chi- kuadrat chi-square untuk menguji kecocokan DNA kayu tunggak dengan DNA
kayu di TPK. Menurut Crowder 1986, metode chi-kuadrat adalah cara yang dapat
dipakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari persilangan- persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis.
Perhitungan chi-kuadrat dilakukan dengan rumus Crowder 1986 : χ² = o - e
2
e dimana :
χ² = Nilai chi-kuadrat. o = Jumlah allele yang diamati observed.
e = Jumlah allele yang diharapkan expected. Perhitungan chi-kuadrat dilakukan pada frekuensi absolut dan frekuensi
relatif alel 1 dan alel 0 masing-masing populasi pada masing-masing primer. Frekuensi absolut adalah jumlah kemunculan alel 1 dan 0 pada beberapa lokus
pada masing-masing primer yang diujikan. Frekuensi relatif merupakan frekuensi kemunculan alel 1 dan 0 pada beberapa lokus pada masing-masing primer yang
diujikan.
Lokus Individu
L1 L2 L3 L4 1
1 0 1 1
2
1 1 1 0
3
1 1 0 1
4
0 0 1 1
5 1 1 0 1
L1 L2
L3 L4
1 2 3 4
5
Individu Lokus
Perhitungan chi-kuadrat dilakukan dengan microsoft excel sehingga diperoleh
χ²
hitung
yang kemudian dicocokkan dengan χ²
tabel
pada selang kepercayaan 95 . Adapun hipotesis yang diuji adalah :
H : Struktur alelik 1 dan 0 contoh uji kayu di tunggak sama dengan contoh uji
kayu di TPK. H
1
: Struktur alelik 1 dan 0 contoh uji kayu di tunggak tidak sama dengan contoh uji kayu di TPK.
3.4.3 Analisis Lacak Balak Kayu Tunggak dan Kayu TPK Per Individu
Analisis lacak balak per individu dilakukan dengan membandingkan genotype
masing-masing individu kayu di tunggak dan di TPK. Perbandingan genotype
individu di tunggak dan di TPK didasarkan atas adanya lokus penanda pada primer yang digunakan. Lokus yang digunakan sebagai lokus penanda
adalah lokus yang memiliki intensitas dan kontuinitas kemunculan yang lebih tinggi dibanding yang lainnya. Minimal 60 struktur genotype dari masing-
masing pasangan individu kayu yang diujikan tunggak dan TPK harus sama. Apabila 33 dari populasi yang diujikan memiliki kesamaan struktur genotype,
maka dianggap semua pasangan individu kayu pada populasi yang diujikan sealiran Certisource 2008.
Analisis ini hanya dilakukan pada lokus tertentu yang merupakan lokus penanda karena metode RAPD merupakan suatu metode yang mengamplifikasi
DNA secara acak dengan ukuran pita yang sangat bervariasi untuk masing-masing individu untuk suatu primer yang digunakan. Oleh karena itu, masing-masing
individu akan memiliki pola pita yang berbeda tergantung pada DNA genom individu yang sekuennya sama dengan sekuen primer yang digunakan.
3.4.4 Pendugaan Asal Kayu Curian dan Kayu Industri Penggergajian