Sertifikasi Kayu dengan Pelabelan

2.5 Sertifikasi Kayu dengan Pelabelan

Sertifikat pengelolaan hutan lestari dan sertifikasi lacak balak memberi dampak positif terhadap image suatu produk. Melalui sertifikasi lacak balak, produsen bisa menempelkan logo pada produk, yang menginformasikan bahwa produk telah melalui proses yang memperhatikan kelestarian hutan. Hal ini berpengaruh pada meningkatnya permintaan kepada perusahaan yang bersangkutan LEI 2003c. Agar efektif, lacak balak kayu harus didasarkan pada prinsip-prinsip berikut Dykstra et al. 2002: 1. Identifikasi; Log kayu ataupun produk dari kayu harus dapat diidentifikasi dengan beberapa jenis label teknologi. 2. Pemisahan; Dilakukan di setiap mata rantai dalam proses lacak balak yang dimulai dari hutan hingga menjadi produk di tangan konsumen. Hal ini dilakukan dengan memisahkan antara kayu yang berasal dari sumber yang diketahui dengan kayu yang berasal dari sumber yang tidak diketahui. 3. Dokumentasi; Label yang terdapat di kayu harus dapat didokumentasikan, untuk menyediakan informasi mengenai volume kayu, jenis, kualitas dan atribut lainnya. Berbagai jenis label dapat digunakan dalam mengidentifikasi kayu pada proses lacak balak yaitu Dykstra et al. 2002: 1. Cat konvensional dan label pahat Metode pelabelan kayu paling tua berupa pengecetan atau pemahatan informasi perusahaan dan informasi identifikasi kayu pada log kayu. Seperti label pada umumnya, label ini berupa dokumentasi identifikasi kayu untuk memberikan informasi yang lebih terperinci tentang asal kayu, jenis, dimensi dan volume kayu. Alat ukir pahat yang digunakan berupa pisau khusus yang digunakan untuk membuat tanda pada ujung kayu. Kode berupa informasi penting ataupun dokumentasi tambahan dibuat dalam lingkaran yang telah dipahat pada ujung log kayu. Pelabelan dengan cat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2, dapat dibedakan menjadi cat berbasis minyak yang lebih terang dan cat berbasis air. Kedua jenis cat ini tahan lama, memberikan tanda yang lebih jelas di kayu, mudah untuk diaplikasikan dan dapat digunakan pada kondisi yang lembab basah serta memiliki titik beku yang kecil. Akan tetapi cat berbasis minyak terkadang mengandung lebih banyak bahan yang bersifat korosif dan toksik dibandingkan cat berbasis air. Sumber: Dykstra et al. 2002 Gambar 2 Metode pelabelan dengan cat kiri dan label pahat kanan. 2. Branding hammers pembuatan label dengan palu Pembuatan label dengan palu merupakan metode pelabelan kayu tradisional yang masih digunakan oleh sebagian besar industri kayu. Akan tetapi, saat ini industri kayu sebagian besar telah beralih pada sistem barcode. Metode pelabelan dengan palu, memiliki bentuk pelabelan yang khas untuk memudahkan dalam pengidentifikasian. Pelabelan ini berupa dokumentasi identifikasi kayu untuk memberikan informasi yang lebih terperinci tentang asal kayu, jenis, dimensi dan volume kayu. Contoh pelabelan dengan metode branding hammers dapat dilihat pada Gambar 3. Sumber: Dykstra et al. 2002 Gambar 3 Metode pelabelan dengan palu branding hammers. 3. Label konvensional Label konvensional menggunakan kertas atau plastik Gambar 4 yang direkatkan pada kayu dengan logam atau palstik yang dikeraskan, paku dan bahan perekat lainnya. Untuk kayu yang akan dibuat pulp, digunakan label yang dapat hancur bersama kayu pada proses pembuatan pulp . Label konvensional seringkali berupa informasi barcode, sehingga dapat dibaca dengan barcode scanner. a b Keterangan: a= label konvensional biasa, b= label konvensional untuk kayu pulp Sumber: Dykstra et al. 2002 Gambar 4 Contoh label konvensional. 4. Nail-based label label dengan paku Metode pelabelan ini ditancapkan pada ujung log kayu atau pada produk kayu. Umumnya, label ini dibuat dari logam atau plastik yang telah dikeraskan yang kemudian ditempelkan pada kayu dengan paku. Label ini seringkali berupa informasi barcode, sehingga dapat dibaca dengan barcode scanner. Contoh label dengan metode ini dapat dilihat pada Gambar 5. Sumber: Dykstra et al. 2002 Gambar 5 Contoh label dengan metode pelabelan nail-based label. 5. Magnetic stripe card kartu strip magnetik Kartu strip magnetik ini terbuat dari kertas atau plastik. Masing-masing kartu memiliki sebuah strip magnetik berwarna hitam yang dapat menyimpan informasi dan kemudian diinterpretasikan dapat dibaca dengan sebuah alat pembaca khusus. Dalam pengaplikasiannya, metode pelabelan ini umumnya memerlukan airport transit ticket dan bankcards. Saat ini, kartu strip magnetik digunakan untuk berbagai aplikasi dan merupakan teknologi yang dapat digunakan di berbagai sektor termasuk sektor keuangan financial sector dan keamanan security sector. Untuk penyandian pada kartunya sendiri telah diatur dengan standar ISO. Selain itu, memungkinkan adanya hak milik atas penyandian dan sebagian reader dapat diprogram sesuai dengan penyandian yang dibuat. 6. Kartu Smart Smart card Merupakan kartu plastik berukuran kartu kredit yang dapat menyimpan banyak informasi pada sebuah cip mikro. Terdapat dua tipe smart card, yaitu: 1. Dumb smart card, yaitu kartu yang hanya dapat menyimpan memori tapi tidak dapat digunakan dalam proses data. 2. True smart card, yaitu berupa memori prosesor mikro yang terdapat di dalam kartu, memungkinkan digunakan untuk proses suatu data ataupun membuat suatu keputusan dari data yang ada dalam memori. Selain itu, kartu ini tidak tergantung oleh satu prosesor eksternal. Dengan prosesor mikro yang terdapat di kartu, bermacam metode dapat digunakan untuk menjaga akses informasi di dalam kartu sehingga memberikan keamanan terhadap data tersebut. 7. RFID Radio Frequency Identification labels RFID terdiri atas radio penerima yang dapat menerima dan mengirim data dengan transmisi radio. Umumnya radio penerima dimasukkan pada label ”nail- based label ” untuk mendukung kegiatan pelacakan kayu. Label RFID merupakan suatu label yang dapat dibaca tanpa harus melakukan kontak langsung dengan label yang bersangkutan. Jarak pembacaan dan penulisan dapat berubah dari millimeter ke beberapa meter, tergantung pada teknologi yang digunakan. RFID yang dapat digunakan bervariasi tergantung dari industri pengguna dan pengaplikasiannya, dengan frekuensi yang sering digunakan berkisar antara 125 kHz-5.8 GHz. Label RFID hanya dapat mengirimkan data apabila terdapat rangsangan sinyal dari suatu readerscanner Gambar 6 yang cocok dan penggunaannya relatif lebih aman. Sumber: Dykstra et al. 2002 Gambar 6 Scanner yang digunakan pada metode RFID Radio Frequency Identification labels . 8. Microtaggant tracers Microtaggant merupakan partikel mikroskopik yang tersusun atas beberapa lapis plastik dengan warna yang berbeda. Setiap microtaggant adalah sebuah kode warna, microchip polimer terdiri atas 10 lapis yang mencakup lapisan magnetik dan lapisan fluorescens, yang menjadikan label ini dapat digunakan untuk identifikasi kode. Berjuta permutasi dapat dibuat dengan mengkombinasikan beberapa warna pada sekuen yang berbeda. Kode dapat dibaca dengan mikroskop ukuran kecil dengan perbesaran 100x. Contoh label dengan metode ini pada log kayu dapat dilihat pada Gambar 7. Sumber: Dykstra et al. 2002 Gambar 7 Pelabelan dengan metode microtaggant tracers. 9. Chemical tracer paint USDA forest service telah menggunakan teknologi pelabelan ini sejak tahun 1988. Cat yang digunakan memuat dua jenis pelacak kimia. Pelacak kimia yang satu dapat dideteksi di lapangan dan yang lain hanya dapat diidentifikasi dengan alat laboratorium. Pelacakan di lapangan dideteksi dengan meneteskan bahan kimia pada label cat. Pelacakan di laboratorium diidentifikasi dengan bahan kimia analisis yang lebih canggih, sehingga dapat memberikan hasil identifikasi yang lebih akurat dan meningkatkan mutu pembuktian. Dalam prakteknya, batang dan tunggak pohon yang telah ditebang dicat dengan cat warna yang mengandung kode tracer. Cat pada pohon mudah untuk diidentifikasi dan dapat diuji setiap saat menggunakan test kit lapangan. 10. Chemical and genetic fingerprinting Teknologi ini memberikan pembuktian pada identifikasi produk dengan menguji komposisi kimia dan genetik dari pohon. Metode sidik jari dengan bahan kimia mencakup beberapa metode: Near Infrared NIR, pyrolisis, analysis of trace elements dan gas chromatoghraphy. Sementara itu, metode sidik jari genetik mencakup analisis DNA genom yang terdapat pada tanaman yaitu DNA pada inti sel, DNA mitokondria dan DNA plastid.

2.6 Penebangan Ilegal sebagai Suatu Bentuk Kejahatan Hutan