commit to user 93
3 Belajar Vicarious Sebagian besar dari belajar observasional termotivasi oleh harapan
bahwa meniru model dengan baik akan menuju pada reinforsemen. Tetapi, ada orang yang belajar dengan melihat orang diberi reinforsemen atau dihukum
ketika terlibat dalam perilaku-perilaku tertentu. Inilah yang disebut belajar “vicarious”.
4 Pengaturan Sendiri Konsep penting dalam belajar observasional ialah pengaturan sendiri
atau “self regulation”. Dalam teori belajar sosial mengemukakan, bahwa sebagian besar dari kriteria yang kita miliki untuk penampilan kita, kita
pelajari, seperti banyak hal-hal yang lain, dari model-model dari dunia sosial kita Ratna Wilis Dahar, 1989:28-31.
Apabila kita memperhatikan perilaku model dan menciptakan kode-kode verbal atau kode-kode imagery bagi apa yang kita amati, kita akan belajar dari
model itu. Umpan balik untuk memperbaiki, diberikan sebelum fase reproduksi belajar dari model-model, mempunyai efek yang kuat terhadap
perilaku. Reinforsemen dan hukuman yang ditimbulkan sendiri secara langsung dan dialami secara vicarious, menentukan sejauh mana perilaku
yang baru itu akan ditampilkan.
b. Teori Belajar Konsep
1 Pengertian Konsep Menurut Rosser dalam Ratna Wilis Dahar 1989:80, konsep adalah
suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan atau hubungan-hubungan yang mewakili atribut-atribut yang sama. Definisi
konsep menurut Mulyati Arifin 1995:38 yang menyatakan bahwa sekumpulan pengamatan yang digeneralisasi akan membentuk konsep. Konsep adalah
sekumpulan stimuli yang mewakili karakteristik umum, konsep adalah abstraksi fakta atau pengalaman manusia yang tidak mudah berubah karena keadaan.
Sedangkan menurut Flavell dalam Ratna Wilis Dahar 1989:79 menyarankan bahwa konsep-konsep dapat berbeda dalam tujuh dimensi, yaitu :
commit to user 93
a Atribut Setiap konsep harus mempunyai sejumlah atribut yang berbeda, contoh-contoh
konsep harus mempunyai sejumlah atribut-atribut yang relevan maupun tidak relevan, atribut dapat berupa fisik maupun fungsional.
b Struktur Menyangkut cara terkaitnya atau gabungan atribut-atribut.
c Keabstrakan Konsep-konsep dapat dilihat dan konkrit, atau konsep itu terdiri dari konsep-
konsep yang lain. d Keinklusifan
Ditujukan pada jumlah contoh yang terlihat dalam konsep. e Generalisasi
Bila diklasifikasikan konsep-konsep dapat berbeda dalam posisi superordinat dan subordinatnya.
f Ketetapan Dari suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan dari aturan-aturan
untuk membedakan contoh-contoh dari yang non contoh dari suatu konsep. g Kekuatan
Ditentukan oleh sebuah persetujuan tentang pentingnya konsep tersebut. Jadi konsep adalah abstraksi atau maksud yang tetap dari sebuah objek atau
kejadian yang digunakan untuk mempermudah komunikasi yang didapat dari proses generalisasi dan berciri mempunyai atribut yang sama. Oleh karena itu
untuk memperoleh hasil belajar yang baik, siswa harus memahami konsep yang dipelajari.
2 Pemahaman Konsep Pemahaman suatu konsep akan menambah daya abstraksi yang diperlukan
dalam komunikasi dan sering digunakan untuk menjelaskan karateristik konsep lain Mulyati Arifin, 1995:38, dengan kata lain setiap konsep berhubungan
dengan konsep lain. Semua konsep bersama membentuk jaringan pengetahuan didalam kepala manusia. Semakin lengkap, terbagi dan kuat hubungan antar
konsep-konsep didalam kepala manusia semakin pandai.
commit to user 93
Menurut Ausabel dalam Ratna Wilis Dahar 1989:82 siswa dapat dikatakan memahami konsep jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
a Nama Siswa dikatakan paham jika mampu menyebutkan nama konsep itu.
b Logic Core
Yaitu ciri khusus sifat-sifat atau faktor yang mendukung suatu konsep. c
Assosiasi Frame Work Yaitu menghubungkan konsep yang satu dengan yang lain.
Proses belajar kaitannya dengan proses belajar kimia dianggap sebagai “input” yang berupa faktor-faktor dan konsep kimia, sedangkan “output” berupa
kesatuan konseptual dari fakta-fakta dan konsep kimia. Proses belajar pemahaman konsep harus dapat memahami konsep-konsep secara benar, untuk itu diperlukan
kemampuan menstruktur konsep-konsep baru dan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar konsep bukanlah belajar menghafalkan definisi tetapi memperhatikan hubungan konsep dengan lainnya kemudian menghubungkan konsep baru tersebut
ke dalam struktur pengetahuan mereka. a Mengetahui definisi konsep.
b Memahami ciri khusus atau faktor-faktor yang mendukung atau dikenal sebagai atribut yang melekat dan berpengaruh terhadap konsep.
c Mampu menghubungkan dan menerapkan konsep tersebut dalam memecahkan masalah.
Pemahaman konsep dalam penelitian ini, secara operasional didefinisikan sebagai nilai siswa dalam mengerjakan tes pemahaman konsep ikatan kimia yang
disusun peneliti.
c. Teori Belajar Konstruktivisme