Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 93

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Telah lama upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan oleh bangsa Indonesia, namun sampai saat ini hasilnya belum memuaskan Depdiknas, 2003. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata NEM SMA pada bidang studi kimia dari tahun ke tahun skala nasional pada umumnya dan propinsi Jawa Tengah pada khususnya selalu berada di bawah angka 6. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Rata-rata NEM SMA Bidang Studi Kimia se-Jawa Tengah No. Tahun Pelajaran Rata-rata NEM 1. 20002001 4,90 2. 20012002 5,51 3. 20022003 5,13 4. 20032004 4,89 5. 20042005 5,01 Sumber : Depdiknas, 2003, http:www.ebtanas.org Masalah lain dalam bidang pendidikan di Indonesia juga banyak diperbincangkan adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu didominasi peran guru teacher centered. Guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan kepada siswa dalam berbagai mata pelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir menyeluruh holistic, kreatif, objektif, dan logis. Depdikbud, 2003 : 1 Demikian juga proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita, umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai anak menguasai materi pembelajaran. Akibatnya, tidak aneh bila banyak siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah tamat dari sekolah. Pada tahun 2004 yang lalu, pemerintah telah menetapkan kurikulum pendidikan yang baru yaitu Kurikulum Berbasis Kompentensi KBK. Kurikulum Berbasis Kompentensi commit to user 93 adalah kurikulum yang dikembangkan Departemen Pendidikan Nasional RI untuk menggantikan Kurikulum 1994. Nurhadi, 2004 ; 15 Ada beberapa alasan mengapa Kurikulum Berbasis Kompentensi KBK menjadi pilihan dalam upaya perbaikan kondisi pendidikan di tanah air ini, di antaranya : 1. Potensi siswa berbeda-beda,dan potensi tersebut akan berkembang jika stimulusnya tepat. 2. Mutu hasil pendidikan yang masih rendah serta mengabaikan aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni dan olah raga, serta life skill. 3. Persaingan global sehingga menyebabkan siswaanak yang mampu akan berhasil dan anak yang kurang mampu akan gagal. 4. Persaingan pada kemampuan Sumber Daya Manusia SDM produk lembaga pendidikan, serta 5. Persaingan terjadi pada lembaga pendidikan, sehingga perlu rumusan yang jelas mengenai standar kompentensi lulusan, yang selanjutnya standar kompentensi mata pelajaran perlu dijabarkan menjadi sejumlah kompentensi dasar. Depdiknas, 2003 : 1 Upaya-upaya dalam rangka perbaikan dan pengembangan kurikulum menuju Kurikulum Berbasis Kompentensi KBK meliputi : kewenangan pengembangan, pendekatan pembelajaran, penataan isikonten, serta model sosialisasi, yang lebih disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi serta era yang terjadi saat ini. Upaya perbaikan dan pengembangan kurikulum tersebut berlangsung secara bertahap dan terus menerus yang mengarah pada terwujudnya azas keluwesan dalam isi kurikulum dan pengelolaan proses belajar mengajar dalam rangka pengembangan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Depdiknas, 2003 : 1 Kurikulum Berbasis Kompetensi Competency Based Curriculum dimaksudkan sebagai kurikulum untuk mengembangkan kompetensi siswa, yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap serta minat siswa, pada setiap mata pelajaran yang tercantum di dalam kurikulum itu. Sehingga pendekatan pembelajaran dalam KBK diarahkan pada upaya mengembangkan kemampuan commit to user 93 siswa dalam mengelola perolehan belajar kompetensi yang paling sesuai dengan kondisi masing-masing. Dengan demikian, proses belajar lebih mengacu kepada bagaimana siswa belajar dan bukan lagi pada apa yang dipelajari. Depdiknas, 2003 : 1 Sesuai dengan cita-cita dan harapan dari tujuan pendidikan nasional, guru perlu memiliki beberapa prinsip mengajar yang mengacu pada peningkatan kemampuan internal siswa dalam merangsang strategi pembelajaran ataupun melaksanakan pembelajaran. Peningkatan potensi internal itu misalnya dengan menerapkan jenis-jenis strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa mampu mencapai kompetensi secara penuh, utuh, dan kontekstual. Depdiknas, 2003 : 1 Salah satu paham yang mendasari pengembangan KBK adalah paham konstruktivisme. Teori konstruktivisme menuntut siswa berperan aktif dalam pembelajaran mereka sendiri. Karena penekanannya pada siswa yang aktif maka strategi pembelajarannya sering disebut pengajaran yang terpusat pada siswa student centered instruction. Nurhadi, 2004: 46 Salah satu metode pendekatan pembelajaran yang dianjurkan dalam KBK dan berdasar pada paham konstruktivisme adalah metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif cooperative learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar Nurhadi, 2004:112. Sifat belajar dalam pembelajaran kooperatif tidak sama dengan belajar kelompok atau bekerja sama biasa. Pembelajaran kooperatif menuntut semua siswa aktif dalam belajar dan harus selalu memperhatikan temannya untuk dapat berkompetisi dengan kelompok lain. Metode TAI Team Assisted Individualization dan metode LT Learning Together merupakan metode pembelajaran kooperatif yang cukup dikenal. Metode pengajaran TAI Team Assisted Individualization mengelompokkan siswa ke dalam kelompok kecil yang dipimpin oleh seorang ketua kelompoktutor sebaya yang mempunyai pengetahuan yang lebih dibandingkan anggotanya. Kesulitan pemahaman materi yang dialami oleh siswa dapat dipecahkan bersama karena keberhasilan dari tiap individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok. commit to user 93 Untuk itu pengetahuan TAI menitikberatkan pada keaktifan siswa dan memerlukan kemampuan interaksi sosial yang baik antara semua komponen pengajaran. Slavin, 2008 : 98 Metode LT Learning Together mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil, siswa akan mengerjakan tugas dalam suatu kelompok, dimana setiap individu akan memberi sumbangan pemikiran pada pemecahan tugas tersebut, sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai. Sebagai contoh, seorang guru baru saja menyelesaikan sajian pendek atau para siswa telah selesai membaca. Selanjutnya, guru meminta para siswa untuk menyadari secara lebih serius mengenai yang telah dijelaskan oleh guru atau yang telah dibaca. Slavin, 2008: 129 Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE TAI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN METODE LT LEARNING TOGETHER TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA SUBPOKOK BAHASAN IKATAN KIMIA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 20052006.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN DAN TANPA INTERACTIVE HANDOUT PADA HASIL BELAJAR SISWA

0 32 263

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 18

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 13

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY) STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY) DILENGKAPI MEDIA KOMPUTER PROGRAM MACROMEDIA FLASH DENGAN MEDIA

0 0 16

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY) Studi Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individually) Dilengkapi Media Power Point Dengan Media Komik Terhadap Hasil B

0 2 18

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY) Studi Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individually) Dilengkapi Media Power Point Dengan Media Komik Terhadap Hasil B

0 0 14