commit to user 93
elektron dalam logam sedemikian bebas sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi, yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut
tidak tetap posisinya pada satu atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari satu atom ke atom lain. Elektron-elektron valensi tersebut berbaur sehingga
menyerupai awan atau lautan yang membungkus ion-ion positif logam didalamnya. Jadi, struktur logam dapat dibayangkan sebagai terdiri dari ion-
ion positif yang dibungkus oleh awan atau lautan elektron valensi. Struktur logam seperti diatas dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam,
seperti daya hantar listrik, sifat dapat ditempa dan dapat tarik. Logam merupakan konduktor yang baik karena elektron valensinya yang mudah
mengalir. Logam dapat ditempa atau dapat tarik karena ketika logam dipukul atau ditarik, atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatan didalamnya
tidak terputus. Michael Purba, 2002: 142-173
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian menurut Siti Aisiyah 2004:55. Metode Learning Together disertai latihan berstruktur lebih efektif
dalam meningkatkan pemahaman siswa. 2. Penelitian menurut Iwan Prihatin 2004:42.
Pengajaran matematika menggunakan metode TAI lebih berhasil dibandingkan dengan pengajaran matematika menggunakan metode
konvensional. 3. Penelitian menurut Suko Pangestuti 2004:55.
Penggunaan metode TAI lebih efektif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa daripada penggunaan metode konvensional.
4. Penelitian menurut Roro Dhenok Indaryah 2002:40. Metode pembelajaran diskusi kelompok kecil disertai Hand-out lebih
baik dibanding dengan metode diskusi kelompok besar disertai Modul.
commit to user 93
5. Penelitian menurut Asmariza Deni 2003:46 Penggunaan metode pengajaran beregu disertai resitasi dapat
menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan penggunaan metode konvensional.
6. Penelitian menurut Ruliana Wahyu Widyastuti 2003:62. Penggunaan metode pengajaran TAI menghasilkan prestasi yang lebih
tinggi dibandingkan metode konvensional.
C. Kerangka Berpikir
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pengajaran. Belajar mengacu kepada yang dilakukan oleh siswa,
sedangkan mengajar mengacu kepada yang dilakukan oleh guru sebagai pemimpin belajar. Proses belajar mengajar berkaitan dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dan materi yang akan diberikan serta metode belajar mengajar yang dipakai guru dan siswa dalam memberikan atau menerima materi tersebut.
Pembelajaran kimia yang dilaksanakan oleh guru tidak selamanya berhasil. Pada saat yang sama tidak semua siswa dapat memahami dan menguasai
materi pelajaran dan ada siswa yang lambat dalam menerima pelajaran. Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya.
Dengan mengetahui prestasi belajar dapat mengukur kemampuan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Penggunaan metode mengajar yang tepat
akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu metode mengajar yang sampai sekarang digunakan di sekolah-
sekolah adalah metode ceramah yang memungkinkan siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar karena guru lebih banyak mendominasi. Metode
ceramah rasanya kurang cocok jika terus digunakan pada saat sekarang yang telah menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Karena kurikulum ini menurut
siswa memiliki kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan dan nilai serta pola berpikir dan bertindak sebagai refleksi atas pemahaman dan penghayatan yang
telah dipelajari siswa.
commit to user 93
Untuk itu perlu adanya metode mengajar yang sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Metode pembelajaran kooperatif dipandang cocok untuk
memenuhi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Metode pembelajaran kooperatif bermacam-macam, pada penelitian ini dipilih metode TAI Team Assisted
Individualization dan metoda LT Learning Together karena kedua metode ini menawarkan suatu inovasi pembelajaran yang akan menghasilkan individu-
individu selain menguasai materi juga mempunyai bekal kemampuan bekerja sama. Berbekal kemampuan bekerja sama ini para peserta didik siap menghadapi
tantangan jaman yang membutuhkan sikap saling bekerja sama dan mampu bersaing secara sehat.
Pada dasarnya metode TAI dan metode Learning Together sama dalam hal pembentukan kelompok. Pada metode TAI memerlukan sebuah kerjasama
antar anggota dalam kelompok dengan dipimpin oleh seorang siswa yang memiliki kemampuan lebih dari teman-teman dalam satu kelompoknya
berdasarkan nilai pretes dan nilai ulangan harian materi sebelumnya yang diperoleh. Ketua kelompok di sini memiliki tugas sebagai tutor sebaya bagi
anggota kelompoknya. Dengan metode TAI menuntut siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar karena ada tahap-tahap yang diikuti siswa yang menuntut
siswa untuk aktif sehingga pemahaman siswa akan lebih terstruktur dalam pikirannya. Tahap-tahap tersebut juga dilengkapi tugas-tugas sehingga
pemahaman siswa pada Ikatan Kimia lebih dalam. Sedangkan pada metode Learning Together seluruh kelompok saling
bekerjasama dengan dipimpin oleh seorang ketua kelompok yang dipilih sendiri oleh anggota kelompoknya. Ketua kelompok disini memiliki tugas sebagai
moderator dalam kelompoknya. Dalam metode Learning Together siswa tidak hanya sekedar menerima materi secara pasif, tetapi lebih dari itu siswa dituntut
mampu menjelaskan materi tersebut dan berargumentasi dihadapan teman- temannya, serta diharapkan antara siswa yang satu dengan yang lain dalam satu
kelompok dapat berinteraksi saling memberi masukan-masukan dan pendapat.
commit to user 93
D. Perumusan Hipotesis