Kebijakan Pengadaan Impor Metil Bromida
28 memperhatikan kebutuhan karantina dan pra pengapalan. Kedua keputusan
menteri tersebut juga menunjukkan ketidakkonsistenan dengan Keputusan Presiden No. 92 Tahun 1998 yang mengesahkan Amandemen Kopenhagen.
Sebagaimana pemerintah telah meratifikasi Amandemen Kopenhagen, seharusnya Menteri Perindustrian dan Perdagangan tidak melarang impor, perdagangan dan
penggunaan metil bromida untuk keperluan karantina dan pra pengapalan. Pada tahun yang sama, Menteri Perindustrian dan Perdagangan menetapkan
kebijakan baru yang terkait dengan BPO ,
metil bromida diizinkan untuk diimpor tetapi hanya untuk keperluan karantina, gudang dan pra pengapalan Keputusan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 410MPPKep91998 dan 411MPPKep91998. Untuk mencegah penggunaan metil bromida selain untuk
keperluan karantina, gudang dan pra pengapalan, Menteri Perindustrian dan Perdagangan menetapkan pada kemasan tabung metil bromida harus disertai label
dengan kalimat peringatan “digunakan hanya untuk karantina, di gudang dan pra pengapalan.
” Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 410 Tahun 1998 juga inkonsisten dengan Keputusan Presiden No. 92 Tahun 1998, karena
Amandemen Kopenhagen
melarang penggunaan
metil bromida
di gudangpenyimpanan hasil pertanian.
Menindaklanjuti Peraturan Presiden No. 46 Tahun 2005 tentang Amandemen Montreal, Menteri Perdagangan menetapkan kebijakan terkait metil
bromida yaitu Peraturan Menteri Perdagangan No. 24 Tahun 2006. Peraturan tersebut inkonsisten dengan Peraturan Presiden No. 46 Tahun 2005, Keputusan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 410 Tahun 1998 serta No. 411 Tahun 1998 yang memperkenankan impor metil bromida untuk keperluan karantina dan
pra pengapalan Permendag No. 24 Tahun 2006 Pasal 2 Ayat 5: impor metil bromida diperkenankan sampai 31 Desember 2007. Kebijakan pemerintah yang
melarang impor metil bromida setelah 1 Januari 2008 kembali menimbulkan keresahan di kalangan importir, perusahaan fumigasi dan Badan Karantina
Pertanian sebagai instansi yang bertanggung jawab mencegah masuk dan menyebarnya organisme pengganggu di wilayah Republik Indonesia. Dengan
pertimbangan bahwa Amandemen Montreal masih memperkenankan konsumsi metil bromida untuk keperluan karantina dan pra pengapalan serta alternatif
29 pengganti metil bromida belum tersedia, dan memperhatikan Surat Kepala Badan
Karantina Pertanian 341588.540.420L1107 dan Surat Deputi III, Kementerian Lingkungan Hidup No. B-103Dep.IIIKLH122007, Menteri Perdagangan
menetapkan kebijakan baru yang khusus mengatur impor metil bromida untuk keperluan karantina dan pra pengapalan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
51M-DagPer122007. Adapun kebijakan yang ditetapkan sebagai berikut: 1. Metil bromida diimpor hanya untuk keperluan karantina dan pra pengapalan,
sedangkan impor untuk keperluan non karantina dan pra pengapalan dilarang sejak 1 Januari 2008 Pasal 2. Peraturan Menteri Perdagangan No. 51 Tahun
2007 merupakan tonggak pelarangan impor dan penggunaan metil bromida di gudangpenyimpanan hasil pertanian.
2. Kemasan tabung silinder metil bromida harus disertai label yang mudah dibaca dan tidak mudah pudar atau rusak dengan kalimat peringatan
“hanya untuk karantina dan pra pengapalan” atau “for quarantine and pre-shipment
only ” dari negara produsen Pasal 4 Ayat 1. Pasal ini bertujuan untuk
mencegah penyalahgunaan metil bromida selain untuk karantina dan pra pengapalan.
3. Penggunaan metil bromida pada produk yang diekspor hanya atas pemintaan resmi dari negara tujuan ekspor dan dilaksanakan paling lama 21 hari sebelum
ekspor Pasal 1. Apabila tidak ada permintaan dari negara tujuan ekspor, maka produk yang akan diekspor dapat difumigasi dengan pestisida lain atau
menggunakan metode lain seperti heat treatment atau CO
2
. Pasal ini dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan metil bromida di Indonesia.
Walaupun lahirnya Peraturan Menteri Perdagangan No. 51 Tahun 2007 dilatarbelakangi oleh adanya ”protes” Badan Karantina Pertanian, tetapi Peraturan
Menteri Perdagangan No. 51 Tahun 2007 tidak mengaturmerubah semua kebijakan yang tertuang pada Peraturan Menteri Perdagangan No. 24 Tahun 2006.
Perubahan Peraturan Menteri Perdagangan No. 24 Tahun 2006 secara yuridis formal ditetapkan pada tahun 2010 melalui Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 38M-DAGPER102010 tentang Perubahan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24M-DAGPER62006, yang antara lain menetapkan:
30 1. Metil bromida hanya dapat diimpor dari negara-negara yang termasuk dalam
daftar yang diterbitkan Kementerian Lingkungan Hidup Pasal 2 Ayat 3. 2. Metil bromida hanya dapat diimpor melalui 7 pelabuhan laut, yaitu:
a. Pelabuhan Belawan, Medan b. Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta
c. Pelabuhan Merak, Cilegon d. Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang
e. Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya f. Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar
g. Pelabuhan Batu Ampar, Batam Pasal 2 Ayat 4. 3. Metil bromida hanya dapat dimpor untuk keperluan karantina dan pengapalan
Pasal 2 Ayat 5.