Pestisida Fosfin 2. Pestisida Sulfuril Fluorida

15 Formulasi fosfin berbentuk tablet atau pelet dan biasanya merupakan fosfida logam aluminium fosfida atau magnesium fosfida dengan bahan-bahan tambahan seperti amonium karbamat dan amonium bikarbonat yang dapat mencegah terjadinya kebakaran serta parafin yang berfungsi untuk memperlambat penyerapan air dan pelepasan gas Arifin et al. 2009 16

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di tiga kota yaitu Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok, Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak, dan Makassar Pelabuhan Sukarno Hatta. Pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan pada kota yang memiliki pelabuhan dengan volume ekspor impor tinggi dan merupakan pelabuhan yang diizinkan untuk impor metil bromida menurut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 38M-DAGPER102010. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Desember tahun 2011. Tahapan penelitian meliputi persiapan penelitian, inventarisasi kebijakan pengaturan metil bromida, pengumpulan data primer dan sekunder, analisis dan interpretasi data serta penulisan tesis.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah review dokumen, survey wawancara dengan kuesioner terstruktur terhadap stakeholders terkait dan observasi langsung ke lapangan. Stakeholders yang terkait dalam implementasi kebijakan pengaturan metil bromida adalah Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian Komisi Pestisida, Sub Direktorat Pengawasan Pupuk dan Pestisida, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanianpetugas pengawas pestisida, dan Badan Karantina Pertanian, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, pemegang nomor pendaftaranimportir terdaftar, dan perusahaan fumigasi terdaftar. Untuk selanjutnya pemegang nomor pendaftaran disebut sebagai importir dan perusahaan fumigasi terdaftar disebut sebagai perusahaan fumigasi.

3.3. Penentuan Sampel

Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara sengaja purposive sampling. Responden dipilih berdasarkan keterwakilan kepentingan stakeholders terhadap kebijakan pengaturan metil bromida. Sampel yang dipilih adalah stakeholders 17 yang terlibat secara langsung dalam kebijakan pengaturan metil bromida, baik keterlibatan dalam pembuatan kebijakan maupun stakeholders yang terkena dampak kebijakan pengaturan metil bromida. Responden dari instansi pemerintah dipilih dengan kriteria pejabatstaf yang menangani tugas yang berkaitan langsung dengan metil bromida minimal 2 tahun. Responden dari importir metil bromida seperti disajikan pada Lampiran 1, dipilih empat importir dengan kriteria merupakan importir terdaftar 2 tahun, dengan perincian 1 importir baru 2 tahun dan 3 importir lama 5 tahun. Responden dari pengguna dipilih sebanyak 10 dari perusahaan fumigasi yang terdaftar di Badan Karantina Pertanian, dengan perincian 3 perusahaan fumigasi di Makassar, 2 perusahaan fumigasi di Jakarta, dan 5 perusahaan fumigasi di Surabaya Lampiran 2.

3.4. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis trend, dan Analytical Hierarchy Process AHP. Analisis deskriptif ditujukan untuk mengetahui gambaran implementasi kebijakan pengaturan metil bromida. Analisis trend digunakan untuk mengestimasi kebutuhan konsumsi pestisida fumigasi tahun 2012-2015. Data yang digunakan adalah data konsumsi metil bromida tahun 1995-2010, data impor metil bromida tahun 2006-2011, data impor pestisida fosfin dan sulfuril fluorida tahun 2009-2011. Pengolahan data analisis trend konsumsi pestisida fumigasi menggunakan perangkat lunak Minitab 14.12. Analytical Hierarchy Process AHP digunakan untuk menentukan prioritas strategi kebijakan pengaturan metil bromida. Pengolahan data kuesioner AHP menggunakan perangkat lunak program Expert Choice.