52
Gambar 18 Faktor yang mempengaruhi perusahaan fumigasi dalam memilih pestisida fumigasi.
Berdasarkan enam faktor yang mempengaruhi perusahaan fumigasi untuk memilih pestisida fumigasi, hasil AHP menunjukkan responden memilih pestisida
sulfuril fluorida sebagai pilihan pertama bobot 0,448, diikuti metil bromida bobot 0,443, dan terakhir pestisida fosfin bobot 0,108. Hasil AHP ini, berbeda
dengan kenyataan di lapangan, permintaan perusahaan fumigasi terhadap metil bromida masih sangat tinggi, dibandingkan permintaan terhadap sulfuril fluorida.
Permintaan terhadap sulfuril fluorida masih terbatas untuk fumigasi perawatan di pabrik tepung dan pakan ternak Sholeh. 2011. Komunikasi pribadi. PT Johny
Jaya Makmur. Jakarta. Hal tersebut kemungkinan terkait dengan belum adanya kebijakan Kepala Badan KarantinaMenteri Pertanian yang menetapkan sulfuril
fluorida dapat digunakan sebagai pestisida pengganti metil bromida untuk keperluan karantina dan pra pengapalan. Kebijakan yang ada saat ini hanya
berupa surat edaran Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati yang menyatakan sulfuril fluorida dapat digunakan sebagai pestisida pengganti
metil bromida untuk kayu log impor surat edaran Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nomor 5510KT.040L.B82011 tanggal 25
Agustus 2011.
Gambar 19 Peringkat pestisida fumigasi yang dipilih perusahaan fumigasi berdasarkan wawancarasurvey.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan pestisida fumigasi
Waktu
.344
Komoditi
.280
Efek
.139
Harga
.110
Keamanan
.080
Praktis
.048 Inconsistency Ratio =0.04
SF .448
MeBr .443
Fosfin .108
OVERALL INCONSISTENCY INDEX = 0.03
53
4.7. Prioritas Strategi yang Mempengaruhi Upaya Pengaturan Metil Bromida
Hasil penggabungan pendapat responden terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi upaya penghapusan penggunaan metil bromida untuk keperluan
non karantina dan pra pengapalan dan penurunan kuota secara bertahap dengan menggunakan software Expert Choice menunjukkan rasio inkonsistensi sebesar
0,05 dengan urutan prioritas kepentingan: 1 Kepatuhan perusahaan fumigasi
terhadap peraturan terkait pengaturan penggunaan metil bromida bobot 0,292;
2 Pengawasan dan pemberian sanksi yang tegas bobot 0,249; 3 Penetapan batas waktu yang tegas bobot 0,198; 4 Waktu pemaparan fumigasi pestisida
pengganti bobot 0,12; 5 Harga pestisida pengganti bobot 0,08, serta 5 Tersedianya dana perusahaan fumigasi untuk untuk melatih operator dan
membeli peralatan fumigasi pestisida pengganti bobot 0,061. Hasil analisis pendapat beberapa responden untuk setiap faktor yang mempengaruhi upaya
penghapusan penggunaan metil bromida untuk keperluan non karantina dan pra pengapalan dan penurunan kuota secara bertahap seperti diuraikan berikut ini.
1. Kepatuhan perusahaan fumigasi terhadap peraturan terkait pengaturan metil bromida
Gambar 21 menunjukkan bahwa responden memandang Badan Karantina Pertanian sebagai stakeholder yang paling berperan dalam mengatasi faktor
kepatuhan perusahaan fumigasi terhadap peraturan terkait pengaturan penggunaan metil bromida bobot 0,196, selanjutnya petugas pengawas pestisidaSubdit
Pengawasan Pestisida bobot 0,176, dan Komisi Pestisida bobot 0,164. Badan Karantina Pertanian memiliki peranan penting dalam melakukan pembinaan
terhadap perusahaan fumigasi, agar perusahaan fumigasi taatpatuh a Menggunakan metil bromida hanya untuk keperluan karantina dan pra
pengapalan sebagai alternatif terakhir apabila tidak dapat menggunakan metodepestisida pengganti lain; b Menggunakan metil bromida sesuai standar
Badan Karantina Pertanian dosis, waktu pemaparan, dan waktu aerasi. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 42 Tahun 2007, petugas pengawas
pestisidaSubdit Pengawasan Pupuk dan Pestisida mempunyai tugas dan fungsi mengawasi peredaran, penyimpanan, dan penggunaan pestisida serta memberikan
bimbinganpelatihan kepada pengguna pestisida terbatas. Fakta yang ditemukan di
54 lapangan, tugas dan fungsi pengawas pestisidaSubdit Pengawasan Pupuk dan
Pestisida tidak terlihat nyata, hal ini terlihat dari tidak tersedianya datalaporan distribusi dan penggunaan metil bromida.
Gambar 20 Nilai bobot aktor yang mempengaruhi kepatuhan perusahaan fumigasi.
2. Pengawasan impor, distribusi, dan penggunaan metil bromida serta pemberian sanksi yang tegas.
Gambar 21 menunjukkan bahwa responden memandang Badan Karantina Pertanian sebagai stakeholder yang paling berperan dalam melakukan pengawasan
impor, distribusi dan penggunaan metil bromida 0,299, selanjutnya petugas
pengawas pestisidaSubdit Pengawasan Pupuk dan Pestisida bobot 0,209, dan Komisi Pestisida bobot 0,172.
Gambar 21 Nilai bobot aktor yang mempengaruhi pengawasan impor, distribusi, dan penggunaan dan pemberian sanksi yang tegas.
Barantan .299
PSPPengawas .209 Bea Cukai
.172 Kemendag
.140 Kompes
.083 KLH
.046 Fumigator
.028 Importir
.023 Inconsistency Ratio =0.05
Pengawasan dan sanksi yang tegas
Barantan .196
PSPPengawas .176 Kompes
.164 .128
Kemendag .108
Importir .082
Fumigator .082
KLH .064
Kepatuhan perusahaan fumigasi
Inconsistency Ratio = 0.03 Bea Cukai