Tizard 1987, fungsi utama neutrofil adalah penghancur bahan asing melalui proses fagositosis yaitu menghancurkan benda asing dengan segera. Oleh karena
itu, neutrofil disebut sebagai lini pertahanan pertama. Bersama dengan makrofag, neutrofil dalam sirkulasi darah meningkat cepat saat terjadi infeksi yang akut.
2.4.3.4 Eosinofil
Eosinofil termasuk leukosit granulosit yang berukuran hampir sama dengan neutrofil. Jumlah eosinofil dalam aliran darah berkisar 2-8 dari total jumlah
leukosit. Sel ini berkembang dalam sumsum tulang sebelum bermigrasi ke dalam aliran darah Tizard 1987. Diameter eosinofil 10-15 µm dengan granula berwarna
merah di dalam sitoplasmanya sehingga dapat dikenal dengan nama asidofil. Jangka waktu hidup sel ini 3-5 hari.
Gambar 10 Eosinofil sumber: Sobotta 1993. Eosinofil memiliki waktu paruh yang singkat di dalam sirkulasi. Eosinofil
melepaskan protein, sitokinin dan kemokin yang mengakibatkan reaksi peradangan tetapi mampu membunuh organisme yang menyusup ke dalam tubuh.
Jumlah eosinofil yang beredar dalam sirkulasi darah akan meningkat pada penyakit alergi Ganong 2005. Eosinofil berperan sebagai sel fagosit tetapi bukan
terhadap bakteri atau runtuhan-runtuhan sel, melainkan terhadap komponen asing yang telah bereaksi dengan antibodi pada penderita infeksi parasit Guyton dan
Hall 2005. Eosinofil ditarik ke lokasi terjadinya reaksi antigen-antibodi kemudian memakan kompleks antigen-antibodi tersebut Swenson 1984. Sedangkan
menurut Tizard 1987, enzim yang ada dalam eosinofil efektif menghancurkan larva cacing dan mampu menetralkan faktor radang yang dilepaskan oleh sel mast
dan basofil oleh karena itu sel ini juga berfungsi mengendalikan atau mengurangi reaksi hipersensitivitas.
2.4.3.5 Basofil
Basofil merupakan sel myeloid yang jumlahnya paling sedikit di dalam darah. Jumlah basofil berkisar 0-1.5 dari total leukosit. Basofil berdiameter 10-
12 µm dengan inti bergelambir dua atau tidak teratur. Butirnya berukuran 0.5-1.5 µm berwarna biru tua sampai ungu sering menutupi inti yang berwarna agak
cerah. Butir-butir tersebut mengandung heparin, histamin, asam hialuron, kondroitin sulfat, serotonin dan beberapa faktor kemotaktik Dellmann dan Brown
1989. Antikoagulan heparin yang ada dalam basofil akan dilepaskan di daerah peradangan untuk mencegah timbulnya pembekuan serta stasis darah dan limpa
Frandson 1992.
Gambar 11 Basofil sumber: Sobotta 1993. Pembentukan basofil terjadi dalam sumsum tulang bersamaan dengan
pembentukan neutrofil. Basofil berperan sebagai mediator untuk aktivitas pendarahan dan alergi, memiliki reseptor imunoglobulin E IgE dan
imunoglobulin G IgG yang menyebabkan degranulasi dan membangkitkan reaksi hipersensitif dengan sekresi yang bersifat vasoaktif Dellmann dan Brown
1989. Adanya rangsangan alergen yang bereaksi dengan IgE maka basofil akan melepaskan berbagai mediator dan mengakibatkan reaksi anafilaktik. Masa hidup
basofil beberapa hari sedangkan sel mast bisa berminggu-minggu sampai berbulan-bulan Jain 1993.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai Februari 2011. Kegiatan pemeliharaan dan perlakuan bertempat di fasilitas kandang hewan
percobaan, sedangkan pembuatan preparat ulas darah dan histopatologi bertempat di laboratorium histopatologi Bagian Patologi Departemen Klinik Reproduksi dan
Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 box plastik dimodifikasi ukuran panjang 34.5 cm, lebar 28 cm, dan tinggi 12 cm sebagai
kandang, tutup kawat, sonde lambung, alas kandang berupa kain perca yang dicuci setiap hari, tempat pakan, botol minum, sonde lambung, syringe 1 ml,
jarum pentul, sterofoam, tissu, scalpel, gunting, pinset, silet, pot plastik, object glass
, spidol, label, dispenser, sarung tangan, sikat, timbangan digital, tissue cassete
, Sakura® automatic tissue processor, inkubator, mikrotom, tali kenur, talenan, waterbath, mikroskop cahaya, digital electronic eyepiece camera beserta
satu set komputer, dan perangkat lunak Image J®. Hewan coba yang digunakan untuk penelitian ini yaitu mencit Mus
musculus dewasa siap kawin berumur 4 minggu sebanyak 72 ekor dengan
perbandingan 36 ekor jantan dan 36 ekor betina dengan bobot rata-rata mencit
jantan 16.5 gram dan mencit betina 15.8 gram. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak minyak jintan hitam siap pakai komersial,
campuran ekstrak minyak jintan hitam dengan madu sediaan liquid siap pakai komersial dengan rasio 1:20, pakan, air mineral isi ulang, desinfektan Bayclin®
dan detergen, anthelmintik Albendazole 5, antibiotik Clavamox® 25mgml, antiprotozoa Flagyl® bahan aktif Metronidazole, Buffer Neutral Formalin BNF
10, xylol, alkohol bertingkat , parafin, Mayer’s Hematoxilin-Eosin, lithium
karbonat, dan pewarna Giemsa.