Analisis Framing Zhongdang dan Gerald M. Kosicki

melingkupi batin seorang tokoh. Dalam hal ini bukannya alur dan perisitwa- peristiwa penting yang diceritakan melainkan bagaimana suasana alam dan batinn dilukiskan. Selain peristiwa, dalam sebuah plot juga dikenal dengan adanya konflik. Konflik menyarankan pada sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan yang terjadi atau dialami oleh tokoh cerita yang jika tokoh itu mempunyai kebebasan untuk memilih, ia mereka tidak akan memilih peristiwa itu menimpa dirinya. Bentuk konflik sebagai bentuk kejadian dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: konflik fisik dan konflik batin serta konflik eksternal dan konflik internal. 25 Hal terakhir yang menentukan arah perkembangan plot adalah klimaks. Menurut Stanton dalam Burhan Nurgiyanto menyatakan bahwa klimaks adalah saat konflik telah mencapai tingkat intensitas tertinggi, dan saat hal itu merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari kejadiannya. Artinya, berdasarkan tuntutan dan kelogisan cerita, peristiwa da saat itu boleh terjadi dan boleh juga tidak. 26

2. Struktur Skrip

Struktur ini melihat bagaimana strategi penulis cerita mengisahkan atau menceritakan peristiwa-peristiwa sesuai dengan plotnya. Berdasarkan nilai konstruksi dramatik sebuah cerita dalam scenario. Dalam berita, wartawan 25 Burhan Nurgyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 122-124 26 Burhan Nurgyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 127 menggunakan beberapa peringkat dalam struktur skrip ini yaitu 5W+1H What, when, who, where, why, how. 27

3. Struktur Tematik

Struktur ini berhubungan dengan cara penulis cerita mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Perangkat yang digunakan adalah detail, koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. Melalui perangkat-perangkat ini membantu melihat bagaimana pemahaman itu diwujudkan dalam bentuk yang lebih kecil. 28 Detil merupakan strategi bagaimana komunikator mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit. Sikap atau wacana yang akan dikembangkan oleh seorang komunikator kadangkala tidak perlu disampaikan secara terbuka, tetapi dari detil bagian mana yang dikembangkan dan mana yang dikemukakan dengan detil yang besar, akan menggambarkan wacana yang dikembangkan oleh komunikator. 29 Koherensi merupakan jalinan antar kata atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang mengggambarkan kalimat dengan fakta berbeda dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga fakta yang berbeda tersebut dapat menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya. Tujuan dari elemen koherensi ini adalah untuk melihat bagaimaa seseorang menggunkana wacana 27 Misbach Yusa Biran, Teknik Menulis Skenario Film Cerita Yogyakarta: Pustaka Jaya, 2006, h. 238 28 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: Lkis, 2001, h. 238 29 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 235 untuk menjelaskan suatu fakta atau peristiwa. Apakah perostiwa itu saling terpisah atau berhubungan, atau bahkan sebab-akibat. Pilihan-pilihan mana yang diambil ditentukan oleh sejauh mana kepentingan komunikator terhadap peristiwa tersebut. 30 Bentuk kalimat adalah yang berhubungan dengan cara berfikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas jika diterjemahkan kedalam Bahasa menjadi susunan subjek yang menerangkan dan predikat yang diterangkan. Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata Bahasa, tetapi juga menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dari pernyataannya. 31 Kemudian terakhir adalah kata ganti. Merupakan elemen untuk memanipulasi Bahasa dengan menggunakan komunikasi yang imajinatif. Kata ganti merupakan alat yang digunakan oleh komunikator untuk menunjukan dimana posisi seseorang dalam sebuah wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya, seseorang dapat menggunakan kata ganti “saya” atau “kami” yang menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan sikap resmi komunikator semata- mata. Namun, ketika memakai kata ganti “kita” menjadikan sikap tersebut sebagai representasi dari sikap bersama dalam suatu komunitas tertentu. Dalam hal ini, kata ganti merujuk pada konteks kategori tertentu. Berbagai kata 30 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 242 31 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 251 ganti yang berlainan digunakan secara strategis sesuai dengan kondisi yang ada. Prinsipnya adalah merangkul dukungan dan menghilangkan oposisi yang ada. 32

4. Struktur Retoris

Struktur ini berhubungan dengan bagaimana penulis menekankan arti tertentu ke dalam sebuah cerita. Struktur ini melihat bagaimana penulis memakai kata, idiom, bentuk cerita yang ditampilkan sebagai penekanan arti tertentu kepada pembaca atau penonton. Dalam struktur retoris ini terdapat dua perangkat yaitu Leksikon dan Metafora. Leksikon merupakan pemilihan dan pemakaian kata-kata tertentu untuk menandai atau menggambarkan peristiwa. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukan sikap dan ideologi tertentu. 33 Metafora merupakan ungkapan dan kiasan dari sebuah wacana teks yang dimaksudkan sebagai bumbu atau ornament dari suatu teks. Meskipun dikatakan sebagai sebuah bumbu atau ornamen, penggunaan metafora tertentu juga bisa dijadika sebagai petunjuk untuk mengerti makna suatu teks. 34 32 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 253-254 33 Eriyanto, Analisis Framing, h. 257 34 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 259 32 BAB III PROFIL SIMPONI BAND

A. Sejarah Berdirinya Simponi Band

Simponi merupakan sebuah band yang berasal dari Jakarta yang beranggotakan 5 orang pemuda yang mempunyai kepekaan sosial yang cukup tinggi, yaitu: M. Berkah Gamulya vokal latar, pemateri, Rendy Ahmad vokalis, gitaris, Rama Aruman bassist, vocal latar, Bayu Agni gitaris, vokal latar dan T. Zulqaini Khaiqal drummer. Band ini terbentuk pada tanggal 28 Oktober 2010. Nama Simponi itu sendiri me rupakan sebuah singkatan dari “Sindikat Musik Penghuni Bumi” yang bisa diartikan sebagai sekelompok pemuda penghuni bumi yang indah ini yang ingin menyuarakan suaranya melalui musik. 1 Pada awal terbentuknya, Simponi bukan merupakan sebuah band, melainkan sebuah perkumpulan, sindikat, paguyuban yang terdiri dari beberapa band, penyanyi solo dan beberapa beatboxer. Kemudian dari beberapa band tersebut dilakukan seleksi sehingga terbentuklah menjadi satu band yaitu Simponi pada tahun 2012. Bisa dikatakan personil dari band Simponi merupakan “cabutan” dari beberapa band yang ikut dalam perkumpulan tersebut. Layaknya sebuah band, sudah hal wajar dan lumrah jika mengalami perantian personil. Begitupun dengan Simponi, formasi yang sekarang adalah formasi yang ke tiga setelah beberapa kali berganti personil. 1 www.simponi10.blogspot.com , yang diakses pada tanggal 5 April 2016 Pukul 20.00 WIB Awal terbentuknya Simponi menjadi sebuah band, para personil Simponi merasa kurang percaya diri dengan nama Simponi tersebut. Karena mereka berfikir bahwa nama Simponi untuk dijadikan sebuah nama band terasa sangat culun dan kurang greget serta terasa sangat feminis ketika didengar. Seperti diungkapkan M. Berkah Gamulya salah satu personil Simponi, bahwa: 2 ”Ketika Simponi terbentuk menjadi satu band, kami sempat berfikir bahwa nama Simponi itu kurang pas untuk dijadikan sebuah nama band. Karena terdengar culun dan terkesan feminim ketika sebuah band diberikan nama Simponi, seperti kurang greget.” Mereka sempat berfikir untuk mengganti nama menjadi “sindikat musik” atau “sister in danger” yang terdengar lebih pas untuk dijadikan sebuah nama band. Namun cukup banyak yang tidak setuju ketika mereka ingin mengganti nama tersebut sehingga mereka tetap menggunakan nama Simponi sampai saat ini yang merupakan singkatan dari Sindikat Musik Penghuni Bumi yang terdengar lebih filosofis ketika mengetahui singkatan dari Simponi itu sendiri. Simponi merupakan sebuah band yang mengusung genre Pop-Rock dan memilih jalur Independent atau biasa disebut band Indie dalam menciptakan dan menyebarluaskan lagu-lagu mereka kepada pendengar musik. Maksud band indie di sini adalah mereka memproduksi lagu dan menyebarluaskan lagu-lagu mereka secara mandiri tanpa ada campur tangan dari pihak label rekaman, sehingga mereka lebih bebas dalam menulis dan mencurahkan ide-ide dalam membuat lagu tanpa adanya intervensi dari pihak label. Atas dasar hal ini Simponi lebih memilih menjadi sebuah band indie. Namun mereka juga tidak menutup kemungkinan untuk 2 Wawancara pribadi dengan M. Berkah Gamulya salah satu personil Grup Band Simponi, Jakarta, 8 April 2016 Pukul 16.00 bergabung dengan pihak label rekaman agar musik mereka bisa didengar oleh lebih banyak pendengar musik. Berbeda dengan banyak band sekarang yang selalu mengangkat tema cinta, galau, sedih dan air mata, Simponi lebih memilih untuk menjadikan isu-isu sosial untuk dijadikan sebagai tema utama untuk dijadikan sebuah lagu. Mereka menganggap bahwa isu-isu sosial lebih penting diangkat untuk dijadikan tema utama dalam membuat lagu karena permasalahan bangsa ini bukan hanya sekedar masalah cinta, galau dan air mata. Lagu-lagu yang Simponi ciptakan merupakan lagu-lagu yang bertemakan mengenai isu-isu sosial yang terjadi pada bangsa ini. Seperti isu tentang lingkungan, kekerasan dan pelecehan terhadap anak dan perempuan, toleransi antar umat beragama, pelanggaran HAM dan masalah korupsi yang tidak pernah hilang dari negeri ini. Selain itu mereka juga membuat lagu yang bertemakan tentang cinta, karena menurut mereka anak muda harus paham dan merasakan cinta. 3

B. Visi Dan Misi

Sejak awal terbentuk sebuah perkumpulan dan paguyuban dari beberapa band sampai hingga menjadi satu band yaitu Simponi tujuan awal mereka adalah ingin menjadikan musik sebagai alat atau media pendidikan. Jadi musik bukan hanya sekedar dijadikan sebagai media untuk menghibur saat mengisi waktu luang, namun mereka juga ingin menjadikan musik sebagai media untuk menyalurkan pesan-pesan 3 Wawancara pribadi dengan M. Berkah Gamulya salah satu personil Grup Band Simponi.