Untuk konsep diskusi musikal tersebut, siapa yang menjadi inspirasi anda sehingga

Sindikat musik penghuni bumi atau Simponi. Tapi ketika kami menjadi satu band, nama Simponi itu terdengar tidak asik dan terlalu feminim. Pernah pada tahun 2013 kami mau mengganti nama menjadi Sindikat Musik, namun banyak sekali yang tidak setuju. Dan Simponi sekarang ini sudah berganti personil sebanyak tiga kali atau formasi yang ketiga, yaa semoga terus bertahan.

5. Bagaimana ceritanya sehingga lagu Vonis dan Sister in Danger bisa memenangkan

kompetisi musik Internasional? Pada tahun 2011 kami sudah tahu bahwa ada kompetisi Fairplay ini, yaitu kompetisi khusus untuk musik yang bertemakan tentang anti korupsi. Namun pada 2011 masih tidak cukup waktu untuk mengikuti kompetisi tersebut karena simponi masih menjadi perkumpulan yang terdiri dari banyak band dan persyaratan untuk mengikuti kompetisi tersebut harus berasal dari satu band. Kemudian pada tahun 2012 kami sepakat bahwa Simponi menjadi sebuah Band dan bukan perkumpulan lagi. Lalu kami membuat lagu yang berjudul “Vonis”, ini lagu pertama Simponi sebagai sebuah band. Tujuan utama dibuat lagu ini bukanlah untuk diikuti ke kompetisi tersebut, namun untuk tour diskusi musikal yang akan diadakan di sekolah- sekolah dan kampus-kampus yang bekerja sama dengan KPK dan ICW. Maka dari itu lagunya berbahasa Indonesia, dan hanya ada bahasa Inggrisnya di tengah saja. Kemudian kami ikutkan lagu tersebut ke kompetisi Fairplay dan meminta tolong WatchDog untuk membuat Video klipnya. Kompetisi ini lumayan asik karena hanya mengirim video klip dan tidak perlu tampil langsung karena mereka pusatnya di Belgia. Lagu ini pun menjadi juara 2 dari 45 lagu yang berasal dari 75 negara di dunia. Namun sebelumnya lagu ini harus kami terjemahkan ke bahasa inggris dulu agar para juri mengerti. Kami juga menyampaikan bahwa kami bukan hanya band biasa tapi kami juga melakukan diskusi musikal ke sekolah dan kampus. Kami juga menjelskan bahwa lagu ini bukan hanya untuk diikutkan kompetisi tapi juga untuk dibawa tour ke 7 kota di pulau jawa. Hadiah dari kompetisi ini kami diundang ke Brazil karena pada waktu itu mereka membuat kompetisi ini di sana karena di sana sedang ada konfrensi anti korupsi se- Dunia, jadi “KPK” seluruh dunia berkumpul di sana dan kami manggung diacara tersebut. Kalau untuk lagu “Sister in Danger” kami mengirim lagu dan video klip ke sebuah kompetisi yang bertemakan tentang Sounds of Freedome yaitu tentang kemanusiaan pada tahun 2013 . Sama seperti lagu “Vonis”, lagu “Sister in Danger” juga tidak ditujukan untuk ikut kompetisi. Kebetulan lagu ini sudah berbahasa inggris ya sudah kami kirim ke kompetisi tersebut. Kompetisi tersebut juga tidak menilai dari Voting tapi mereka menilai dari musik, lirik dan makna dari lagu tersebut. Kalau melakukan Voting jelas kami pasti akan kalah karena kami hanya band kecil. Alhamdulillah lagu ini menjadi juara satu. Lalu kami ditelpon untuk diundang ke London Inggris. Namun beberapa personil kami masih belom punya paspor dan kami juga terbentur dengan masalah waktu. Alhasil hanya empat personil yang bisa memasukan Visa namun sebulan kemudian kedubes Inggris memberi kabar bahwa visa kami ditolak karena waktu yang terlalu mepet. Jadi mereka hanya mengumumkan pemenang di acara tersebut dan kami hanya menonton via Online saja. Entah kenapa di tahun 2013 karena menang dikompetisi Fairplay tersebut kami diminta untuk menjadi juri di kompetisi tersebut. 6. Atas dasar apa mas membuat lagu-lagu yang bertemakan kritik sosial? Kembali lagi ke pendirian, yaitu pendirian yang dekat dengan isu-isu atau masalah yang dekat dengan kita sebagai penghuni bumi dan masyarakat. Seperti masalah lingkungan hidup, korupsi, kekerasan terhadap perempuan dan anak. Jadi kami ingin mengajak anak muda melalui lagu-lagu untuk melakukan apa yang mereka bisa lakukan untuk menghadapi masalah-masalah tersebut. Maka dari itu lagu-lagu yang kami buat terkait dengan masalah- masalah sosial yang bisa dijadikan sebagai pendidikan, media kampanye dan media ajakan. Karena sebagian personil Simponi adalah aktivis maka kami mencoba menuangkan ekspresi kemarahan, ketakutan dan ketidak adilan melalui lagu-lagu. Jadi simponi akan seperti ini terus, lagu-lagu yang kami buat akan selalu bertemakan isu-isu sosial, kritik-kritik sosial dan sedikit lagu cinta. 7. Menurut anda fenomena korupsi yang terjadi di Indonesia itu seperti apa? Dari zaman dulu sampai sekarang bukannya mengalami perbaikan tapi malah bertambah buruk. Korupsi masih terus terjadi padahal sudah ada KPK yang menangkap para koruptor, informasi sudah terbuka dan sudah terjadi reformasi. Harusnya ketika reformasi 1998 terjadi, harapannya pada waktu itu korupsi akan hilang. Tapi pada kenyataannya sampai sekarang masih banyak yang takut-takut bahkan secara terang-terangan melakukan korupsi. Bentuk korupsi itu macam-macam, mungkin kita yang masih muda tidak melakukan korupsi uang