Apa alasan memberikan nama Simponi yang mempunyai kepanjangan dari Sindikat

tidak ditujukan untuk ikut kompetisi. Kebetulan lagu ini sudah berbahasa inggris ya sudah kami kirim ke kompetisi tersebut. Kompetisi tersebut juga tidak menilai dari Voting tapi mereka menilai dari musik, lirik dan makna dari lagu tersebut. Kalau melakukan Voting jelas kami pasti akan kalah karena kami hanya band kecil. Alhamdulillah lagu ini menjadi juara satu. Lalu kami ditelpon untuk diundang ke London Inggris. Namun beberapa personil kami masih belom punya paspor dan kami juga terbentur dengan masalah waktu. Alhasil hanya empat personil yang bisa memasukan Visa namun sebulan kemudian kedubes Inggris memberi kabar bahwa visa kami ditolak karena waktu yang terlalu mepet. Jadi mereka hanya mengumumkan pemenang di acara tersebut dan kami hanya menonton via Online saja. Entah kenapa di tahun 2013 karena menang dikompetisi Fairplay tersebut kami diminta untuk menjadi juri di kompetisi tersebut. 6. Atas dasar apa mas membuat lagu-lagu yang bertemakan kritik sosial? Kembali lagi ke pendirian, yaitu pendirian yang dekat dengan isu-isu atau masalah yang dekat dengan kita sebagai penghuni bumi dan masyarakat. Seperti masalah lingkungan hidup, korupsi, kekerasan terhadap perempuan dan anak. Jadi kami ingin mengajak anak muda melalui lagu-lagu untuk melakukan apa yang mereka bisa lakukan untuk menghadapi masalah-masalah tersebut. Maka dari itu lagu-lagu yang kami buat terkait dengan masalah- masalah sosial yang bisa dijadikan sebagai pendidikan, media kampanye dan media ajakan. Karena sebagian personil Simponi adalah aktivis maka kami mencoba menuangkan ekspresi kemarahan, ketakutan dan ketidak adilan melalui lagu-lagu. Jadi simponi akan seperti ini terus, lagu-lagu yang kami buat akan selalu bertemakan isu-isu sosial, kritik-kritik sosial dan sedikit lagu cinta. 7. Menurut anda fenomena korupsi yang terjadi di Indonesia itu seperti apa? Dari zaman dulu sampai sekarang bukannya mengalami perbaikan tapi malah bertambah buruk. Korupsi masih terus terjadi padahal sudah ada KPK yang menangkap para koruptor, informasi sudah terbuka dan sudah terjadi reformasi. Harusnya ketika reformasi 1998 terjadi, harapannya pada waktu itu korupsi akan hilang. Tapi pada kenyataannya sampai sekarang masih banyak yang takut-takut bahkan secara terang-terangan melakukan korupsi. Bentuk korupsi itu macam-macam, mungkin kita yang masih muda tidak melakukan korupsi uang hingga milyaran tapi kiat melakukan “damai” dengan polisi, atau buat KTP masih melalui calo. Atau korupsi juga bisa dalam bentuk ketidak jujuran seperti mencontek yang sudah dianggap hal biasa. Jadi ketika kita sudah bekerja ada hubungannya tuh antara nyontek, tidak jujur dengan korupsi maling duit atau menyuap. Atas dasar hal itu semua kami menganggap korupsi merupakan sebuah hal penting yang kami ekspresikan melalui lagu Vonis. Jadi lagu vonis ini seperti rangkuman dari akibat-akibat, penyebab-penyebab dari korupsi dan juga ada sebuah komitmen denga nada lirik dari sumpah pemuda yang kami modifikasi sedikit. Yaaa bisa dibilang lagu ini unek-unek dari simponi melihat kasus korupsi yang tidak pernah selesai.

8. Kemudian mas mul melihat kasus kekerasan terhadap perempuan itu bagaimana dan

seperti apa? Jadi Simponi setiap membuat lagu kami membuat riset kecil-kecilan terhadap isu atau masalah yang mau kami angkat dengan baca koran, melihat media sosial dan nonton tv. Pada 2012 akhir kami melihat kasus mahasiswi di India diperkosa oleh 20 orang laki-laki di dalam bis. Waktu itu mungkin pemerkosaan sudah banyak terjadi dan kami taunya pemerkosaan terjadi oleh 1 orang laki-laki memperkosa satu orang perempuan, eh di India ternyata terjadi 20 orang laki-laki memperkosa 1 orang perempuan. Kami kaget dan agak shock mendengarnya. Dan kasus ini menjadi gejolak besar di India. Dari situ kami mencari data- data dan ternyata hal tersebut sudah terjadi dimana-mana bahkan di Indonesia. Makin kaget lagi karena pemerkosaan berkelompok susdah terjadi juga di Indonesia. Kami terus belajar mengenai isu pemerkosaan tersebut ternyata pemerkosaan tidak hanya dilakukan oleh orang lain bukan keluarga, sanak saudara tapi dilakukan juga oleh ayah terhadap anak kandungnya, paman perkosa ponakan, kakek perkosa cucu, pacar perkosa pacar bahkan suami perkosa istri juga terjadi. Bagi Simponi ini merupakan pelajaran baru semakin kami belajar mengenai kasus ini kami sadar bahwa kasus pemerkosaan ini tidak se-simple itu. Kami juga langsung ingat kami punya adik perempuan, kita punya pacar perempuan, kita punya ibu perempuan, temen kita juga da yang perempuan, perepmpuan ada disekeliling kita. Pada tahun 2012 kita mendapat data dari komnas perempuan bahwa 12 perempuan menjadi korban pemerkosaan setiap hari di Indonesia. Bahkan saat ini di Indonesia menjadi 35 perempuan setiap hari menjadi korban pemerkosaan. Jika 35 perempuan setiap hari menjadi