Namun jika kita mau melihat dari fakta yang di lapangan sering kali kaum wanita menjadi penyelamat perekonomian keluarga. Fakta ini terutama
dapat terlihat pada keluarga-keluarga yang perekonomian nya tergolong rendah, banyak dari kaum perempuan yang ikut menjadi pencari nafkah
tambahan bagi keluarga. Pada keluarga yang tingkat perekonomiaannya kurang atau prasejahtera peran perempuan tidak hanya dalam area pekerja
domestik tetapi juga area publik. Ini memungkinkan terjadi karena penghasilan suami sebagai pencari nafkah utama tidak mencukupi
kebutuhan keluarga. Perempuan ternyata memiliki peranan yang penting dalam
menyiasati serta mengatasi kemiskinan yang di alaminya. Salah satu bukti nyata ada pada masyarakat desa Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi,
Jawa Barat mengenai peranan istri dalam upaya meningkatkan pendapatan rumah tangga. Di desa Bojonggenteng tidak sedikit para istri yang bekerja
untuk membantu suami dalam meningkatkan pendapatan keluarga dan membantu kesejahteraan keluarganya. Para istri ini bekerja sebagai buruh,
kebanyakan dari istri bekerja sebagai buruh tani, buruh cuci, pengasuh anak, membuka warung sayuran, untuk membantu pekerjaan yang dilakukan
suami. Berdasarkan preliminary research penelitian awal yang di lakukan,
maka pandangan dan anggapan-anggapan yang memandang rendah kedudukan dan peranan istri dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga
tidak berlaku di masyarakat desa Bojonggenteng. Pada keluarga pekerja, istri bertugas mengurus pembagian hasil panen dengan pemilik lahan,
sedangkan pada keluarga pemilik lahan istri bertugas untuk menjual hasil panen mereka.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan judul:
“Peranan Istri Petani dalam
Meningkatkan Pendapatan
Rumah Tangga
di Desa
Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi Jawa Barat”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di atas. Maka masalah- masalah yang terkait dengan hal tersebut dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
1.
Meningkatnya jumlah perempuan istri yang bekerja.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi istri bekerja, meliputi pendapatan
keluarga yang rendah dan kebutuhan yang semakin meningkat.
3. Peranan istri di sektor publik dapat meningkatkan pendapatan rumah
tangga
4. Presentase tingkat istri bekerja di sektor publik tidak di iringi dengan
peningkatan penghasilan suami.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan penulis dalam penelitian ini dan luasnya permasalahan yang hendak dibahas, serta untuk lebih terarahnya penelitian
ini, maka pembatasan masalah sebagai berikut: “Bagaimana peranan istri petani dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga di desa
Bo jonggenteng Kabupaten Sukabumi Jawa Barat?”
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, agar tidak terjadi perbedaan interpretasi dan pemahaman, maka masalah ini dirumuskan
sebagai berikut: 1.
Bagaimana peranan istri petani di sektor publik dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga di desa Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi
Jawa Barat? 2.
Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi istri bekerja? 3.
Apa saja motif istri bekerja? 4.
Berapakah pendapatan istri petani?
E. Tujuan Penelitian
Secara akademis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja konsep-konsep dan teori serta filsafat yang terkait dengan peranan istri
dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga di desa Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Secara terapan penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bentuk peranan istri yang bekerja di sektor publik, dalam meningkatkan pendapatan rumah tangganya di Desa Bojonggenteng,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian bagi para akademisi untuk mengkritisi hasil penelitian atau meneliti bagian yang bisa
lebih diteliti dari setting penelitian ini dan menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya, dan diharapkan pihak terkait dapat meningkatkan
pendapatan rumah tangga agar tidak meningkatnya istri yang bekerja.
8
BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Deskripsi Teoritik
1. Peranan
a. Definisi Peranan
Kata peran dan peranan dalam sosiologi sering dianggap sama karena tidak ada pembatasan secara jelas antara peran dan
peranan hanya pada sudah atau tidaknya sebuah peran itu dijalankan. Peranan adalah peran yang telah dapat dilaksanakan individu yang
bersangkutan sesuai dengan kedudukannya, sehingga untuk mempermudah dalam pendefinisian kata peranan dalam penelitian
ini dianggap sama dengan kata peran. Peranan role merupakan aspek dinamis kedudukan status.
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan.
Perbedaan antara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisahkan, karena yang
satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya tidak ada peranan tanpa kedudukan.
8
Peran adalah pola perilaku normatif yang diharapkan pada status tertentu. Dengan kata lain, sebuah status memiliki peran yang
harus dijalani sesuai aturan norm yang berlaku.
9
Dalam ilmu antropologi dan ilmu-ilmu sosial peranan adalah tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan
tertentu.
10
8
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2002, Cet. 4, h.243.
9
M. Amin Nurdin, Mengerti Sosiologi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, Cet. 1, h. 47.
10
Koentjoroningrat, 1986, h.35
Livinson dalam Soerjono Soekanto, peranan meliputi norma- norma yang diungkapkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi,
Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting sebagai struktur sosial masyarakat.
11
Alvin L. Bertran dalam Soeleman B. Taneko menyatakan peran adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari orang yang
memangku status atau kedudukan tertentu.
12
Gross, Mason dan McEachern dalam David Berry mendefinisikan peranan sebagai perangkat harapan-harapan yang
dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.
13
Suatu peranan mencakup paling sedikit tiga hal berikut ini:
14
1 Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat. 2
Peranan merupakan suatu konsep perihal yang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3 Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial. Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku
seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Peranan
diatur oleh norma-norma yang berlaku. Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan
kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat yaitu social- position merupakan unsur statis yang menunjukan pada fungsi,
11
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1990, h.221.
12
Soeleman B. Taneko, 1986, h. 220.
13
David Berry, Pokok-Pokok Pemikiran Dalam Sosiologi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, h. 99.
14
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h.221.
penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu
peranan.
15
Di dalam peranan terdapat dua macam harapan, yaitu:
16
1 harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau
kewajiban-kewajiban dari pemegang peran, dan 2 harapan-harapajn yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap masyarakat atau
terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya atau kewajiban-kewajibannya.
Peranan yang berhubungan pekerjaan, seseorang diharapkan menjalankan kewajiban yang berhubungan dengan peranan yang di
pegangnya. Peranan didefinisikan sebagai seperangkat harapan- harapan yang dikenal pada individu yang menempati kedudukan
sosial tertentu. Peranan ditentukan oleh norma-norma dalam masyarakat di dalam pekerjaan kita, di dalam keluarga dan di dalam
peranan-peranan yang lain.
17
Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan merupakan suatu aspek yang
dilandasi keinginan yang kuat dalam keikutsertaan dalam mewujudkan harapan-harapan yang muncul sebagai bentuk
partisipasi dalam kedudukan sosial.
b. Teori Peran
Teori peran role theory merupakan penekanan sifat individual sebagai pelaku sosial yang mempelajari perilaku yang
sesuai dengan posisi yang ditempati di masyarakat. Peran role adalah konsep sentral dari teori peran. Dengan demikian kajian
mengenai teori peran tidak lepas dari definisi peran dan berbagai istilah perilaku di dalamnya.
15
Soeleman B. Taneko, 1986, h. 243.
16
David Berry, Pokok-Pokok Pemikiran Dalam Sosiologi, h. 101.
17
David Berry, Pokok-Pokok Pemikiran Dalam Sosiologi, h. 106.