3. Gambaran Peranan Istri Petani di Sektor Publik dalam
Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga
Gambaran peranan istri dalam meningkat pendapatan rumah tangga keluarga di desa Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
diwujudkan dalam kedua peranannya baik dalam lingkungan rumah tangga, maupun dalam masyarakat. Peranan istri dalam lingkungan rumah tangga
meliputi kegiatan mulai dari mencuci, menyapu, memasak dan membersihkan rumah sampai mengurus anak.
Pekerjaan ini tidak dihargai dengan uang, tetapi besar pengaruhnya terhadap pencapaian dalam meningkatkam kesejahteraan keluarga. Kegiatan
ini mereka lakukan sebelum melakukan aktivitas di luar rumah nya, walaupun kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan anggota keluarga,
namun kegiatan istri masih memiliki porsi yang cukup tinggi. Sebelum melakukan aktivitas dalam bidang ekonomi, istri telah menyelesaikan
pekerjaan rumah tangganya, maka tidak aneh lagi jika seorang ibu bangun tidur lebih pagi dari pada suaminya. Mencuci, memasak, mengurus,
membersihkan dan membereskan rumah adalah kegiatan rutin para istri sebelum mereka bekeja di luar rumah.
Untuk kehidupan ekonomi yang lebih baik bagi warga desa Bojonggenteng bukan hal baru apabila ayah dan ibu sama-sama merasa
bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup rumah tangganya. Idealnya seorang suamilah yang bertanggung jawab penuh dalam memenuhi
kebutuhan keluarganya, termasuk pendapatan keluarga karena ia berstatus sebagai kepala keluarga. Namun, pada kenyataannya para istri juga ikut
membantu tentunya sesuai dengan kemampuan nya. Dalam hal ini istri ikut membantu meningkatkan pendapatan keluarga dan mendapat dukungan
dari para suami, dikarenakan pekerjaan ini tidak menggangu tugas ibu rumah tangga, juga sebagai upaya istri untuk mendapatkan pendapatan
tambahan. Para suami menyadari ketidakmampuan mereka dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dikarenakan oleh penghasilan mereka kecil.
Bentuk peranan para istri petani di desa Bojonggenteng yaitu, bekerja sebagai pedagang, mereka membuka warung yang menjual sayuran,
gorengan ada juga yang menjadi pengasuh anak, tukang jahit, dan buruh tani.
Setelah dilakukan wawancara dengan para istri petani di dapatkan data-data temuan adanya peranan istri petani di sektor publik. Berikut
pemaparannya: Menurut Nena,
”saya sudah bekerja sekitar satu tahun, usaha yang biasa dilakukaan oleh saya untuk memperoleh tambahan pendapatan suami
yaa dengan menjadi pengasuh anak tetangga saya.. karena tetangga saya ini punya klinik dan dia baru melahirkan jadi saya menjadi pengasuh bagi
anaknya.. penghasilan saya setiap bulannya kecil neng kalo di itung-itung lagi mah, mana anak saya masih kecil-kecil banyak jajannya hehe..
sabulanna teh dapet Rp. 500.000,- neng.. nya lumayan sih buat tambahan keluara, da atuh penghasilan bapak namah cuma Rp. 45.000,- sehari, itu
juga kalo lagi disuruh garap sawah. Kalo enggak mah ya gak ada pemasukan. Lumayan neng buat tambahan anak sekolah.
69
Hal lain juga dikemukakan oleh Ikah, “abdi mulai gaduh warung
luamayan tos lami, hilap deui da tahun sabaraha.. pengahasilan na setiap harinya rata-rata Rp.50.000,- neng.. segini juga udah alhamdulillah bisa
bantu suami.. kadang kan kalo warung sepi suka bantu-bantu suami.
70
Pendapat lain hampir sama dengan yang dikemukakakn oleh Ikah, hasil wawancara dengan Nyai dapat dipaparkan sebagai berikut: Nyai,
“saya bekerja di rumah kan ngebuka warung gorengan, lotek, makanan anak-anak udaha lama sejak dari anak-anak masih kecil. Penghasilan
perhari nya kurang lebih kadang Rp. 60.000,- kalo rame mah, kadang juga cuma Rp.45.000,-, ya untung-untungan lah neng.. tapi segini juga udah
banyak bantu pendapatan suamilah..
71
Menurut Imas, “udah puluhan tahun mereun neng, tergantung neng,
biasanamah.. Rp.40.000,-.
72
69
Nena, Wawancara, Bojonggenteng, 20 September 2016.
70
Ikah, Wawancara, Bojonggenteng, 20 September 2016.
71
Nyai, Wawancara, Bojonggenteng, 25 September 2016.
72
Imas, Wawancara, Bojonggenteng, 8 Oktober 2016.