penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu
peranan.
15
Di dalam peranan terdapat dua macam harapan, yaitu:
16
1 harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau
kewajiban-kewajiban dari pemegang peran, dan 2 harapan-harapajn yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap masyarakat atau
terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya atau kewajiban-kewajibannya.
Peranan yang berhubungan pekerjaan, seseorang diharapkan menjalankan kewajiban yang berhubungan dengan peranan yang di
pegangnya. Peranan didefinisikan sebagai seperangkat harapan- harapan yang dikenal pada individu yang menempati kedudukan
sosial tertentu. Peranan ditentukan oleh norma-norma dalam masyarakat di dalam pekerjaan kita, di dalam keluarga dan di dalam
peranan-peranan yang lain.
17
Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan merupakan suatu aspek yang
dilandasi keinginan yang kuat dalam keikutsertaan dalam mewujudkan harapan-harapan yang muncul sebagai bentuk
partisipasi dalam kedudukan sosial.
b. Teori Peran
Teori peran role theory merupakan penekanan sifat individual sebagai pelaku sosial yang mempelajari perilaku yang
sesuai dengan posisi yang ditempati di masyarakat. Peran role adalah konsep sentral dari teori peran. Dengan demikian kajian
mengenai teori peran tidak lepas dari definisi peran dan berbagai istilah perilaku di dalamnya.
15
Soeleman B. Taneko, 1986, h. 243.
16
David Berry, Pokok-Pokok Pemikiran Dalam Sosiologi, h. 101.
17
David Berry, Pokok-Pokok Pemikiran Dalam Sosiologi, h. 106.
Peran mencerminkan posisi seseorang dalam sistem sosial dengan hak dan kewajiban, kekuasaan dan tanggung jawab yang
meyertainya. Untuk dapat berinteraksi satu sama lain, orang-orang memerlukan cara tertentu guna mengantisipasi perilaku orang lain.
Peran melakukan fungsi ini dalam sistem sosial. Seseorang memiliki peran, baik dalam pekerjaan maupun di
luar. Masing-masing peran menghendaki perilaku yang berbeda- beda. Dalam lingkungan pekerjaan itu sendiri seorang karyawan
mungkin memiliki labih dari satu peran, seorang karyawan bisa berperan sebagai bawahan, penyedia, anggota serikat pekerja, dan
wakil dalam panitia keselamatan kerja.
18
Teori peran role theory adalah teori yang merupakan perpaduan antara teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari
psikologi, teori peran berawal dari sosiologi dan antropologi. Dalam ketiga ilmu tersebut, istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam
teater, seorang aktor harus bermain sebagai tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berprilaku secara
tertentu. Posisi aktor dalam teater sandiwara itu kemudian dianologikan
dengan posisi
seseorang dalam
masyarakat. Sebagaimana halnya dalam teater, posisi orang dalam masyarakat
sama dengan posisi aktor dalam teater, yaitu bahwa perilaku yang diharapkan daripadanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu
berada dalam kaitan dengan adanya orang-orang lain yang berhubungan dengan orang atau aktor tersebut. Dari sudut pandang
inilah disusun teori-teori peran.
19
18
Lidya Agustina, “Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor”, Jurnal Akuntansi, Vol. 1, 2009, h.42.
19
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta: CV. Rajawali, 1984, Cet 1, h. 233.