Status Pernikahan Umur Anak Terkecil Status Pekerjaan

5.2. Status Pernikahan

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4 terlihat bahwa 86,66 persen responden berstatus menikah, hal ini menunjukkan adanya suatu hubungan keterikatan responden terhadap suami dan anaknya, namun di sisi lain pernikahan juga memungkinkan responden untuk memiliki kebutuhan yang lebih tinggi dibandingkan saat ia masih sendiri. Hal ini tentu akan mendorong responden untuk melakukan pemenuhan kebutuhan, terutama jika suami mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka Tingginya jumlah responden yang berstatus menikah terjadi karena karakteristik responden yang dipilih adalah perempuan berusia di atas 15 tahun, dan usia tersebut merupakan usia perempuan wajar menikah di Desa Karacak bila ia tidak melanjutkan sekolah ataupun bekerja. Hal ini sesuai dengan penuturan warga Kampung Cengal Desa Karacak: “…Di sini mah Teh, biasanya umur 16 tahunan ge udah disuruh nikah, apalagi kalo udah lulus dan ga kerja mah, tapi saya mah kerja, jadi wae belum dikawinin.” Febriyanti, 16 tahun Sebanyak seratus persen penduduk pendatang yang menjadi responden dalam penelitian ini berstatus menikah. Hal ini terjadi karena sebagian besar alasan penduduk luar desa bermigrasi ke desa ini adalah pernikahan. Seperti penuturan salah seorang penduduk pendatang: “…kan dapet suaminya orang sini Teh, jadi yaudah saya sama ibu dari Jakarta pada ikut pindah ke sini juga.”Jannah, 30 tahun

5.3. Umur Anak Terkecil

Berdasarkan data yang ada pada Tabel 4, terlihat bahwa sebagian besar responden masih memiliki balita, yaitu sebanyak 36,67 persen responden. Sekalipun mereka tidak memiliki balita, namun mereka masih memiliki anak dengan usia sekolah, yaitu sebesar 30 persen responden, yang berarti masih membutuhkan perhatian yang besar dari sang ibu. Adapun mereka yang kini sudah tidak memiliki anak balita maupun anak usia sekolah, namun mereka sudah tergolong penduduk usia lanjut.

5.4. Status Pekerjaan

Pada Tabel 4, terlihat bahwa sebagian besar responden 63,33 persen berstatus tidak bekerja. Hal ini terutama terjadi pada responden jenis stayer dan pendatang. Adapun return migrant menunjukkan proporsi yang sama antara responden yang bekerja dan tidak bekerja. Hal ini terjadi karena return migrant kebanyakan memiliki pengalaman bekerja selama ia melakukan mobilitas penduduk, sehingga ia mampu menerapkannya saat di desa. Banyak alasan yang diungkapkan mengenai pilihan mereka untuk tidak bekerja, salah satunya seperti yang diungkapkan oleh salah seorang warga: “…Mau mah mau Teh kerja, tapi da gimana, sekarang mah punya anak kecil, nanti siapa yang ngurus kalau bukan saya.” Ismi, 27 tahun Selain itu, jenis pekerjaan yang biasanya diminati oleh para penduduk yang berusia relatif muda tidak tersedia di desa, sehingga mereka yang tinggal di desa mayoritas tidak memiliki pekerjaan. Jenis pekerjaan yang banyak tersedia di desa hanya sebatas pekerjaan di bidang perkebunan dan pertanian.

5.5. Jenis Pekerjaan Suami