Hipotesis Penelitian Faktor-faktor penahan mobilitas penduduk perempuan ke luar desa

2.3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: 1. Diduga faktor internal, yakni umur, status pernikahan, umur anak terkecil, jenis pekerjaan suami, status pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan pribadi, dan status ekonomi keluarga merupakan faktor pribadi yang menyebabkan pandangan responden terhadap kekuatan faktor pendorong dan penarik mobilitas penduduk perempuan ke luar desa lemah. 2. Diduga lemahnya faktor pendorong dan penarik mobilitas penduduk perempuan ke luar desa merupakan faktor penahan terjadinya mobilitas penduduk perempuan ke luar desa, baik saat berhadapan dengan faktor penghalang antara yang mudah untuk dilalui maupun saat faktor penghalang antara sulit untuk dilalui. 2.4. Definisi Operasional Berikut adalah definisi operasional dari berbagai variabel yang dianalisis: 1. Mobilitas Penduduk Perempuan, adalah suatu perpindahan tempat tinggal baik sementara maupun permanen yang dilakukan oleh perempuan minimal melewati batas desa dengan batasan waktu minimal 6 bulan meninggalkan desanya, dengan tujuan sekolah, bekerja, ataupun mengikuti suamikeluarganya. 2. Umur, adalah lamanya seseorang hidup di dunia yang diukur dalam satuan tahun, dalam penelitian ini dikategorikan ke dalam: a. 15 tahun ≤ x ≤ 35tahun b. x 35 tahun Penggolongan umur di atas didasarkan pada umur median responden. 3. Status pernikahan, adalah status pernikahan responden saat dilakukan penelitian. a. Belum menikah, menunjukkan suatu keadaan ketidakterikatan seorang perempuan terhadap suami maupun anak-anaknya. b. Menikah, menunjukkan suatu keadaan keterikatan seorang perempuan terhadap suami maupun anak-anaknya. c. JandaPernah menikah, menunjukkan suatu keadaan ketidakterikatan terhadap suami, namun ada kemungkinan memiliki keterikatan terhadap anak-anaknya. 4. Umur Anak Terkecil, adalah umur anak bungsu yang dimiliki seorang perempuan saat dilakukan penelitian. a. Masih Balita 0 – 5 Tahun b. Usia Sekolah 6 – 15 Tahun c. Dewasa 15 tahun 5. Status pekerjaan, adalah mata pencaharian atau usaha yang dilakukan untuk mendapatkan penghasilan, dikategorikan menjadi: a. Mencari Nafkah b. Tidak Mencari Nafkah 6. Jenis pekerjaan suami, adalah mata pencaharian suami responden saat dilakukan penelitian, dikategorikan menjadi: a. Bekerja di Desa b. Bekerja di Luar Desa 7. Tingkat pendidikan, adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditamatkan oleh responden, mencakup dua kategori, yaitu: a. Rendah: untuk responden yang tidak sekolah, tidak lulus SD, serta lulusan SD b. Sedang: untuk responden yang merupakan lulusan SMP atau SMA. c. Tinggi: untuk responden yang merupakan lulusan Perguruan Tinggi 8. Tingkat pendapatan pribadi, adalah jumlah pemasukan yang diterima perempuan sebagai upah dari pekerjaan yang dia lakukan sendiri dan diukur dalam rupiah setiap bulannya, dikategorikan menjadi: a. Tinggi : ketika pendapatan pribadi mencapai 500.000 b. Rendah, ketika pendapatan pribadi mencapai 0 ≤ x ≤ 500.000 9. Status ekonomi keluarga, adalah posisi keluarga responden di masyarakat secara ekonomi, diukur dari tingkat pendapatan keluarga x Rp 500.000,- per bulan diberi skor 1, Rp 500.000 ≤ x ≤ Rp 1.500.000 per bulan diberi skor 2, x Rp 1.500.000 per bulan diberi skor 3 dan tingkat kepemilikan lahan pertanian dan perkebunan x 0,5 Ha diberi skor 3, x ≤ 0,5 Ha dib eri skor 2, tidak punya lahan diberi skor 1. Status ekonomi ini dikategorikan menjadi: a. Tinggi, ketika penilaian dari kedua indikator di atas mencapai skor 4 – 6 b. Rendah, ketika penilaian dari kedua indikator di atas mencapai skor 2 – 3 10. Faktor di Daerah Asal, merupakan keadaan-keadaan di daerah asal yang dirasakan responden dan memungkinkan untuk mendorong mereka melakukan mobilitas penduduk ke luar desa, menahan untuk tetap tinggal di desa, atau tidak berpengaruh apa-apa. 11. Faktor di Daerah Tujuan, merupakan keadaan-keadaan di luar desa yang dirasakan responden dan memungkinkan untuk menarik mereka melakukan mobilitas penduduk ke daerah tersebut, menahan responden untuk melakukan mobilitas penduduk ke daerah tersebut, atau tidak berpengaruh apa-apa. 12. Budaya, dalam penelitian ini dianalisis dari jenis sistem kekerabatan dalam keluarga yang dianut di desa tersebut, sehingga memungkinkan penduduk perempuan untuk tertahan di desa. Dalam penelitian ini, sistem kekerabatan yang dimaksud dilihat dari budaya menetap setelah pernikahan yang dirumuskan oleh Koentjaraningrat 1965. 13. Tingkat kemudahan transportasi dalam penelitian ini dilihat dari seberapa banyak jumlah rumah tangga responden yang memiliki kendaraan pribadi, dan jenis sarana transportasi umum yang bisa dan biasa digunakan oleh responden untuk mengakses daerah-daerah di luar desa. BAB III PENDEKATAN LAPANG

3.1 Metode Penelitian