DASAR PELAKSANAAN 2016 Randu Naskah HCVF HBKT

PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016 9 menggunakan komponen 5-S yaitu System, Stress, Source of Stress, Strategy dan Success. • System Viability kelangsungan hidup sistem adalah kelangsungan hidup system atau target konservasi dilihat dari hasil penilaian terhadap Size, Condition, dan Landscape Context dari masing-masing system. • Size adalah ukuran luasan atau kelimpahan keberadaan target konservasi. • Studi Dampak Sosial SDS adalah suatu pengaruh terhadap masyarakat yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial, ekonomi dan lingkungan dari pengelolaaan hutan. • Standart Operasional Prosedur SOP adalah acuan stadar dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. • Stasiun Pemantauan Lingkungan SPL adalah lokasi yang ditetapkan untuk pemantauan lingkungan. • Tumpangsari adalah sistem pembuatan tanaman hutan yang dikerjakan bersama-sama dengan tanaman pertanian. • Total Dissolve Solid TDS adalah ukuran zat terlarut baik itu zat organik maupun anorganik, misal garam, dll yang terdapat pada suatu larutan. • Total Suspension Solid TSS adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat menyebabkan kekeruhan air. • Unit contoh adalah unit bagian dari populasi dimana pengamatan, pengukuran dan atau pencacahan dilakukan secara aktual terhadap ciri-ciri atau karakteristik obyek.

4. DASAR PELAKSANAAN

1. Undang-undang no.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 2. Undang-undang no.41 tahun 1999 tentang Kehutanan 3. Undang-undang no.7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air 4. SNI 3-1724-1989 tentang Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan Sungai 5. SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016 10 6. SNI 03-2820-1992 tentang MetodePengukuran debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan Pelampung Permukaan 7. SNI 13-060-10 tentang Air dari Sumber Alam 8. Peraturan Pemerintah No.150 tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untun Produksi Biomassa 9. Peraturan Pemerintah No.20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air 10. Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air 11. Peraturan Pemerintah No.35 tahun 1991 tentang Sungai 12. Keputusan Menteri Kehutanan No.52Kpts-II2001 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu 13. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.37 tahun 2003 tentang Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan 14. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.110 tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air pada Sumber Air 15. Peraturan Pemerintah No.38 tahun 2011 tentang Sungai 16. Peraturan Menteri Kehutanan No.11MenHutII2009 tentang Silvikultur dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu. 17. Peraturan Dirjen Bina Produksi Kehutanan No.P.9VI-BPHA2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Silvikultur dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan. 18. F. Backer, 2001. Prinsip-prinsip Silvikultur, Gadjah Mada Press. 19. Tony Written, 1999. Ekologi Jawa dan Bali Jilid II, Canadian Int.Dev. Agency 20. Forest Stewardship Council FSC Prinsip 9. Pemeliharaan HCVF 21. Toolkit For Identifying and Managing HCVF Jennings, Nussbaum, Synnott, 2002 yang dikenal sebagai Proforest Toolkit. 22. Panduan Identifikasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi di Indonesia oleh Konsorsium Revisi HCV Toolkit Indonesia Tropenbos Indonesia, 2008. 23. SOP Identifikasi dan Pengelolaan KBKT. PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016 11 II. KEADAAN UMUM 1. Identitas Perusahaan

2. Kondisi Umum KPH