PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG
Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016
11 II.
KEADAAN UMUM 1.
Identitas Perusahaan
2. Kondisi Umum KPH
Luas wilayah KPH Randublatung 32.438,72 ha terletak di antara 04°25 BT sampai dengan 04° 40 BT dan Lintang Selatan 07°05 sampai dengan 07° 20 LS. Secara
administratif pemerintahan, wilayah KPH Randublatung berada pada wilayah Provinsi Jawa Tengah, yang terdiri dari: 31.736,0 ha 97,83 berada di wilayah
Kabupaten Blora dan seluas 702,70 ha 2,17 berada di wilayah Kabupaten Grobogan.
Batas wilayah secara administratif meliputi:
•
Sebelah Utara : KPH Blora
•
Sebelah Timur : KPH Cepu
•
Sebelah Selatan : KPH Ngawi
•
Sebelah Barat : KPH Gundih
Nama Perusahaan :
Perum Perhutani KPH Randublatung Jenis Badan Hukum
: BUMN
Alamat Perusahaan :
Jl. Cepu Blok III28 Randublatung No. Telpon dan Fax
: 0296-810012 0296-810024
Alamat e-mail :
kphrandublatungyahoo.co.id Bidang usaha
: Kehutanan
Penanggung Jawab Nama
Jabatan :
: :
Administratur KKPH Randublatung Ir. Herdian Suhartono
Administratur KPH Randublatung
PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG
Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016
12
Gambar1. Peta lokasi KPH Randublatung
KPH Randublatung merupakan Kelas Perusahaan Jati dengan wilayah hutan terdiri dari 6 Bagian Hutan BH, yaitu : BH Doplang, BH Bekutuk, BH Ngliron, BH
Randublatung, BH Bangklean dan BH Banyuurip. Secara administratif KPH Randublatung dibagi menjadi 12 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan BKPH dan
44 Resort Pemangkuan Hutan. Masing-masing BKPH dan RPH di wilayah KPH Randublatung adalah : BKPH Trembes RPH Balong, Nglencong, Botoreco, Padas,
BKPH Temuireng RPH Alas malang, Dawung, Kaligawan dan Trembes, BKPH Tanggel RPH Bogorejo, Delok, dan Kalipang , BKPH TemanjangRPH Gumeng,
Banyuurip, Jambean dan Temetes, BKPH Ngliron RPH Banyuasin, Kedungringin, Ngliron dan Ngodo, BKPH Kedung Jambu RPH Gedang becici, Jatikusumo, Kedung
jambu, dan Soko BKPH Kemadoh RPH jegong, Karang, Klanding dan Singget BKPH Pucung Bangklean, Kemadoh dan Pucung BKPH Banyuurip RPH Banyuurip,
Gadung, Ngampel dan Serut BKPH Selogender RPH Kepoh, Selogender dan Kuwojo BKPH Boto RPH Beran, Boto, Sugih dan Sumengko dan BKPH Beran
RPH Bodeh, Kedungsambi dan Menden. KPH Randublatung.merupakan salah satu Kesatuan Pemangkuan Hutan KPH di
Wilayah Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah dengan luas wilayah 32.438,7 ha, terdiri dari kawasan untuk produksi seluas 28.082,8 Ha 86,57,
kawasan perlindungan seluas 3.318,3 Ha 10,23 serta kawasan penggunaan lain seluas 1.037,6 Ha 3,20. Kawasan untuk perlindungan terdiri dari Kawasan
PETA LOKASI KPH RANDUBLATUNG
KPH RANDUBLATUNG
PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG
Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016
13
Perlindungan Setempat KPS seluas 1.250,2 Ha 3,24 yang terdiri dari Sempadan Sungai 1.034 Ha, Sempadan Mata Air 57,2 Ha dan Sempadan Jurang
139 Ha, Kawasan Perlindungan Khusus KPKh seluas 3,8 Ha 6,80. Selain itu juga terdapat Cagar Alam Jati seluas 25,4 Ha yang pengelolaannya berada dibawah
BKSDA wilayah Pati Sumber : hasil audit SDH akhir tahun 2007. Kegiatan pengelolaan hutan didasarkan pada aspek kelestarian produksi, kelestarian
sosial, dan kelestarian lingkungan guna pencapaian pembangunan berkelanjutan lestari
sustainable development. Pengelolaan hutan berbasis kelestarian tersebut merupakan komitmen perusahaan dalam mengimplementasikan Standar FSC
Forest Stewardship Council dan PHPL Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, sebagai wujud ketataatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan terbukti pada tanggal 30 Maret 2012 Perum Perhutani Randublatung telah mendapatkan
“Sertifikat SGS-FMCOC-009321 yang berlaku sampai dengan 29 Maret 2017 dan Sertifikat Verifikasi Legalitas Kayu dari PT. Equality Indonesia
dengan Nomor Sertifikat : 052-17EQC-VLKV2013 yang berlaku sampai dengan tanggal 23 Mei 2016.
Secara umum, kegiatan pengelolaan hutan untuk produksi kayu non kayu jasa maupun produk turunan lainnya akan berpengaruh terhadap kondisi ekosistem dan
lingkungan, begitu juga dengan pengelolaan hutan oleh KPH Randublatung. Kegiatan pengelolaan sumber daya hutan yang dilakukan oleh KPH Randublatung
secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap komponen lingkungan, baik pengaruh positif maupun negatif.
PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG
Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016
14 III.
METODE MONITORING
Metode Monitoring KBKT KPH Randublatung berdasarkan pada pendekatan 5-S. Pendekatan 5-S difokuskan pada komponen-komponen di bawah ini dengan ilustrasi
bentuk hubungan antar komponen disajikan dalam Gambar 1. Komponen-komponen 5-S
site conservation planning tersebut adalah : 1 System, 2 Stress, 3 Source of Stress Stressor, 4 Strategy, dan 5 Success
Bentuk Hubungan antar Komponen Kerangkakerja 5 – S
Site Conservation Planning
❖
SYSTEM : adalah merupakan spesies, komunitas, dan ekosistem, serta proses-
proses alam yang memelihara dan melestarikan mereka, yang merupakan perwujudan dari keseluruhan keanekaragaman hayati tapak setempat. System ini
dikenal sebagai “Target Konservasi”, dan menjadikannya sebagai fokus dalam membuat rencana konservasi.
Pada saat system teridentifikasi, viabilitas setiap system dinilai dengam menggunakan tiga kriteria yaitu :
size, condition, dan lanscape context. Size merupakan area atau kelimpahan target,
condition merupakan integrasi komposisi, struktur, dan interaksi biotik target, sedangkan
landscape context merupakan integrasi ukuran dominant
PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG
Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016
15
environment regimes dan ketersediaan habitat dan sumber daya alam lain untuk kelangsungan hidup target.
❖
STRESS : Kerusakan atau degradasi pada system yang menyebabkan berkurangnya
kemampuan system untuk bertahan dan berkembang. Kerusakan bisa terjadi langsung pada target atau proses ekologi penting bagi target untuk melangsungkan
kehidupannya.
❖
SOURCE OF STRESS STRESSOR : Suatu kegiatan yang menyebabkan terjadinya
perubahan pada kondisi sistem yang bisa berupa ketidaksesuaian penggunaan lahan, air dan sumber daya alam lainnya, atau suatu kegiatan yang menyebabkan terjadinya
tekanan. Source of stress ini bisa berupa aktivitas yang sedang berjalan atau active
dan juga bisa berupa aktivitas yang sudah berlalu atau histories tetapi masih
menimbulkan dampak pada target. Stressor yang sudah teridentifikasi kemudian dilakukan scoring tingkat
kontribusi dan irreversibility stress yang diakibatkan oleh stressor.
❖
STRATEGY : Langkah-langkah atau upaya pendekatan yang dilakukan untuk
memperbaiki kondisi sistem akibat tekanan, dan mengendalikan sumber tekanan atau ancaman kritis yang mana sedapat mungkin menyenangkanmenguntungkan para
pihak. Langkah-langkah strategy yang dibangun didasarkan pada ancaman pada target
konservasi yang merupakan kombinasi dari stress dan source of stress pada target.
Tujuan dari strategy ini adalah untuk restorasi stress dan eliminasi source of stress.
❖
SUCCESS : Menetapkan ukuran keberhasilan bagi setiap langkah perbaikan kondisi
sistem akibat tekanan dan ukuran keberhasilan bagi setiap langkah pengurangan atau pengendalian sumber tekanan.
Upaya restorasi stress dan eliminasi source of stress ditujukan untuk memperbaiki
kesehatan biodiversity, mengetahui threat status and abatement, dan selanjutnya untuk mengetahui
kapasitas institusi konservasi.
PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG
Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016
16
Monitoring keberhasilan pengelolaan target konservasi dibedakan menjadi 2 bagian. Yang pertama adalah monitoring keberhasilan perbaikan target konservasi secara
ekologis. Kedua adalah monitoring kemampuan institusi dalam melaksanakan kegiatan konservasi.
1. Program-program Monitoring Keberhasilan Pengelolaan Target Konservasi
Secara Ekologis
Tabel-tabel berikut adalah merupakan program monitoring pengelolaan target-target konservasi ditinjau dari segi ekologis. Metodologi monitoring yang tercantum dalam
table-tabel tersebut secara lengkap disajikan dalam lampiran laporan ini. Secara umum desain sampling lapangan untuk aspek ekologi dibagi kedalam dua
kategori yaitu : 1 point sampling pada seri poin sepanjang garis transek, 2 plots sampling dalam seri poin sepanjang transek.
Seluruh sampling yang dibuat di desain permanen, diketahui koordinat starting point dan ending point transek. Ukuran sample, jumlah, dan penempatan sample didesain
mengikuti kaedah statistik dengan tujuan untuk mendapatkan data sample yang merupakan representasi dari kondisi ekologis yang di sampling.
Konsistensi pelaksanaan pengukuran, replikasi, dan pengulangan pengukuran diharapkan akan didapatkan data dalam bentuk seri data sehingga dapat diketahui
dinamika ekologi target konservasi. Dari data dinamika ini akan diketahui apakah strategi pengelolaan target konservasi dapat mempertahan nilai-nilai konservasi
tinggi atau meningkatkan nilai-nilai tersebut. Data ini sangat penting untuk memberi feedback startegi pengelolaan target konservasi yang diterapkan, apakah sudah tepat
ataukah masih diperlukan perbaikan agar strategi pengelolaan target konservasi menjadi lebih efektif.
PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG
Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016
17 Tabel 1. Program Monitoring Pengelolaan Hutan Alam Sekunder HAS
Kerapatan tegakan
plot permanen garis berpetak
1xtahun Juli-Agustus
Penutupan tajuk plot permanen
garis berpetak 1xtahun
Juli-Agustus Penutupan
tumbuhan bawah plot permanen
garis berpetak 1xtahun
Juli-Agustus Kelimpahan jenis
tumbuhan bawah plot permanen
garis berpetak 1xtahun
Juli-Agustus kelimpahan dan
keanekaragaman jenis burung
kombinasi transek garis dan variable
circular plot VCP 1xtahun
Juli-Agustus Perjumpaan satwa
liar line transek
1xtahun Juli-Agustus
Penutupan lahan terbuka
line transek 1xtahun
Juli-Agustus kehilangan tanah
Pengukuran erosi Bulanan
musim hujan
Metode sampling Frekuensi
sampling Waktu sampling
HAS HAS
Target Konservasi
Strata Kawasan
Indikator
Tabel 2. Program Monitoring Pengelolaan Mata Air
Target Konservasi
Indikator Metode
Sampling Frekuensi
Sampling Waktu Sampling
Mata Air Debit
Ukur debit Setiap Bln
Januari - Desember Penutupan
Lahan Line Transek
1x Tahun Juli - Agustus
Kerapatan Tegakan
Line Transek 1x Tahun
Juli - Agustus
Tabel 3. Program Monitoring Pengelolaan Species Interest dan endemik Elang Bido, Merak, Kuntul Kerbau, Jelarang Bilalang, Biawak dan
Katak Pohon Jawa
kerapatan tegakan
transek garis berpetak
1xth Juli-agustus
penutupan tumbuhan
bawah transek garis
berpetak 1xth
Juli-agustus Kelimpahan
jenis tumbuhan
buah transek garis
berpetak 1xth
Juli-agustus Jumlah
individu line transek+ pvc
1xth Juli-agustus
Kelimpahan jenis
line transek+ pvc 1xth
Juli-agustus Jenis Pakan
line transek+ pvc 1xth
Juli-agustus
Target Konservasi
Indikator Metode sampling
Frekuensi sampling
Waktu sampling
Spesies interest dan
spesies endemik
macan tutul, rusa,
kepodang dan lutung
PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG
Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016
18 2. Program-program Monitoring Keberhasilan Pengelolaan Target
Konservasi Secara Institusi
Tingkat keberhasilan pengelolaan target konservasi secara ekologis mencerminkan bagaimana kapasitas institusi pengelola target konservasi tersebut. Sebagai institusi
pengelola target konservasi disini adalah Perum Perhutani
3. Metode Survey Pengumpulan Data