NKT 2 . 2016 Randu Naskah HCVF HBKT

PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016 31 Gambar 14. Lokasi kesongo

2. NKT 2 .

NKT 2.2 Unit Managemen Hutan memiliki kawasan alami yang berisi dua atau lebih ekosistem dengan garis batas yang tidak terputus berkesinambungan. Pada kawasan Sumber Lumpur Kesongo seluas 134,4 Ha, terdapat tiga kawasan alami yang tidak terpisahkan oleh garis batas yang tidak terputusberkesinambungan, yaitu Savana Kesongo seluas 79,9 Ha, Rawa Kesongo seluas 16,0 Ha dan Lumpur Kesongo seluas 38,5 Ha. Ketiganya tidak mempunyai batas-batas yang jelas karena berada dalam satu lokasihamparan yang berdekatan dan tak terputus. Gambar 15. Peta Lokasi NKT 2.2. PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016 32 Gambar 16. Lokasi Sumber Lumpur, Rawa dan Savana Kesongo. Tabel 8. Hasil Monitoring Keanekaragaman jenis Flora Tahun 2011 sd 2016 Sumber hasil survey biodiversity tahun 2011 – 2016 Kesongo Gambar 17. Keragaman Flora di kesongo. Berdasarkan data di atas hasil monitoring keanekaragaman jenis flora pada tipe habitat kawasan kesongo merupakan lokasi khas dimana pada areal lokasi tersebut merupakan kawasan savana hanya di tumbuhi tumbuhan bawah saja dan adapun untuk pada tingkat semai, pancang, tiang dan pohon tidak bisa tumbuh di No Parameter Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 1 TB. Bawah 1,78 1,83 0,83 2,26 2,22 2,21 2 Semai - - - - - 3 Pancang - - - - - 4 Tiang - - - - - 5 Pohon - - - - - PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016 33 karenakan kondisi kawasan tersebut mengandung belerang setiap terjadi kurdameletus. Untuk hasil pemantauan keanekaragaman jenis flora dan fauna di kawasan rawa kesongo, savana dan lumpur kesongo tidak terjadi perbedaan keanekaragaman di karenakan metode transek pengamatan dalam satu jalur. Tabel 9. Hasil Monitoring Keanekaragaman Jenis Fauna Tahun 2011 sd 2016 Sumber hasil survey biodiversity tahun 2011 – 2015 khusus Kesongo Gambar 18. Keragaman Fauna di kesongo. Begitu juga pada keanekaragaman jenis fauna pada tingkat aves pada tahun 2016 mengalami penurunan di banding pada tahun yang lalu, akan tetapi jika dilihat keseluruan pada tingkat aves dan herpetofauna pempunyai kreteria sedang artinya nilai rata-rata 2ha. Untuk lebih jelasnya tersaji dalam dokumen monev biodiversty. NKT 2.3 Spesies interes adalah spesies yang memiliki peranan ekosistem tertinggi, sehingga dengan melindungi species interest diharapkan spesies lain secara otomatis akan ikut terlindungi. Berdasarkan survey biodiversity telah ditetapkan 5 lima species interest yaitu : No Parameter Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 1 Aves 2,28 2,31 3,06 3,25 3,49 2,12 2 Mamalia - - - - - 3 Herpetofauna 1,11 0,8 2,38 2,31 2,15 2,05 PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016 34 1. Jelarang Bilalang Ratufa affinis Jelarang bilalang merupakan termasuk dalam spesies yang dilindungi sepenuhnya berdasarkan PP. RI No 7 Tahun 1999 dan termasuk salah satu jenis satwa yang terdaftar dalam Appendix II dokumen CITES, yaitu satwa yang dibatasi perdagangannya. Keberadaan Jelarang bilalang di kawasan hutan KPH Randublatung, menjadikannya sebagai salah satu target konservasi penting, karena jelarang bilalang merupakan Umbrella Species atau jenis mamalia yang umumnya menggunakan tajukkanopy pohon sebagai habitatnya, dan dapat dijadikan sebagai indikator baik tidaknya kondisi hutan pada kawasan tersebut. Habitat hutan dengan pepohonan menjadi kunci kehidupan Jelarang bilalang yang hidupnya sendirian maupun berpasangan dan aktif di pagi dan siang hari ini, menggunakan sebagian besar aktifitasnya di pepohonan baik aktifitas makan, istirahat, sosial ataupun berpindah dan makanannya berasal dari pepohonan meliputi buah-buahan, biji-bijian, kulit pohon, serangga dan telur burung. Kawasan yang menjadi daerah habitat Jelarang bilarang adalah KPPN Banglean dengan luas 251,1 Ha. Gambar 19. Peta lokasi NKT 2.3 Jelarang Bilalang PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016 35 Tabel 10. Monitoring Keanekaragamam jenis vegetasiflora tahun 2014-2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016 1 Has Bekutuk 2,26 2,22 2,21 2,26 1,98 1,94 1,21 0,78 0,75 0,11 0,11 0,12 0,48 0,48 0,48 2 Semp. Sungai 2,64 2,48 2,5 2,69 2,44 2,44 3,05 2,72 2,67 0,79 0,79 0,76 0,87 0,87 0,93 3 Semp. Jurang 2,33 2,14 2,15 1,81 1,67 1,68 1,59 1,14 1,14 0,21 0,21 0,26 0,15 0,07 0,07 4 KPPN Randu 2,65 2,25 2,51 2,42 2,1 2,16 1,59 2,18 2,16 1,06 0,94 0,92 0,22 0,22 0,22 5 KPPN Banglean 2,93 2,81 2,82 2,08 1,85 1,86 2,61 2,37 2,32 1,03 1,11 0,84 0,35 0,44 0,47 No Tipe Habitat Keanekaragaman Flora Pohon TB Semai Pancang Tiang Sumber survey biodiversity tahun 2014 dan 2016 Gambar 20. Keanekaragaman Jenis flora Jelarang Bilalang Dari hasil monitoring flora di tipe habitat Has Bekutuk, Sempadan Sungai, Sempadan Jurang, KPPN Randublatung dan KPPN bangklean untuk tingkat Tumbuhan Bawah, semai dan Pancang dalam kondiri baik yang artinya rata-rata keanekaragamannya di atas 2ha. Adapun untuk tingkat Tiang dan Pohon kurang dari 1ha. Tegakan yang masih di dominasi tanaman jati dan rimba lokal lainnya KPH Randublatung terus berupaya meningkatkan jenis keanekaragaman dengan sistem pengkayaan maupun memelihara anakan jenis RBC pada lokasi tersebut. PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016 36 Gambar 21. Lokasi Kawasan KPPN Bangklean Dari hasil monitoring species Jelarang Bilalang pada tahun 2016 di temukan 5 jenis tipe habitat yaitu Has Bekutuk, Sempadan Sungai, Sempadan Jurang, KPPN Randublatung, dan KPPN Bangklean.Jenis vegetasi pada tahun 2014 dan 2016 pada kawasan habitat Jelarang Bilalang sebagian besar tingkat keanekaragaman vegetasi menunjukan peningkatan pada setiap strata pertumbuhannya. Hal tersebut menunjukan pengelolaan kawasan HCVF sesuai dengan proses yang diharapkan. Tabel 11. Monitoring Keanekaragamam jenis fauna tahun 2014-2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016 1 Has Bekutuk 3,25 3,49 3,47 2,21 2,28 2,39 2,49 2,25 2,53 2 Semp. Sungai 2,22 2,23 2,38 2,29 2,29 2,52 2,16 2,14 2,53 3 Semp. Jurang 2,3 2,39 2,63 2,08 2,29 2,19 2,46 2,35 2,33 4 KPPN Randu 3,41 2,54 2,23 2,22 2,19 2,43 2,64 2,56 2,56 5 KPPN Banglean 2,86 2,42 2,25 2,34 2,36 2,6 2,83 2,8 2,78 No Tipe Habitat Aves Mamalia Keanekaragaman fauna Herpetofauna Sumber survey biodiversity tahun 2014 dan 2016 PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016 37 Gambar 22. Keanekaragaman Jenis fauna Jelarang Bilalang Hasil monitoring fauna pada tahun 2014 dan 2016 pada kawasan habitat Has Bekutuk, Sempadan Sungai, Sempadan Jurang, KPPN Randublatung dan KPPN Bangklean jenis Aves, Herpetofauna maupun Mamalia sebagian besar tingkat keanekaragaman satwaliar menunjukan peningkatan pada tahun 2016 menunjukkan peningkatan pada setiap kelasnya, namun perlu ditingkatkan untuk mempertahankan keanekaragamannya sehingga dapat bertambah lebih baik. Kegiatan pengelolaan yang sudah di lakukan pada tipe kawasan KPPN Bangklean adalah: 1. Penandaan batas pada kawasan tersebut. 2. Patroli rutin. 3. Sosialisasi tentang kawasan perlindungan berserta jenis satwa yang dilindungi. 4. Pembuatan Plang informasi tentang keberadaan kawasan KPPN Bangklean. 5. Pemeliharaan permudaan alam dan buatan tanaman lokal dengan sistim bronjong di petak 82 dan 47 BKPH Kemadoh RPH Jegong. Tabel 12. Monitoring Populasi Spesies Interest Jelarang Bilalang di setiap Tipe kawasan tahun 2011-2016. No Lokasi Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 1 KPPN Banglean 0,63 1,27 2,56 3,19 3,83 3,91 PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016 38 2 S. Sungai - - 0,35 0,70 0,69 0,64 3 S. jurang - - 1,10 1,64 1,09 1,12 4 KPPN Randu - - 0,67 1,33 1,33 1,24 5 Has Bekutuk - - 2,63 3,94 3,94 3,83 Sumber survey biodiversity tahun 2011 dan 2016 Gambar 23. Populasi Tipe habitat Jelarang Bilalang Gambar 24. Jenis Jelarang Bilalang Hasil monitoring Jelarang Bilalang pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 ditemukan di satu tipe kawasan saja. Pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 menjadi lima tipe kawasan. Nilai keanekaragaman jenis jelarang bilalang tertinggi pada tipe kawasan KPPN Bangklean dan Has Bekutuk yaitu sebesar 3,91ha dan 3,83ha. Kawasan KPPN Bangklean dan Has Bekutuk yang masih didominasi tegakaan besar sehingga sangat cocok untuk beriteraksi untuk mencari makan dan PERUM PERHUTANI KPH RANDUBLATUNG Laporan Monitoring Dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tahun 2016 39 berkembang biak. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumya keanekaragaman di setiap habitat mengalami peningkatan untuk satwa jelarang bilalang dan sesuwai yang diharapkan. Pengelolaan yang sudah di lakukan yaitu antara lain : a. Pengkayaan dengan jenis rimba lokal di mana jenis tersebut sebagai sumber pakan dan tempat bersarang. b. Inventarisasi pohon tinggal bekas tebangan. c. Sosialisasi kepada masyarakat desa hutan KOMSOS d. Membuat papan informasi pelarangan perburuan satwa di kawasan hutan Pendugaan populasi Jelarang Bilalang menunjukan angka tetap, naik dan turun pada tiap-tipe habitatnya, hal tersebut dimugkinkan karena homerange Jelarang Bilalang yang cukup luas dan tipe pergerakannya yang cepat. Hal tersebut menunjukan pengelolaan Jelarang Bilalang kawasan HCVF perlu ditingkatkan untuk mempertahankan dan meningkatkan populasi jelarang bilalang. Tabel 13. Monitoring Kontek Landskape No Jenis Monitoring Has Bekutuk Sempadan Sungai Sempadan jurang KPPN Bangklean KPPN Randu 1 KRS 2,12 2,11 22,08 2,11 4,97 2 Hujan 71,6 103 106,5 103 77,7 3 Kebakaran - - - - - Sumber data Laporan Keamanan dan Lingkungan Dari data Tabel di atas menunjukan bahwa hasil monitoring landskape pada kawasan tersebut faktor KRS maupun Curah Hujan masih tergolong normal artinya masih dibawah baku mutu yang telah di tetapkan. Intensita curah hujan tertinggi pada tipe kawasan sempadan jurang yaitu 106,5 mltahun adapun nilai KRS tertinggi pada tipe kawasan Sempadan jurang yaitu 22,08 ltrdetik. Faktor kebakaran pada tipe kawasan tersebut tidak terjadi kebakaran pada tahun 2016. 2. NKT 2.3 Kuntul Putih Bubulcus ibis.