2.5.3.4 Hubungan Nilai Tukar Dengan Harga Saham
Aliran valas yang besar dan cepat untuk memenuhi tuntutan perdagangan, investasi dan spekulasi dari suatu tempat yang surplus ke tempat yang defisit
dapat terjadi karena adanya berbagai faktor dan kondisi yang berbeda sehingga mempengaruhi kurs valas di masing-masing tempat. Penentuan kurs rupiah
terhadap valuta asing merupakan hal yang penting bagi pelaku pasar modal di Indonesia. Karena kurs valas sangat mempengaruhi jumlah biaya yang harus
dikeluarkan. Serta besarnya biaya yang akan diperoleh dalam transaksi saham dan surat berharga di bursa pasar modal. Fluktuasi kurs yang tidak stabil akan dapat
mengurangi tingkat kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia, yang selanjutnya akan menimbulkan dampak negatif terhadap perdagangan saham
di pasar modal dan hal ini akan berimbas pada menurunnya harga saham. Nasir, 2010
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Widayani pada tahun 2010 dengan judul “ Pengaruh ROA, EPS, Current Rasio, DER, dan Inflasi terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur di BEI”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh dari ROA, EPS, Current Rasio, DER, dan Inflasi terhadap Harga
Saham. Peneliti Menggunakan analisis regresi berganda dimana, ROA dan Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Faisal Matriadi pada tahun 2007 dengan judul “ Pengaruh Financial Leverage dan Tingkat Inflasi Terhadap Harga Saham
LQ 45 di BEJ”. Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti secara empiris
Universitas Sumatera Utara
pengaruh variabel makroekonomi yaitu tingkat inflasi dan Financial Leverage terhadap Harga Saham LQ 45 di BEJ. Hasil penelitian tersebut memberi
kesimpulan bahwa Variabel Inflasi berpengaruh negatif terhadap Harga Saham. Penelitian yang dilakukan oleh Anri Ayen Pane pada tahun 2009 dengan
judul “Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil di Bursa Efek Indonesia. Tujuan dari
penelitian tersebut adalah untuk menganalisis pengaruh risiko sistematis, nilai tukar, suku bunga, dan inflasi di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian
tersebut membuktikan bahwa risiko sistematis, nilai tukar, suku bunga, dan inflasi secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham industri
tekstil di BEI. Variabel risiko sistematis yang diukur dengan indeks beta tidak berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham industri tekstil. Variabel nilai
tukar mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap harga saham industri tekstil. Variabel suku bunga tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap harga
saham. Variabel inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Meilinda melakukan penelitian pada tahun 2012 yang berjudul”Pengaruh
Rasio Profitabilitas dan EVA Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur”. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Hasil penelitiannya membuktikan
bahwa Profitabilitas yang Diukur Dengan ROA Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Harga Saham.
2.7 Kerangka Konseptual