Populasi dan Sampel Jenis Data Metode Pengumpulan Data Pendekatan Histogram Inflasi Suku Bunga

Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Data yang diambil adalah data suku bunga acuan bulanan mulai tahun 2010 sampai 2013. 3. Nilai Tukar X 3 Pergerakan nilai tukar mata uang umumnya diukur melalui persentase perubahan nilainya selama periode tertentu, seperti dalam satu bulan atau satu tahun. Nilai tukar diukur dari perubahan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika. Data yang diambil adalah data nilai tukar bulanan mulai tahun 2010 sampai 2013. b. Variabel Terikat Y adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya tergantung pada variabel lain. Variabel terikat atau dependent variable yang digunakan adalah harga saham masing-masing perusahaan. Harga saham dihitung dari harga saham penutupan closing price pada setiap akhir hari transaksi yang dikalkulasikan menjadi rata-rata harga bulanan dengan menggunakan rumus: Rata-rata harga saham bulanan = ������ ��ℎ�� ℎ����� ����� ���������

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan bank BUMN yang terdaftar listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2013, yang berjumlah 4 empat emiten. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh dimana semua populasi digunakan sebagai sampel yaitu 4 empat emiten.

3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder kuantitatif yang berasal dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia tentang data Universitas Sumatera Utara emiten, laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, buku-buku referensi, majalah, internet, dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan penelitian.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung dari literatur, jurnal, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia.

3.8 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik sebagai berikut:

3.8.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.

3.8.2 Metode Analisis Statistik

Penelitian ini menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap harga saham bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun persamaan regresi yang digunakan, yaitu: Universitas Sumatera Utara Y i,t = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Keterangan: Y i,t = Harga saham perusahaan i pada bulan t a = Konstanta X 1 = Tingkat Inflasi X 2 = Suku Bunga X 3 = Nilai Tukar b 1 = Koefisien regresi variabel X 1 b 2 = Koefisien regresi variabel X 2 b 3 = Koefisien regresi variabel X 3 e = Standard error

3.8.3 Uji Asumsi Klasik

Penulis menggunakan bantuan program software SPSS 16.0 for Windows Statistic Product Service Solution dalam penelitian ini. Sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang efisien dan tidak bisa dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang BLUE Best Linier Unbiased Estimator. Adapun syarat Asumsi Klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas data populasi. Hasil uji normalitas yang baik adalah bentuk distribusi normal atau mendekati normal. Jika data berdistribusi normal, titik-titik plotnya harus berada Universitas Sumatera Utara pada suatu garis lurus. Sedangkan jika titik-titik tersebut membentuk seperti huruf S, maka menunjukkan bahwa data menjulur skew Rochaety et.al, 2009:104. Uji ini juga dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain: a. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov Alat uji ini digunakan untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Hipotesisnya sebagai berikut: H = data residual berdistribusi normal H a = data rasidual tidak berdistribusi normal Dengan menggunakan tingkat signifikan � 5. Jika nilai Asymp.Sig 2 tailed taraf nyata α, maka H diterima artinya data residual berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.S ig 2 tailed taraf nyata α, maka H a diterima artinya data residual tidak berdistribusi normal. Pada pengujian data normal, juga dapat dilakukan pengujian terhadap Data outlinear. Data outlinear adalah data yang secara nyata berbeda dengan data-data yang lain. Data outlinear bisa terjadi karena kesalahan dalam pemasukan data, kesalahan pada pengambilan sampel dan Keberadaan data-data ekstrim yang tidak bisa dihindarkan. Data outlinear dihilangkan karena dianggap tidak mencerminkan sebaran data yang sesungguhnya. Jika sebuah data outlinear, maka nilai Z yang di dapat lebih besar dari angka +2,5 atau lebih kecil dari angka -2,5 Santoso, 2005:112.

b. Pendekatan Histogram

Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva normal. Kurva normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satu diantaranya adalah Universitas Sumatera Utara mean, modus, dan median pada tempat yang sama. Ukuran kemiringan puncak kurva ke kiri atau ke kanan dikenal dengan nama “kemiringan kurva” atau “kemencengan kurva” skewness. Kemencengan suatu kurva distribusi data dapat bertanda positif arah kanan dan bertanda negatif arah kiri.

c. Pendekatan Grafik

Membentuk plot antara nilai-nilai teoritis sumbu x melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel sumbu y. Apabila plot dari keduanya berbentuk linier didekati garis lurus, maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. Bila pola-pola titik yang terletak selain di ujung-ujung plot masih berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah menyebar normal. 2. Uji Heteroskedastisitas Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar scatter plot. Analisis pada gambar scatter plot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas Nugroho, 2005:63 jika: a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja Universitas Sumatera Utara c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk bola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Uji ini juga dapat dilakukan melalui uji Glejser, yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Apabila signifikansi dari taraf nyata 5, maka dianggap tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, dan begitu sebaliknya.

3. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan 4 cara namun dalam penelitian ini digunakan cara The Runs Test. Metode ini diperkenalkan oleh Geary. Keputusan dapat dilihat melalui melalui nilai Asymp. Sig. 2-tailed. Apabila di atas 5 berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. 4 . Uji Multikolinieritas Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor VIF dengan membandingkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Bila VIF 5 terdapat masalah multikolinieritas b. Bila VIF5 tidak terdapat masalah multikolinieritas c. Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas d. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas.

3.8.4 Pengujian Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana � � ditolak. Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji statistiknya berada dalam daerah dimana � � diterima. Model pengujian yang dilakukan adalah uji F dan uji t.

1. Uji Signifikansi Simultan Uji-F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah: a. H : b 1 = � 2 = � 3 =0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap harga saham. b. H a : minimal satu � � ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap harga saham. D engan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig.F 0,05 maka H diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan Universitas Sumatera Utara dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F 0,05 maka H a diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan nilai F tabel. Dimana kriterianya, yaitu: a. H diterima jika F hitung b. H a diterima jika F hitung F tabel p ada α = 5 F tabel pada α = 5

2. Uji Signifikansi Parsial uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:

a. Inflasi

H : b 1 = 0, artinya inflasi tidak berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan bank BUMN di Bursa Efek Indonesia. H a : b 1 ≠ 0, artinya inflasi berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan bank BUMN di Bursa Efek Indonesia.

b. Suku Bunga

H : b 2 = 0, artinya suku bunga tidak berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan bank BUMN di Bursa Efek Indonesia. H a : b 2 ≠ 0, artinya suku bunga berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan bank BUMN di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara

c. Nilai Tukar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

7 96 143

Pengaruh Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Tukar Rupiah, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia

1 37 92

Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham pada Industri Rokok di Bursa Efek Indonesia

8 118 91

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia

0 42 84

PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR DOLLAR TERHADAP HARGA SAHAM PROPERTI YANG Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI Dan Nilai Tukar Dollar Terhadap Harga Saham Properti Yang Terdaftar Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN.

0 1 8

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PT GURANG GARAM ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PT GURANG GARAM Tbk di BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 7

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PT. GUDANG GARAM Tbk. ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PT. GUDANG GARAM Tbk. DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 1 11

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

0 1 12

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1 7 10