suatu negara dan pada lanjutannya nilai tukar terhadap mata uang asing cenderung menguat atau apresiasi. Sebaliknya, jika ekspor menurun, maka
jumlah valuta asing yang dimiliki semakin menurun sehingga nilai tukar juga cenderung mengalami depresiasi.
2. Faktor aliran modal masuk capital inflow. Semakin besar aliran modal masuk, maka nilai tukar cenderung semakin menguat. Aliran modal masuk
tersebut dapat berupa penerimaan hutang luar negeri, penempatan hutang luar negeri, penempatan dana jangka pendek oleh pihak asing portofolio
investment dan investasi langsung pihak asing foreign direct investment.
2.5.3.1 Teori Nilai Tukar
1. Balance of Payment Approach Pendekatan ini didasarkan pada pendapat bahwa nilai tukar valuta ditentukan
oleh kekuatan permintaan dan penawaran terhadap valuta tersebut. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan permintaan dan penawaran tersebut
adalah Balance of payment. Apabila Balance of payment suatu negara mengalami defisit dapat diartikan bahwa penghasilan arus uang masuk lebih
kecil daripada pengeluaran arus uang keluar, maka permintaan terhadap akan valuta asing akan bertambah guna membayar defisit tersebut, nilai tukarnya
akan cenderung mengalami penurunan dan sebaliknya. 2. Teori Purchasing Power Parity
Teori ini agak berbeda dengan pendekatan sebelumnya. Teori ini berusaha untuk menghubungkan nilai tukar dengan daya beli valuta tersebut terhadap
barang dan jasa. Pendekatan ini menggunakan apa yang disebut dengan Low of
Universitas Sumatera Utara
One Price sebagai dasar. Low of One Price disebutkan bahwa dengan asumsi tertentu, dua barang yang identik sama dalam segala hal harusnya mempunyai
harga yang sama. 3. International Fisher Effect
Pendapat ini didasari oleh Fisher Effect, bahwa pergerakan nilai mata uang suatu negara dibanding negara lain pergerakan kurs disebabkan oleh
perbedaan suku bunga nominal yang ada di kedua negara tersebut. Implikasi dari International Fisher Effect adalah bahwa orang tidak bisa menikmati
keuntungan yang lebih tinggi hanya dengan menanamkan dana mereka ke negara yang mempunyai suku bunga nominal tinggi karena nilai mata uang
negara yang suku bunganya tinggi tersebut akan terdepresiasi turun nilainya sebesar selisih bunga nominal dengan negara yang mempunyai suku bunga
nominal lebih rendah.
2.5.3.2 Jenis-jenis Kurs Jenis-jenis Kurs Samuelson, 2004:319 adalah:
1. Kurs fleksibel yang bebas adalah kurs yang murni ditentukan oleh permintaan dan penawaran tanpa intervensi pemerintah.
2. Kurs tetap adalah ketika pemerintah menetapkan suatu kurs resmi, yang dipertahankan melalui intervensi dan kebijakan moneter.
3. Kurs terkendali adalah gabungan kurs tetap dan fleksibel dengan pemerintah yang berusaha mempengaruhi kurs secara langsung dengan membeli atau
menjual mata uang asing atau secara tidak langsung melalui kebijakan moneter, dengan menaikkan atau menurunkan suku bunga.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar