Nilai Tukar Konstanta sebesar 9,733 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel bebas

c. Nilai Tukar

H : b 3 = 0, artinya nilai tukar tidak berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan bank BUMN di Bursa Efek Indonesia. H a : b 3 ≠ 0, artinya nilai tukar berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan bank BUMN di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig. t 0,05 H diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t 0,05 H a diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai t hitung juga dapat dibandingkan dengan nilai t tabel . Kriteria pengambilan keputusannya yaitu: 1. H diterima jika t tabel t hitung t tabel pada α = 5 2. H a diterima jika t hitung t tabel dan t hitung

3. Koefisien Determinasi R

2 t tabel pada α = 5 Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya variasi variabel terikat dependent variable yang dipengaruhi oleh variasi variabel bebas independent variable. Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple R 2 koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Apabila nilai R 2 suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen. Adjusted R Square ini digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh faktor- faktor yang ditimbulkan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Gambaran Umum Pasar Modal Di Indonesia Pasar modal Indonesia didirikan pertama kali di Jakarta pada tanggal 14 Desember 1912 oleh pemerintah Hindia Belanda dalam bentuk bursa efek dengan nama Vereniging Voor de Eeffecten Hendel, dan merupakan cabang dari pasar modal negeri Belanda. Pada waktu itu suratsurat berharga yang diperdagangkan terdiri dari saham-saham perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia dan obligasi pemerintah Belanda.Perang Dunia I pada tahun 1914 menyebabkan pasar modal ini ditutup. Pada tahun 1925, Bursa Efek Jakarta kembali diaktifkan. Setelah itu berturut-turut didirikan Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Semarang pada 1 Agustus 1925, tetapi semua bursa efek ditutup kembali akibat Perang Dunia II. Sesudah Indonesia merdeka, pemerintah berusaha untuk membuka kembali bursa efek Indonesia tepatnya pada tanggal 3 Juni 1952 dan penyelenggaraannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek PPUE. Pada saat itu bursa cukup ramai dan keadaan ini berlangsung sampai tahun 1958, karena setelah itu bursa mengalami kelesuan sebagai akibat politik konfrontasi yang dilancarkan oleh pemerintah Indonesia terhadap kolonial Belanda, dan disusul dengan nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia. Disamping itu, inflasi yang cukup tinggi pada waktu itu menyebabkan iklim pasar Universitas Sumatera Utara modal semakin suram. Pada tahun 1967 pasar modal di Indonesia diaktifkan kembali, dengan sebelumnya berdiri BAPEPAM Badan Pengawas Pasar Modal dan PT dana reksa pada tahun 1977. Emiten yang pertama kali mencatatkan sahamnya di BEJ adalah PT Semen Cibinong SMCB. Dari tahun 1977 sampai 1987 hanya tercatat 21 perusahaan yang go public. Dalam sejarah pasar modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad 19. Tahun 2007 kembali menjadi tahun penuh berkah bagi investor saham. Kerja keras dan kian tumbuhnya kepercayaan investor atas investasi di pasar modal Indonesia kembali menggoreskan sejarah bagi aktivitas bursa saham dikawasan Asia Pasifik. Pada dasarnya, pasar modal capital market merupakan pasar untuk berbagai intrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen - instrumen keuangan yang diperjualbelikan dipasar modal seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi convertible di berbagai produk turunan derivatif seperti opsi putt atau call. Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungís sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana investor dan pihak yang memerlukan dana issuer. Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana segar masyarakat melelui penjualan efek saham melalui prosedur IPO atau obligasi. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal Universitas Sumatera Utara memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan return bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas. Pemerintah mengeluarkan Undang- Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. Pada tanggal 10 november 2007, Bursa Efek Surabaya BES dengan Bursa Efek Jakarta BEJ berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI.

4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Bank BUMN Di Indonesia

1 PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. BBRI Bank Rakyat Indonesia BRI adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia pribumi. Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Universitas Sumatera Utara Sampai sekarang PT. BRI Persero yang didirikan sejak tahun 1895 tetap konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada masyarakat kecil, diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK Kredit Usaha Kecil. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 18 Kantor Wilayah, 16 Kantor Inspeksi SPI, 442 Kantor Cabang dalam negeri, 545 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 3 kantor perwakilan di luar negeri, 914 Kantor Kas Bayar, 5000 BRI Unit, dan 1778 teras. Pada tanggal 31 Oktober 2003, BBRI memperoleh pernyataan efektif melalui Bapepam untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BBRI IPO kepada masyarakat sebanyak 3.811.765.000 dengan nilai nominal Rp 500per saham dengan harga penawaran Rp 875 per saham. Setelah IPO BRI dan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih dilaksanakan oleh Penjamin Pelaksan Emisi, Negara Republik Indonesia memiliki 59,50 saham di BRI. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 10 November 2003. 2 PT Bank Mandiri Persero, Tbk. BMRI Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah -- yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia -- Universitas Sumatera Utara dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Brand Bank Mandiri diimplementasikan ke semua jaringan dan seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya. Salah satu prestasi Bank Mandiri yang paling signifikan adalah dengan mengganti platform teknologinya secara menyeluruh. Bank Mandiri mewarisi total 9core banking system yang berbeda dari 4 bank pendahulunya. Bank Mandiri segera berinvestasi untuk mengkonsolidasikan sistem-sistem dari platform yang terkuat. Bank Mandiri listing pada tanggal 14 Juli 2003. Sejalan dengan transformasi bisnis, Bank Mandiri juga melakukan transformasi budaya dengan merumuskan kembali nilai nilai budaya untuk menjadi pedoman kerja pegawai. Bank Mandiri juga berhasil mencatat sejarah dalam peningkatan kualitas layanan, yaitu menjadi service leaderperbankan nasional dengan menempati urutan pertama pelayanan prima selama empat tahun berturut-turut tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010 berdasarkan survey Marketing Research Indonesia MRI. Selain itu, Bank Mandiri juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak dalam penerapan Good Corporate Governance. Peningkatan kinerja Bank Mandiri mendapatkan respon positif oleh investor, tercermin dari meningkatnya harga saham Bank Mandiri secara signifikan dari posisi terendah Rp 1.110 per lembar saham pada 16 November 2005 menjadi Rp 6.300,- per lembar saham pada 30 September 2011 atau meningkat 33,6 per tahunnya. Universitas Sumatera Utara 3 PT Bank Negara Indonesia Persero, Tbk. BBNI Sejak awal didirikan pada tanggal 5 Juli 1946, sebagai Bank Pertama yang secara resmi dimiliki Negara RI, BNI merupakan pelopor terciptanya berbagai produk layanan jasa perbankan. BNI terus memperluas perannya, tidak hanya terbatas sebagai bank pembangunan, tetapi juga ikut melayani kebutuhan transaksi perbankan masyarakat umum dengan berbagi segmentasinya, mulai dari Bank Terapung, Bank Sarinah bank khusus perempuan sampai dengan Bank Bocah khusus untuk anak-anak. Seiring dengan pertambahan usianya yang memasuki 67 tahun, BNI tetap kokoh berdiri dan siap bersaing di industri perbankan yang semakin kompetitif. Dengan semangat “Tak Henti Berkarya” BNI akan terus berinovasi dan berkreasi, tidak hanya terbatas pada penciptaan produk layanan perbankan, bahkan lebih dari itu BNI juga bertekad untuk menciptakan “value” pada setiap karyanya.” Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai Universitas Sumatera Utara bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai BNI 46. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - Bank BNI - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia Persero, sementara keputusan untuk menjadiperusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan Bank BNI dipersingkat menjadi BNI, sedangkan tahun pendirian - 46 - digunakan dalam logo perusahaan untuk Universitas Sumatera Utara meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada akhir tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60 saham BNI, sementara sisanya 40 dimiliki oleh pemegang saham publik baik individu maupun institusi, domestik dan asing. Saat ini, BNI adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total aset. Pada akhir tahun 2012, BNI memiliki total asset sebesar Rp333,3 triliun. 4 PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. BBTN Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 memberikan inspirasi kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan Tyokin Kyoku dari pemerintah Jepang ke pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama menjadi Kantor Tabungan Pos. tugas pertamanya adalah melakukan penukaran mata uang Jepang dengan ORI, tetapi kegiatannya tidak berumur panjang karena agresi belanda Desember 1946 mengakibatkan duduknya semua kantor termasuk kantor cabang dari Kantor Tabungan Pos sampai tahun 1949. Kantor Tabungan Pos dibuka kembali tahun 1949, dan nama Kantor Tabungan Pos diganti menjadi Bank Tabungan RI. Banyak kejadian bernilai sejarah sejak 1950, tetapi yang terpenting bagi sejarah Bank Tabungan Negara BTN adalah dikeluarkannya UU darurat No. 9 Tahun 1950 Tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama “Posts Paar Bank Indonesia” berdasarkan Staasbalt No. 295 Tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan memidahkan induk kementrian keuangan dibawah menteri urusan Bank Central. Tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal BTN. Nama Bank Tabungan Pos menurut UU darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 Universitas Sumatera Utara Tahun 1953. Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi BTN didasarkan pada Perpu No.4 Tahun 1964 tanggal 23 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 Tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964. Penegasan status BTN sebagai Bank Tabungan milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya sejak tahun 1964. Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992 yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggan 29 April 1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 Tahun 1992 bentuk hukum Bank Tabungan Negara berubah menjadi Perseroan. Sejak nama Bank Tabungan Negara menjadi PT Bank Tabungan Negara Persero dengan call name Bank BTN Persero. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Water House Coopers, pemerintah melalui menteri BUMN dalam surat No. 5 – 544MMBU2002 memutuskan Bank BTN Persero sebagai Bank umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah suatu analisis dimana data yang dikumpulkan dan digolongkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Hasil estimasi variabel-variabel dalam peneltian ini adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

1. Deskripsi Tingkat Inflasi

Tabel 4.1 Tingkat Inflasi Tahun 2010-2013 Periode Tahun 2010 2011 2012 2013 Januari 3,72 7,02 3,65 4,57 Februari 3,81 6,84 3,56 5,31 Maret 3,43 6,65 3,97 5,90 April 3,91 6,16 4,50 5,57 Mei 4,16 5,98 4,45 5,47 Juni 5,05 5,54 4,53 5,90 Juli 6,22 4,61 4,56 8,61 Agustus 6,44 4,79 4,58 8,79 September 5,80 4,61 4,31 8,40 Oktober 5,67 4,42 4,61 8,32 November 6,33 4,15 4,32 8,37 Desember 6,96 3,79 4,30 8,38 Rata-rata 5,12 4,59 4,27 6,96 Sumber : www.bi.go.id data diolah Inflasi merupakan variabel yang paling sering digunakan untuk menilai kinerja makro ekonomi suatu negara termasuk Indonesia. Perkembangan inflasi selama periode penelitian menunjukkan pada angka yang cukup berfluktuasi. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat inflasi yang terendah terjadi pada bulan Maret tahun 2010 sebesar 3,43 dan inflasi tertinggi terjadi pada bulan Agustus tahun 2013 sebesar 8,79 . Inflasi yang tinggi berdampak pada kejatuhan harga saham di pasar, sementara inflasi yang sangat rendah akan berakibat pada pertumbuhan ekonomi yang sangat lamban, dan pada akhirnya harga saham juga bergerak lamban. Universitas Sumatera Utara

2. Deskripsi Suku Bunga

Tabel 4.2 Tingkat Suku Bunga Tahun 2010-2013 Periode Tahun 2010 2011 2012 2013 Januari 6.50 6.50 6,00 5,75 Februari 6.50 6.75 5,75 5,75 Maret 6.50 6.75 5,75 5,75 April 6.50 6.75 5,75 5,75 Mei 6.50 6.75 5,75 5,75 Juni 6.50 6.75 5,75 6,00 Juli 6.50 6.75 5,75 6,50 Agustus 6.50 6.75 5,75 7,00 September 6.50 6.75 5,75 7,25 Oktober 6.50 6.50 5,75 7,25 November 6.50 6.00 5,75 7,50 Desember 6.50 6.00 5,75 7,50 Rata-rata 6.50 6,58 5,77 6,47 Sumber : www.bi.go.id data diolah Suku bunga adalah harga yang harus dibayarkan oleh pihak bank kepada para nasabah yang mendepositokan atau menabung uangnya di bank tersebut. Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat suku bunga yang terendah terjadi pada bulan Februari 2012 hingga Mei tahun 2013 sebesar 5,75 dan suku bunga tertinggi terjadi pada bulan November dan Desember tahun 2013 sebesar 7,50 . Kenaikan suku bunga salah satu kebijakan pemerintah dalam mengurangi gejolak nilai tukar dan mengatur jumlah peredaran uang. Hal ini akan menyebabkan kejatuhan harga saham di pasar. Universitas Sumatera Utara

3. Deskripsi Nilai Tukar

Tabel 4.3 Nilai Tukar Tahun 2010-2013 Periode Tahun 2010 2011 2012 2013 Januari 9.275 9.082 9.109 9.687 Februari 9.348 8.957 9.025 9.686 Maret 9.174 8.805 9.165 9.709 April 9.027 8.694 9.175 9.724 Mei 9.183 8.598 9.290 9.760 Juni 9.148 8.607 9.451 9.881 Juli 9.049 8.576 9.456 10.073 Agustus 8.972 8.574 9.499 10.572 September 8.976 8.809 9.566 11.346 Oktober 8.928 8.939 9.597 11.366 November 8.938 9.060 9.627 11.613 Desember 9.023 9.133 9.645 12.022 Rata-rata 9.086 8.819 9.383 10.453 Sumber : www.bi.go.id data diolah Nilai tukar diukur dari perubahan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat nilai tukar yang terendah terjadi pada bulan Agustus tahun 2011 sebesar Rp 8.574 dan nilai tukar tertinggi terjadi pada bulan Desember tahun 2013 sebesar Rp 12.022. Jika fluktuasi nilai tukar uang yang tidak terlalu tinggi, hubungan perubahan nilai tukar terhadap harga saham adalah positif. Namun, apabila nilai tukar mengalami depresiasi maka hubungan nilai tukar dengan harga saham adalah negatif. Universitas Sumatera Utara

4. Deskripsi Harga Saham Perusahaan Bank BUMN Di Bursa Efek

Indonesia BEI Tahun 2010-2013 Tabel 4.4 Harga Saham Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. BBRI Di Bursa Efek Indonesia BEI Tahun 2010-2013 Periode Tahun 2010 2011 2012 2013 Januari 3.825 4.850 6.850 7.950 Februari 3.575 4.700 6.900 9.450 Maret 4.125 5.750 6.950 8.750 April 4.475 6.450 6.650 9.400 Mei 4.300 6.350 5.650 8.900 Juni 4.650 6.500 6.350 7.750 Juli 4.950 6.900 7.000 8.250 Agustus 4.650 6.550 6.950 6.600 September 5.000 5.850 7.450 7.250 Oktober 5.700 6.750 7.400 7.900 November 5.250 6.500 7.050 7.450 Desember 5.250 6.750 6.950 7.100 Rata-rata 4.645 6.158 6.845 8.062 Tabel 4.5 Harga Saham Perusahaan PT Bank Mandiri Persero Tbk. BMRI Di Bursa Efek Indonesia BEI Tahun 2010-2013 Periode Tahun 2010 2011 2012 2013 Januari 4.675 5.950 6.700 9.050 Februari 4.475 5.800 6.450 10.050 Maret 5.350 6.800 6.850 10.000 April 5.800 7.150 7.400 10.500 Mei 5.350 7.200 6.900 9.700 Juni 6.000 7.200 7.200 9.000 Juli 6.000 7.850 8.300 8.900 Agustus 5.900 6.850 7.800 7.100 September 7.200 6.300 8.200 7.950 Oktober 7.000 7.150 8.250 8.600 November 6.400 6.400 8.250 7.650 Desember 6.500 6.750 7.800 7.950 Rata-rata 5.887 6.783 7.508 8.870 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Harga Saham Perusahaan PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk. BBNI Di Bursa Efek Indonesia BEI Tahun 2010-2013 Periode Tahun 2010 2011 2012 2013 Januari 1.930 3.225 3.625 3.925 Februari 1.910 3.550 3.775 4.600 Maret 2.275 3.975 4.000 5.050 April 2.600 4.050 4.025 5.400 Mei 2.500 3.875 3.700 4.875 Juni 2.350 3.875 3.825 4.300 Juli 3.025 4.450 3.975 4.275 Agustus 3.475 4.125 3.725 3.850 September 3.675 3.725 3.925 4.075 Oktober 3.900 4.025 3.850 4.800 November 4.050 3.800 3.700 4.100 Desember 3.875 3.800 3.750 3.925 Rata-rata 2.963 3.875 3.822 4.431 Tabel 4.7 Harga Saham Perusahaan PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. BBTN Di Bursa Efek Indonesia BEI Tahun 2010-2013 Periode Tahun 2010 2011 2012 2013 Januari 1.060 1.330 1.200 1.620 Februari 1.060 1.330 1.220 1.630 Maret 1.330 1.680 1.200 1.700 April 1.550 1.710 1.380 1.490 Mei 1.360 1.660 1.200 1.420 Juni 1.700 1.690 1.290 1.150 Juli 1.950 1.700 1.370 1.040 Agustus 1.810 1.560 1.310 950 September 1.820 1.210 1.440 930 Oktober 1.990 1.440 1.520 970 November 1.750 1.250 1.610 970 Desember 1.640 1.210 1.470 900 Rata-rata 1.585 1.480 1.350 1.230 Tabel 4.4 hingga tabel 4.7 ini menggambarkan bahwa variabel harga saham pada masing-masing perusahaan Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian secara bulanan yaitu tahun 2010 sampai Universitas Sumatera Utara dengan tahun 2013. Pada Tabel ini dapat dilihat bahwa pergerakan harga saham mengalami fluktuasi pada setiap bulan serta tahun penelitian. Nilai Harga saham diambil dari harga saham penutupan Closing price pada setiap akhir bulan transaksi yang dikalkulasikan menjadi rata-rata harga saham tahunan. Pada Tahun 2010, harga saham tertinggi dimiliki oleh PT Bank Mandiri Persero Tbk. BMRI yaitu sebesar Rp 5.887. Sedangkan harga saham terendah dimiliki oleh PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. BBTN yaitu Rp 1.585. Pada tahun 2011, harga saham tertinggi dimiliki oleh PT Bank Mandiri Persero Tbk. BMRI yaitu sebesar Rp 6.783. Sedangkan harga saham terendah dimiliki oleh PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. BBTN yaitu sebesar Rp 1.480. Pada tahun 2012, harga saham tertinggi dimiliki oleh PT Bank Mandiri Persero Tbk. BMRI yaitu sebesar Rp 7.508. Sedangkan harga saham terendah dimiliki oleh PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. BBTN yaitu Rp 1.350. Pada tahun 2013, harga saham tertinggi dimiliki oleh PT Bank Mandiri Persero Tbk. BMRI yaitu Rp 8.870. Sedangkan harga saham terendah dimiliki oleh PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. BBTN yaitu sebesar Rp 1.230. 4.2.2 Analisis Statistik 4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dimiliki oleh analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara a Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Normalitas data dapat dideteksi dengan melihat bentuk kurva histogram dengan kemiringan seimbang ke kiri dan ke kanan dan berbentuk seperti lonceng atau dengan melihat titik-titik data yang menyebar disekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal dari gambar normal P-Plot. Sumber: Hasil olahan SPSS 16.00, 2014 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Histogram Dependent Variabel Harga Saham Gambar 4.1 ini menunjukkan kurva histogram yang memiliki kemiringan seimbang kekiri dan kekanan, atau tidak condong ke kiri maupun ke kanan, melainkan ke tengah dengan bentuk seperti lonceng. Hal ini memenuhi salah satu syarat uji normalitas data bahwa data berdistribusi normal. Sumber: Hasil olahan SPSS 16.00, 2014 Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regresion Standarized Residual Gambar 4.2 ini merupakan kurva P-Plot yang menunjukkan penyebaran titik- titik data di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini berarti data pada variabel yang digunakan, yaitu variabel harga saham, berdistribusi normal. Penelitian ini menggunakan Uji Statistik non-parametrik One sample Kolmogorov-Smirnov untuk mendapatkan tingkat uji normalitas yang lebih Universitas Sumatera Utara signifikan. Pada Tabel 4.8 berikut ini, diperoleh nilai Asymp. Sig 2-tailed taraf nyata α, yaitu 0.993 0.05. Hal ini berarti bahwa H diterima, yang berarti data residual berasal dari distribusi normal. Tabel 4.8 Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.00, 2014 b Uji Heteroskedastisitas Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar scatter plot. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 40 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .06193652 Most Extreme Differences Absolute .068 Positive .068 Negative -.048 Kolmogorov-Smirnov Z .428 Asymp. Sig. 2-tailed .993 a. Test distribution is Normal. Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil olahan SPSS 16.00, 2014 Gambar 4.3 Scatterplot Standardized Predicted Value Pada Gambar 4.3 di atas terlihat penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat beberapa plot yang berpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini. Untuk memperoleh tingkat uji heteroskedastisitas yang lebih signifikan, maka dalam penelitian ini juga dilakukan uji glejser Apabila signifikansi dari variabel bebas lebih besar dari taraf nyata, maka dianggap tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, dan begitu juga sebaliknya. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .748 .709 1.055 .298 LnInflasi .008 .031 .062 .276 .784 LnS.Bunga .140 .085 .333 1.644 .109 LnN.Tukar -.106 .078 -.244 -1.355 .184 a. Dependent Variable: Absut Sumber: Hasil olahan SPSS 16.00, 2014 Berdasarkan Tabel 4.9 berikut ini diperoleh nilai signifikansi variabel tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar lebih besar dari taraf nyata α = 5 . Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi ini. c Uji Autokorelasi Gejala Autokorelasi dideteksi dengan menggunakan percobaan dari The Runs Test. Metode ini diperkenalkan oleh Geary. Keputusan dapat dilihat melalui melalui nilai Asymp. Sig. 2-tailed. Apabila di atas 5 berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Tabel 4.10 Universitas Sumatera Utara Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -.00185 Cases Test Value 20 Cases = Test Value 20 Total Cases 40 Number of Runs 15 Z -1.762 Asymp. Sig. 2-tailed .078 a. Median Sumber: Hasil olahan SPSS 16.00, 2014 Berdasarkan hasil pengolahan SPSS, diperoleh nilai Runs Test melalui nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0.078 di atas 0.05. Hal ini sesuai dengan ketentuan bahwa apabila nilainya diatas 5 atau 0.05 maka tidak terjadi autokorelasi d Uji Multikolinieritas Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara veriabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Tabel 4.11 berikut menunjukkan semua variabel independen memiliki angka VIF lebih kecil dari 5, sedangkan nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Hal ini menunjukkan tidak ada masalah multikolinieritas dalam model regresi. Hal ini berarti bahwa semua variabel bebas tersebut layak digunakan sebagai prediktor. Tabel 4.11 Universitas Sumatera Utara Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 9.733 1.359 7.164 .000 LnInflasi .444 .058 .437 7.599 .000 .484 2.067 LnS.Bunga -3.754 .163 -1.205 -23.083 .000 .588 1.701 LnN.Tukar .553 .150 .172 3.688 .001 .740 1.351 a. Dependent Variable: LnH.Saham Sumber : Hasil olahan SPSS 16.00, 2014 4.2.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 4.12 berikut ini menunjukkan hasil estimasi regresi melalui pengolahan data dengan SPSS 16.0 for windows. Tabel 4.12 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 9.733 1.359 7.164 .000 LnInflasi .444 .058 .437 7.599 .000 LnS.Bunga -3.754 .163 -1.205 -23.083 .000 LnN.Tukar .553 .150 .172 3.688 .001 a. Dependent Variable: LnH.Saham Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 16.00, 2014 Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y= 9,733 + 0,444 X 1 - 3,754 X 2 + 0,553 X 3 + e Dimana: Universitas Sumatera Utara Y = Harga Saham a = Konstanta X 1 = Tingkat Inflasi X 2 = Suku Bunga X 3 = Nilai Tukar e = Standard error Interpretasi:

a. Konstanta sebesar 9,733 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel bebas

tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar maka harga saham perusahaan Bank BUMN di Bursa Efek Indonesia sebesar 9,733. b. Koefisien regresi tingkat inflasi sebesar 0,444 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan tingkat inflasi sebesar 1, dengan asumsi variabel suku bunga dan nilai tukar dianggap konstan, maka akan menaikkan harga saham perusahaan Bank BUMN sebesar 0,444 . c. Koefisien regresi suku bunga sebesar -3,754 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan suku bunga sebesar 1, dengan asumsi variabel tingkat inflasi dan nilai tukar dianggap konstan, maka akan menurunkan harga saham perusahaan Bank BUMN sebesar 3,754 . d. Koefisien regresi nilai tukar sebesar 0,553 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan nilai tukar sebesar Rp 1, dengan asumsi variabel tingkat inflasi dan suku bunga dianggap konstan, maka akan menaikkan harga saham perusahaan Bank BUMN sebesar Rp 0,553.

4.2.2.3 Pengujian Hipotesis

Universitas Sumatera Utara

1. Uji Signifikansi Simultan Uji- F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah: c. H :b 1 = � 2 = � 3 =0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap harga saham. d. H a : minimal satu � � ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap harga saham. D engan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig.F 0,05 maka H diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F 0,05 maka H a diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan nilai F tabel. Dimana kriterianya, yaitu: c. H diterima jika F hitung d. H a diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 F tabel pada α = 5 Tabel 4.13 Universitas Sumatera Utara ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2.444 3 .815 195.991 .000 a Residual .150 36 .004 Total 2.593 39 a. Predictors: Constant, LnN.Tukar, LnS.Bunga, LnInflasi b. Dependent Variable: LnH.Saham Sumber : Hasil olahan SPSS 16.00, 2014 Berdasarkan hasil SPSS diperoleh nilai sig 0.00 lebih kecil dari 0.05,dan F hitung 195,991 F tabel 2.84 sehingga dapat dinyatakan H ditolak H a diterima, artinya secara bersamaan variabel-variabel bebas yaitu tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu harga saham. Maka hasil pengujian menurut tabel adalah sebagai berikut: n = jumlah sampel = 40 k = jumlah seluruh variabel = 4 �� 1 = derajat pembilang = k-1 = 3 �� 2 = derajat penyebut = n-k = 36 Pada tingkat signifikansi α= 0.05 diperoleh F tabel = 2,84 F hitung F tabel = 195,991 2,84 H a diterima. Artinya secara serempak variabel tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

2. Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Universitas Sumatera Utara Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat: Bentuk pengujiannya adalah: H : b i = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat. H : b i = 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan menggu nakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig. 0,05 H diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. 0,05 H a diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Tabel 4.14 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 9.733 1.359 7.164 .000 LnInflasi .444 .058 .437 7.599 .000 LnS.Bunga -3.754 .163 -1.205 -23.083 .000 LnN.Tukar .553 .150 .172 3.688 .001 a. Dependent Variable: LnH.Saham Sumber: Hasil olahan SPSS 16.00, 2014 Pada Tabel 4.14 diatas dapat dilihat hasil uji signifikansi parsial masing- masing variabel sebagai berikut: 1. Variabel Tingkat Inflasi Universitas Sumatera Utara Variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan 0,00 0,05 dan t hitung 7,599 T tabel 2,021 secara parsial terhadap harga saham perusahaan Bank BUMN di Bursa Efek Indonesia. 2. Variabel Suku Bunga Variabel suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan 0,00 0,05 dan juga terlihat dari nilai t hitung -23,083 t tabel 2,021 secara parsial terhadap harga saham perusahaan Bank BUMN di Bursa Efek Indonesia. 3. Variabel Nilai Tukar Variabel nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan 0,001 0,05 dan t hitung 3,688 t tabel 2,021 secara parsial terhadap harga saham perusahaan Bank BUMN di Bursa Efek Indonesia.

3. Koefisien Determinasi Uji Goodeness of Fit

Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya variasi variable terikat dependent variable yang dipengaruhi oleh variasi variabel bebas independent variable. Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple R 2 koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Apabila nilai R 2 suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen. Adjusted R Square ini digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh faktor- faktor yang ditimbulkan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Variables EnteredRemoved b Model Variables Entered Variables Removed Method 1 LnN.Tukar, LnS.Bunga, LnInflasi a . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: LnH.Saham Sumber : Hasil Olahan SPSS 16.00, 2014 Pada Tabel 4.15 dinyatakan bahwa variabel nilai tukar, suku bunga, dan inflasi tidak ada yang dikeluarkan dari persamaan yang ditunjukkan oleh kolom Variables Removed yang kosong. Metode yang dipilih adalah metode Enter. Setelah mengetahui bahwa seluruh variabel dimasukkan dalam analisis persamaan maka dilakukan pengujian hipotesis koefisien korelasi dan koefisien determinasi. Tipe hubungan antara variabel dapat dilihat berikut ini: Tabel 4.16 Hubungan Antar Variabel Nilai Interpretasi 0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0,39 Tidak Erat 0,4 – 0,59 Cukup Erat 0,6 – 0,79 Erat 0,8 – 0,99 Sangat Erat Sumber:http:duwiconsultant.blogspot.com201111analisis-korelasi- parsial.html?m=1 Tabel 4.17 Model Summary b Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0,971 atau 97,1 yang berarti bahwa hubungan antara harga saham dengan variabel bebas nya tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar adalah sangat erat. Pada Tabel 4.17 telah ditunjukk an nilai R Square dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,942 yang berarti 94,2 variasi dari harga saham dijelaskan oleh ketiga variabel bebas yaitu tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar. Sedangkan sisanya 5,8 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Standard Error of Estimated artinya mengukur variabel dari nilai yang diprediksi. Standard Error of Estimated disebut juga standar deviasi. Standard Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 0,06447. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.3 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

7 96 143

Pengaruh Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Tukar Rupiah, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia

1 37 92

Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham pada Industri Rokok di Bursa Efek Indonesia

8 118 91

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia

0 42 84

PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR DOLLAR TERHADAP HARGA SAHAM PROPERTI YANG Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI Dan Nilai Tukar Dollar Terhadap Harga Saham Properti Yang Terdaftar Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN.

0 1 8

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PT GURANG GARAM ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PT GURANG GARAM Tbk di BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 7

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PT. GUDANG GARAM Tbk. ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PT. GUDANG GARAM Tbk. DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 1 11

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

0 1 12

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1 7 10