2.5.2.1 Fungsi Suku Bunga Dalam Perekonomian
Tingkat suku bunga mempunyai beberapa fungsi dalam suatu
perekonomian, antara lain Sunariah, 2006:80-81:
1. Sebagai daya tarik bagi penabung individu, institusi, atau lembaga yang mempunyai dana yang lebih untuk di investasikan.
2. Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat kontrol bagi pemerintah terhadap dana langsung investasi pada sektor-sektor ekonomi.
3. Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam mengendalikan penawaran dan permintaan uang beredar dalam suatu
perekonomian. 4. Pemerintah dapat memanipulasi tingkat suku bunga untuk meningkatkan
produksi, sebagai akibatnya tingkat bunga dapat digunakan untuk mengontrol tingkat inflasi.
2.5.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga selain perkiraan inflasi, tingkat likuiditas aktiva yang dikehendaki, dan keadaan permintaan dan
penawaran Brigham dan Houston, 2001: 158 adalah: 1. Kebijakan Bank Sentral
2. Besarnya defisit anggaran pendapatan dan belanja negara 3. Neraca perdagangan luar negeri
4. Tingkat kegiatan usaha
2.5.2.3 Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan Harga Saham
Universitas Sumatera Utara
Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi variabilitas return suatu investasi tercermin akibat perubahan harga saham. Perubahan suku bunga akan
mempengaruhi harga saham secara terbalik ceteris paribus. Apabila suku bunga meningkat maka harga saham akan turun, hal tersebut dapat terjadi karena
investor akan lebih tertarik terhadap investasi yang terkait dengan suku bunga misalnya deposito dengan cara memindahkan investasinya dari saham. Apabila
saham dikatakan overvalued, saham tersebut akan banyak dijual, dengan kata lain bahwa permintaan lebih kecil daripada penawaran akan mengakibatkan harga
saham tersebut turun. Demikian pula sebaliknya apabila suku bunga menurun maka harga saham akan menjadi naik, hal tersebut dapat terjadi disebabkan
jumlah saham yang diminta akan menjadi banyak undervalued, yang sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran maka harga akan naik atau lebih tinggi
Tandelilin,2010:101 2.5.3 Nilai Tukar Kurs
Nilai tukar adalah harga satu satuan mata uang dalam satuan mata uang lain Samuelson, 2004:305. Nilai tukar ditentukan dalam pasar valuta asing, yaitu
pasar tempat berbagai mata uang yang berbeda diperdagangkan. Kurs valuta asing USD yang bergejolak terlalu tinggi sehingga rupiah mengalami depresiasi akan
menyebabkan memburuknya sektor perekonomian secara menyeluruh dan perdagangan saham di pasar menjadi lesu. Permintaan dan penawaran valuta asing
pada foreign exchange market menentukan besarnya kurs mata uang dalam negeri. Jika kurs mengalami depresiasi berarti, permintaan terhadap mata uang
dalam negeri menurun atau dengan kata lain terjadi peningkatan permintaan
Universitas Sumatera Utara
terhadap mata uang luar negeri dollar. jika nilai tukar mengalami depresiasi dollar menjadi lebih mahal, maka masyarakat investor lebih cenderung untuk
bermain di pasar valuta asing, dengan membeli dollar sebanyak mungkin untuk tujuan spekulatif. Hal ini menyebabkan permintaan akan saham mengalami
penurunan Tandelilin, 2010:344. Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi permintaan asing, yaitu:
1. Faktor pembiayaan impor. Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan
cenderung melemah. Sebaliknya, jika impor menurun, maka permintaan valuta asing menurun sehingga mendorong menguatnya nilai tukar.
2. Faktor aliran modal keluar. Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar permintaan valuta asing dan pada lanjutannya akan memperlemah nilai
tukar. Aliran modal keluar meliputi pembayaran hutang penduduk Indonesia baik swasta dan pemerintah kepada pihak asing dan penempatan dana
penduduk Indonesia keluar negeri. 3. Kegiatan spekulasi. Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang
dilakukan oleh spekulan maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga memperlemah nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang
asing. Sementara itu, penawaran valuta asing dipengaruhi oleh 2 dua faktor
utama, yaitu: 1. Faktor penerimaan hasil ekspor. Semakin besar volume penerimaan ekspor
barang dan jasa, maka semakin besar jumlah valuta asing yang dimiliki oleh
Universitas Sumatera Utara
suatu negara dan pada lanjutannya nilai tukar terhadap mata uang asing cenderung menguat atau apresiasi. Sebaliknya, jika ekspor menurun, maka
jumlah valuta asing yang dimiliki semakin menurun sehingga nilai tukar juga cenderung mengalami depresiasi.
2. Faktor aliran modal masuk capital inflow. Semakin besar aliran modal masuk, maka nilai tukar cenderung semakin menguat. Aliran modal masuk
tersebut dapat berupa penerimaan hutang luar negeri, penempatan hutang luar negeri, penempatan dana jangka pendek oleh pihak asing portofolio
investment dan investasi langsung pihak asing foreign direct investment.
2.5.3.1 Teori Nilai Tukar