masyarakat, maka diharapkan konservasi suatu kawasan tidak melahirkan people outside the plan, sehingga kegiatan konservasi dan
pengembangan kawasan mendapat dukungan dari masyarakat setempat.
2.6. Persepsi dan Preferensi Masyarakat
Peran serta masyarakat dalam penjelasan UU Tata Ruang No. 24 tahun 1992 pasal 12 ayat 1 merupakan hal yang sangat penting dalam
penataan ruang karena pada akhirnya hasil penataan ruang adalah untuk kepentingan scluruh lapisan masyarakat serta untuk tercapainya tujuan
penataan ruang. Semua kepentingan disini terdiri dari kepentingan pemerintah dan masyarakat secara adil dengan memperhatikan golongan
ekonomi lemah Penjelasan pasal 2 UUTR No. 24 tahun 1992. Masyarakat berperan sebagai mitra pemerintah dalam penataan ruang.
Untuk itu, masyarakat mendayagunakan kemampuannya secara aktif sebagai sarana untuk melaksanakan peran serta masyarakat dalam
mencapai tujuan penataan ruang Penjelasan pasal 12 UUTR No. 24 tahun 1992. Salah satu bentuk peran serta masyarakat dapat diwujudkan
dengan menggunakan haknya untuk mengajukan usul, memberi saran, atau mengajukan keberatan kepada pemerintah dalam rangka penataan
ruang Penjelasan pasal 4 ayat 2 UUTR No. 24 tahun 1992.
Persepsi masyarakat dalam penataan ruang ini sesuai dengan asas penataan ruang yang tercantum dalam Penjelasan UUTR No. 24 tahun
1992 pasal 2, bahwa penataan ruang dilakukan secara terpadu dan menyeluruh mencakup antara lain pertimbangan aspek waktu, modal,
optimasi, daya dukung lingkungan, daya tampung lingkungan, dan geopolitik. Dalam mempertimbangkan aspek waktu, suatu perencanaan
tata ruang memperhatikan adanya aspek prakiraan, ruang lingkup wilayah yang direncanakan, persepsi yang mengungkapkan berbagai keinginan
serta kebutuhan dan tujuan pemanfaatan ruang. Hal ini berarti persepsi masyarakat menjadi salah satu pertimbangan dalam perencanaan tata
ruang. Persepsi dalam Kamus Tata Ruang diartikan sebagai tanggapan
atau pengertian yang terbentuk langsung dari suatu peristiwa atau pembicaraan, dapat juga diartikan sebagai pengertian yang terbentuk
lewat proses yang diperoleh melalui panca indera Kamus Tata Ruang Edisi 1: 82. Persepsi menurut Gibson dalam Anggawijaya, 2002: 33
adalah proses pemberian arti atau proses kognitif seseorang terhadap lingkungannya, yang dipergunakan untuk menafsirkan dan memahami
dunia sekitarnya. Dengan demikian setiap orang mempunyai perbedaan cara pandang dan penafsiran terhadap suatu objek atau fenomena
tertentu. Lebih lanjut Gibson menjelaskan bahwa persepsi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor situasi, kebutuhan dan
keinginan juga keadaan emosi. Adanya beberapa faktor yang
memepengaruhi persepsi masyarakat maka mau tidak mau masyarakat dihadapkan oleh suatu pilihan atau preferensi, dimana faktor terbaiklah
nantinya yang akan dilaksanakan. Kamus Bahasa Indonesia Edisi 2: 189 Preferensi atau pilihan masyarakat yang terungkap dalam persepsi
harus tercermin dalam perencanaan agar dapat menjamin kepentingan masyarakat lemah. Oleh karena itu, perencanaan harus meliputi dua
proses timbal balik Kartasasmita, 1996: 162, yaitu: Dari bawah, yang mencerminkan apa yang dikehendaki masyarakat
dan keadaan yang nyata di lapangan. Dari atas, yang memperhitungkan kepentingan nasional,
kebijaksanaan makro dan sumber daya yang tersedia, serta potensi yang dikembangkan secara nasional.
Terkait dengan studi yang akan dilakukan, maka dengan mengetahui persepsi dan preferensi masyarakat setempat terhadap pengembangan
kawasan Tamansari maka diharapkan dapat dipahami bagaimana masyarakat memandang lingkungan hunian mereka, bagaimana
tanggapan dan pemahaman mereka terhadap rencana pengembangan kawasan tersebut, bagaimana tanggapan mereka terhadap penanganan
permukiman di dalam kawasan, apa yang diharapkan masyarakat. Sehingga hasil dari pemahaman persepsi dan preferensi tersebut dapat
menjadi pertimbangan bagi berbagai elemen yang terkait dengan keberlanjutan kawasan tersebut dalam menentukan tindakan yang tepat
terhadap lingkungan hunian ini, seperti yang ditegaskan Budihardjo dan
Sudanti 1993: 49 persepsi dan preferensi masyarakat yang menjadi kelompok sasaran perencanaan perlu dipahami dan diserap hingga luluh
dalam pengembangan.
2.7. Peninggalan Sejarah dan Konservasi Budaya